tag:blogger.com,1999:blog-36510466015935981062024-03-12T17:47:24.601-07:00DAFTAR CERITA SEKSKumpulan Cerita Seks Paling UpdateLiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-27613285680742258792019-07-13T02:58:00.001-07:002019-07-13T02:58:12.321-07:00Cerita Dewasa - Bercinta Di Tepi Pantai Sama Cewek Semok !<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLNP29xoujDhjuwestI-jEb6Wl-spZnKFZJJTKAbZTdLRePNdD_LHwqsUXPXkrYoGpbLoPYYea3RQ_crH9z0w1i_V0CxofWI_SznEm6Ld4pAC-GX8yoSB7Mox72KXiV0-ttFZuJ93umSrJ/s1600/788059-1000xauto-ratu-tik-tok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1250" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLNP29xoujDhjuwestI-jEb6Wl-spZnKFZJJTKAbZTdLRePNdD_LHwqsUXPXkrYoGpbLoPYYea3RQ_crH9z0w1i_V0CxofWI_SznEm6Ld4pAC-GX8yoSB7Mox72KXiV0-ttFZuJ93umSrJ/s640/788059-1000xauto-ratu-tik-tok.jpg" width="512" /></a></div>
<br />
Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.<br /><br />Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.<br /><br />Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.<br /><br />Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.<br /><br />Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.<br /><br />Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.<br /><br />Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.<br /><br />Baca Juga > Cerita Sex Tante Michelle Yang Montok Tak Dapat Kutahan<br /><br />Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.<br /><br />“ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya<br />“ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku<br /><br />Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.<br /><br />Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .<br /><br />“ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.<br />“ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku<br />“ Iya ,tapi sakit “ katanya<br />“ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.<br /><br />Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.<br />“ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah<br /><br />Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.<br /><br />“Ukh,…teruskan yang “ kataku<br />“ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.<br />“ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.<br /><br />Baca Juga > Cerita Sex Si Cantik Ana Ku Selingkuhi<br /><br />“Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .<br /><br />“Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .<br /><br />Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.<br /><br />“Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku<br />“Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.<br /><br />“Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya<br />“Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.<br /><br />“Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.<br /><br />“Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini. Prediksi Bola<br /><br />Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-74301267125069837582019-07-10T22:51:00.003-07:002019-07-10T22:51:56.719-07:00Cerita Dewasa - Body Semok Ibu Kost Yang Buat Aku Jadi Ingin Bercinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXbo_581Q42O8wpJXgjnxn5lZ6Im7XaNeAe2NN7CrOjpg5fGnaHDk5huRRImDc-youyRG46WXKJY7kUrBBcnRIsRgiPyA8x9WWx57gJxwTw3dT1tuJglU0dwbACXmgkGCQ6vjajmtyDnXH/s1600/62503661_139947840444049_5862486496434010943_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXbo_581Q42O8wpJXgjnxn5lZ6Im7XaNeAe2NN7CrOjpg5fGnaHDk5huRRImDc-youyRG46WXKJY7kUrBBcnRIsRgiPyA8x9WWx57gJxwTw3dT1tuJglU0dwbACXmgkGCQ6vjajmtyDnXH/s400/62503661_139947840444049_5862486496434010943_n.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
terus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily.Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sampai satu hari waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack Zaki ada di dalem gak?” Sontak Zaki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack” bu Lily membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie” jawab Zaki dengan sedikit memohon.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bu Lily terlihat sedikit berpikir”mmmm boleh deh, tapi jangan lama-lama ya emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm pasti buat cewe mu ya”dia terlihat kurang senang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“ah nggak juga kok bu.. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu Lily yang kurang senang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“huhlaki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh sama aja dengan suamiku.”keluh bu Lily dengan nada kesal.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“hhhhh.”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu. “jawab Zaki kikuk</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu boleh kan Zack?” suara bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Zaki.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“ah kamu Zack emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat sesuatu busyet Zaki memaki dalam hati “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmmeeeiya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss . Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu? Takutnya nanti di bilang lancang lho tapi kalo mau jujur. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bu Lily tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat dari mananya bisa bilang begitu?”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Zaki jadi cengar cengir,” .itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu. Bilang aja”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke bagian depan uupss terlihat belahan dada yang hmmm sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang masih sangat menggoda”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat hhhhhhhhciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke lehernya. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang masih terbungkus bra itu. “hhhhhhhhh” nafas bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Lily tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Zaki melingkari pinggang Zaki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Uupps. Zaki tersentak dan sadar.,”upshhh maaf bu maaf bu saya terbawa suasana.” Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lily.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack kita sudah memulainya dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam kamu harus menyelesaikannya Zack” tatapan bu Lily terlihat semakin sendu<br style="box-sizing: inherit;" />“mmm ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu bisa gawat dong pak Kardi juga bisa marah besar bu” jawab Zaki.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lily. Kemudian dengan tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Zaki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily. Sampai bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan mengganggu.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily hmmm nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.<span> </span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bu Lily yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung melumat bibir Zaki dengan nafsu yang membara. Zaki membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily mendorong lembut badan Zaki, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu. Zaki mendorong lembut tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya “HHHH. AHHH.MMMH.”suara bu Lily mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang kegelian.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily mengerang kenikmatan,”AHHHH. MMMMH HHH Zack.UHH”desahan birahi yang memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack. Ayo sayang masukkin Zack hhhhmmmmh.” Suara bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan tenang Zaki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap. Bu Lily semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH.TERUSKAN ZACK.AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMHMHHHHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Lily memeluk Zaki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Lily memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki lebih dalam. Zaki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Zaki meneruskan pertempuran. “ZackAHH..AH..AH..UHTERUS ZACK. AHHHAHH IBU SAMPAIZACK.AHHHHHHHHH MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lily mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Zaki kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Lily. Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya disamping bu Lily. Terdiam untuk beberapa saat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang ini rahasia kita berdua I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“mmmbaik bu”belum sempat Zaki menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong”ucap bu Lily manja.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“iya sayang.” Balas Zaki, senyum manis merekah di bibir seksi bu Lily.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 1.5em; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah itu dengan cepat Zaki dan bu Lily merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang tar malem suamiku gak ada di rumah.. aku tunggu di kamar ya berapa ronde pun dilakoni buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-34371556874644089132019-06-20T04:46:00.002-07:002019-06-28T01:59:59.169-07:00Cerita Dewasa - Cinta Satu Malam , Malam Yang Indah !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi0V2czMCG0VsQQFez0q6zgU9S52EpwVRphtvvQN4s93kbG6R676CwAoy-ZTJ-oRgzkQYpTizbBTaLxN5pCL9LnP32BLRuJfeV176NMQRr2zExSiajOiDdJ4xGgGJ95MyRotxnP9U-5uRS/s1600/50a1c6b3506b0323c853345df6acc0c1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi0V2czMCG0VsQQFez0q6zgU9S52EpwVRphtvvQN4s93kbG6R676CwAoy-ZTJ-oRgzkQYpTizbBTaLxN5pCL9LnP32BLRuJfeV176NMQRr2zExSiajOiDdJ4xGgGJ95MyRotxnP9U-5uRS/s400/50a1c6b3506b0323c853345df6acc0c1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
malam itu aku hanya dapat tidur nyenyak 3 jam saja. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Usahaku yang kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Kulihat Iswani masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yang akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. Kuputuskan untuk bangun dan duduk termenung di kursi didalam kamar penginapan. Kupandangi meja disebelahku yang penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yang tak ada isinya. Kupindahkan semua barang diatas meja keatas laci, lalu kubersihkan meja itu. Kemudia aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian yang telah terpilah-pilah itu kubaca lagi dengan lebih teliti dan menguraikan isinya didalam otakku sehingga terbentuklah sebuah bahan informasi yang berhubung-hubungan satu sama lainnya. Beberapa data yang masih kurang demi kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku. Kemungkinan-kemungkinan tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Dengan berusaha secermat mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang kucatat kubayangkan pula langkah-langkah kerja yang akan kulakukan. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Setiap hal penting yang muncul dari bayanganku kutulis dalam jurnal. Kubaca lagi rencana kerja yang telah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. Seusai mengulang dan merubahnya hingga kurasa cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja didalam penginapan yang sebenarnya tidak ideal untuk dipakai kerja membuat leherku terasa pegal. Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung. Kukenakan jaketku dan keluar dari kamar mencari hawa segar. Di teras kamar aku melakukan stretching selama beberapa menit. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Merasa bosan, kuambil rokokku yang selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Iswani keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha. “Sudah ngopi, Tok?”, tanyanya. Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok. “Tumben Tok tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku sempat melihatmu sibuk tapi karena masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja daripada membantumu”, komentarnya. “Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yang akan kuhadapi besok.<br />
<br />
“Mmm.. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau. “Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya. Beberapa tamu penginapan yang ada di kafetaria menoleh ke arah Iswani ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Pura-pura tidak tahu gelagat para pria yang sedang menaksirnya, Iswani mengajakku duduk di meja paling pojok. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Iswani agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Setelah memesan sarapan, Iswani mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit. “Kenapa sih Tok kamu kok banyak diam? nggak seperti biasanya”, tanya Iswani. “Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan besok”, jawabku santai. “Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, tanyanya lagi. “Daripada nggak ada yang kupikir”, jawabku. “Kenapa nggak mikir aku saja?”, tanyanya dengan senyum genit. “Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku. “Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami. Mungkin karena malu Iswani segera melepaskan cubitannya.<br />
“Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku.<br />
“Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai. “Enak saja, aku yang rugi Mbak, perusahaan tidak mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.<br />
<br />
Tak lama kemudian pesanan kami datang. “Tok, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yang langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin. “Itu karena pikiranmu belum dewasa. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu pikirkan akibatnya. Kamu tidak akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yang seperti itu.”, nasihat Iswani padaku. “Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik. “Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yang cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Aku suka pemuda seperti itu, cuman terkadang cuekmu sangat keterlaluan. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yang dilanjutkannya dengan pertanyaan. “Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. “Uhh.. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam. “Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yang hanya dibalas dengan senyumannya. “Mbak, pria yang duduk disana ada yang ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku. “Memangnya kamu sudah kenal, Tok?”, tanyanya. “Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati. “Kamu jangan macam-macam, Tok!”, ancamnya padaku yang lagi menikmati rokok.<br />
<br />
“Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yang pertama”, sambungnya. “Terus yang mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami yang ke berapa?”, tanyaku halus. “Dia yang kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan. “Kenapa Mbak mau dimadu?”, tanyaku tambah penasaran. “Daripada hidup menjanda, jadi istri muda yang sering ditinggal suami saja seperti ini saja sudah susah apalagi jadi janda kembang”, jawabnya mengeluh. “Eh Mbak, jangan besar kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yang seperti di makam-makam, bagaimana? Pasti yang tertarik adalah golongan hantu-hantu, hehehe..”, gurauku merubah raut muka sedihnya menjadi kemarahan. “Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. “Sudah Tok, ayo kembali ke kamar!”, ajaknya. Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Iswani yang lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Sementara itu Iswani melepas pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya. “Melamun apa Tok”, tanya Iswani. Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya, Prediksi Bola<br />
<br />
“Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yang Mbak tadi bilang”. “Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku. Duduk tepat didepan tangan Iswani sudah mulai merapat dengan tubuhku. Mengantisipasi cubitannya yang menyakitkan, kedua tangannya kutangkap dengan cepat. “Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak..”, katau meminta belas kasihannya. “Tidak Tok, yang ini pasti kamu suka, percaya deh..”, katanya meyakinkan. Meski masih ragu tapi pegangan tanganku sudah mengendor dan tangan Iswani telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yang halus diatas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit kemaluanku. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. Dengan mata terpejam kurasakan usapan tangannya berubah menjadi remasan yang menghanyutkan dan membuat batang kemaluanku semakin tegak mengeras hingga tampak sangat menonjol. Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yang makin menggebu. Iswani membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku.<br />
<br />
Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. Ciuman basah berimbuh kuluman yang dilakukannya pada ujung batang kemaluanku membuatku mendesah, “Ah.. Mbak.. Mbak..”. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan. Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yang masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku. Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Iswani hanya memegang erat batang kemaluanku. Karena tak sabar lagi menahan keinginan untuk menikmati rangsangan yang lebih dari gesekkan tempurung kakiku pada daerah kemaluannya yang masih dibalut celana dalam, ia menegakkan badannya kembali. Dalam posisi berjongkok didepanku ia berusaha melepas celana dalamnya. Ketika celana dalamnya yang berusaha dilepaskannya sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yang hampir tak berubah.<br />
<br />
<br />
<br />
KAMI YG TERBESAR & TERBAIK Sejak TAHUN 2005 , TUNGGU APA LAGI YUK JOIN !!!<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2Z6bbuP" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="574" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGei9vOsX53jb1PpecKCd4Q0N2QhqItvLqJv0Lta-GIDkSXXCLA4U5x1_o5AxuiowvsFuyPQlc837FVAWAN6-hqe7RdiRRshP_Q1NtBTt98IhAfZXF5beDqihDUvigKRXdKZdUbGyb5c8U/s400/Lexustoto.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2Z6bbuP">LEXUSTOTO,COM</a></td></tr>
</tbody></table>
aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selakangannya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah kemaluannya. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku. Rupanya Iswani punya pikiran yang sama denganku. Kedua kakinya mulai ditarik kebelakang, selakangannya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun makin berpolah diseluruh bagian kemaluannya. Posisi Iswani yang berada diatas tubuhku segera dimanfaatkannya untuk kembali bermain dengan batang kemaluanku. Mengimbangi rangsangan yang kuberikan pada daerah kemaluannya, Iswani mengulum batang kemaluanku. Selama beberapa menit kami berdua saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yang pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya. Iswani menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya. Tapi kali ini aku ingin bereksperimen. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. Kaki kirinya kuangkat sedikit keatas dan kuletakkan diata pinggulku sehingga batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku dorongan maju-mundur yang semakin cepat.<br />
<br />
Tangan kiriku yang bebas meremas kedua payudaranya bergantian. Berbaring nyaman, tubuh Iswani mulai bergoyang seirama dengan gerakanku. Seiring dengan goyangan tubuhnya, Iswani mendesah-desah, “Ssh.. ssh.. Tok, mmh..”. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kudorong sisi kiri tubuh Iswani sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. Kudorong lebih dalam batang kemaluanku dalam liang kenikmatannya, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Beberapa saat kemudian tubuh Iswani bergetar seiring dengan klimkaksnya. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak dapat kutahan lagi. Kepuasan yang kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Tertidur pulas selama beberapa jam akhirnya aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yang ada dihadapanku adalah Iswani yang telah kembali balik kekamar setelah keluar entah kemana dan berapa lama. “Ya ampun Tok, kamu baru bangun!”, teriak Iswani. “Hmm.. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku “Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu!”, tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yang telah kuambil dari dalam tasku. Seusai mandi dan mengenakan pakaian aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Iswani duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yang berisi beberapa roti basah diatas meja. “Kamu sudah makan Tok? pasti belum, kalau tidur kamu kok kuat sekali!”, omelnya. “Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus. “Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi”, katanya. Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya, “Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?” “Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya. “Oh ya Tok, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tidak mengganggumu. Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. Ini notanya kamar sudah aku bayar sampai malam ini, jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau melanjutkan silakan bayar sendiri ya. Terima kasih banyak ya mau menemanin aku.”, kata Iswani dan mencium pipiku. Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan “Terima kasih banyak, Mbak”. Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung. Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini.LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-27868451993038901632019-06-20T04:20:00.001-07:002019-06-28T01:59:52.731-07:00Cerita Dewasa - Bersetubuh Dengan Tunangan Temanku , Ceweknya Cantik Bangett !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuxxSe5gyIla0xPC-c4HrY2gMDPGDTcx8HRh0n0U-ZAs4MNmQHcT8oksMi64Ijru2yPRjbBg7aT-xklJ0Fgi0xYiQa947sodfkBPZBw4TbnAxMihj7i5VcNy3hIZpRtiZgqD6QCzjxph1j/s1600/20214071_854140864748859_3619780728918638592_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="591" data-original-width="479" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuxxSe5gyIla0xPC-c4HrY2gMDPGDTcx8HRh0n0U-ZAs4MNmQHcT8oksMi64Ijru2yPRjbBg7aT-xklJ0Fgi0xYiQa947sodfkBPZBw4TbnAxMihj7i5VcNy3hIZpRtiZgqD6QCzjxph1j/s400/20214071_854140864748859_3619780728918638592_n.jpg" width="323" /></a></div>
<br />
seorang Pria bernama Dodi yang menaruh hati kepada teman wanita sekantornya. Teman wanita dari dodi itu tak lain adalah tunangan teman sekantor Dodi yang beranama fredi. Dodipun tidak memperdulikan status wanita itu, dan pada akhirnya dodipun bersetubuh dengan tunangan Fredi. Namaku Dodi ( nama samaran ), usiaku saat ini 26 tahun, tinggi badan 173 cm, dan berat badanku 68 kg.<br />
<br />
Aku mengenal salah satu wanita dikantorku bernama Devinta, dia adalah sosok wanita yang aku kenal baru saja. Tapi entah mengapa aku sudah jatuh hati dengan dia. Mungkin saja aku jatuh cinta karena kecantikannya, selain cantik dia juga wanita yang ramah dan flexybel. So, dengan kepribadianya dia mempunyai banyak teman, namun mayoritas temannya adalah Pria. Meskipun belum lama mengenalku Devinta sendiri sudah sangat akrab sekali denganku. Oh iya guest, Devinta ini memiliki tubuh yang sangat ideal sekali.<br />
<br />
Dia mempunyai tinggi badan 169 cm dengan berat badan 56 kg, dengan berat badan dan tinggi yang ideal body-nya terlihat sangat sexy. Ditambah lagi Devinta juga mempunyai payudara yang lumayan indah, payudara yang tidak begitu besar, tapi terlihat padat dan bulat. Apalagi pantat Devinta sangat semok, kenyal dan kencang, hal itu menambah kesempurnaan Devinta. Hari demi hari aku-pun semakin dengan dia, tapi kedekatanku itu agak membuatku kecewa, Karena Devinta adalah kekasih temanku yang bernama Fredi dan sebentar lagi akan bertunangan. Huh. Tapi meskipun Devinta akan bertunangan, tapi tidak merubah kedekatan dengan teman-teman Pria-nya termasuk aku. Rasa cintaku kepada Devinta pun tidak pernah hilang. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Jujur saja guest, aku selalu berharap agar hubungan Devinta agar bubar. Tapi nampaknya harapanku kepada Devinta sedikit menemui titik terang, karena akhir-akhir ini aku dan dia selalu mengerjakan tugas kantor bersama, so, otomatis kita semakin dekat dong.hhe. Pekerjaan yang kita kerjakan bersama membuat aku selalu bersama Devinta. Tak jarang aku mendapatkan momen berdua dengan Devinta. Dan aku pun memberanikan diri untuk sedikit menunjukan rasa sukaku kepada Devinta, tidak kusangka ternyata Devinta pun juga merasakaan hal yang sama juga.<br />
<br />
Sampailah suatu hari aku melihat Devinta sedang duduk dan aku melihat nya sedang memandangi handphone-nya dengan sangat serius dan fokus. Hal itu membuatku penasaran dan aku langsung menuju ketempat dia duduk, dengan cara mengendap-endap karena aku ingin tau apa yang dilihat oleh Devinta. Sesampainya ditempat Devinta, ternyata dia sedang membaca artikel cerita sex disalah satu situs dewasa. Kemudian secara refleks akupun langsung mengagetkan dia,<br />
“ Ouhhhh kamu suka baca begituan ya Dev, pantes aja kelihatan serius sekali..hha ?? ” tanyaku mengagetkan Devinta.<br />
<br />
Secara refleks, Devinta pun langsung menutup Hanphone-nya dan berkata,<br />
“ Kamu kok tiba-tiba disini, emang kamu dari mana, kok aku gak tau kedatanganmu Dod?? ” tanya Devinta dengan terkejut.<br />
“ Udah deeeh gak usah malu-malu, lanjutin aja bacanya ” ujarku.<br />
“ Enggak aahh ada kamu ” balas Devinta.<br />
<br />
“ Gak papa kok, kadang aku juga suka baca yang begituan kok ” ucapku.<br />
“ Aaahhh kamu ternyata sama aja Dod.” ucapnya,<br />
“ Emang kalau baca aja, nanti kalau sudah horny kamu ngapain Dev?? ” tanyaku.<br />
“ Ya gak ngapa-ngapain to Dod, ya mau ngapain lagi ” jawab Devinta.<br />
“ Aaaahhh yang bener, cewek kalau horny kan biasanya minta disetubuhi Dev ? ” cetusku sambil mendekatkan tubuhku kepada Devinta.<br />
<br />
“ Iyhaa bener juga siiih kata kamu Dod ” jawab Devinta sambil tertawa.<br />
Dan kemudian Devinta mengatakan sesuatu yang sangat mengagetkan hatiku.<br />
“ Kamu udah punya pacar Dod..? ” tanya Devinta.<br />
“ Eh, belom.. nggak laku Dev.. mana ada yang mau sama Aku..? ” jawabku sedikit berbohong.<br />
“ Ah bohong Kamu Dod..! ” ucap Devinta sambil mencubit lenganku.<br />
Secara tiba- tiba aliran darahku-pun seperti mengalir dengan cepat, otomatis titikupun berdiri dengan perlahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya Devinta melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.<br />
<br />
“ Ada apa Dev..? Minumannya sudah habis juga..? ” kataku pura-pura bodoh.<br />
“ Dod, Kamu mau nolongin Aku..? ” ucap Devinta seperti memelas.<br />
“ Iyaa.., ada apa Dev..? ” jawabku.<br />
“ Aku.., Aku.. pengen bercinta Dod..? ” pinta Devinta.<br />
“ Hah..! ”<br />
kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.<br />
“ Ka.., Kamu..? ” ujarku terbata-bata.<br />
<br />
Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku.<br />
<br />
“ Aku pengen bercinta sama Kamu, Dod..! Puasin Aku Dod..! ” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “ Aahh..! ” aku mendesah.<br />
Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan.<br />
<br />
“ Aahh Dod..! ” dessahnya,<br />
Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam Kaosnya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.<br />
“ Dod.., buka dong bajunya..! ” katanya manja.<br />
“ Bukain dong Dev.., ” kataku. Sambil menciumiku,<br />
Devinta membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya.<br />
<br />
“ Akhh.., Dev. ” desahku,<br />
Kemudian Devinta mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika Melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas. Devinta Melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.<br />
<br />
“ Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati,<br />
Sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Devinta sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku.<br />
<br />
“ Auwww.., sakit dong Dev..! ” kataku sambil agak meringis.<br />
Devinta seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,#AGEN BOLA TERPERCAYA<br />
“ Dev, Aku mau keluar.. akhh..! ” Devinta cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,<br />
<br />
“ Croott.. croott.. croott.. !!! ”<br />
Aku menyemburkan Spermaku ke dalam mulut Devinta. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Devinta kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya dia telanjang bulat.<br />
Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku.<br />
<br />
“ Puasin Aku Dod..! ” katanya sambil memeluk tubuhku,<br />
Kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan,<br />
“ Ssss Uhhhh Aahh. ” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya.<br />
<br />
“ Okkhh..! Dodi sayang, terus Dod..! Okhh..! ” desahnya mulai tidak menentu.<br />
Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Devinta mulai Devenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus Vaginanya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah Itil. Devinta semakin Devenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya Itil, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot Itilnya<br />
<br />
“ Aakkhh.. Dod.., ” Devinta menjerit agak keras,<br />
Rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot Itilnya.<br />
<br />
“ Dod..! Masukin Dod..! Masukin..! ” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu.<br />
Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan kejantananku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.<br />
“ Udah dong Dod..! Cepet masukin..! ” katanya manja.<br />
Hemmm rupanya ini cewek nggak sabaran banget ya ( kataku dalam hati ).Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sFredikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku.<br />
“ Bless..! ” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Devinta.<br />
“ Aaakkhh Dod..! ” desah Devinta.<br />
<br />
SITUS BO PALING AMAN YANG KAMI REFERENSIKAN , MODAL KECIL JADI JUTAWAN<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2uZ3jgO" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="437" data-original-width="640" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBZEgQuDPlRtcNrSZxM_dY9u1kpDsibE2MoRK8H75JLG-gn4k658wfGVoJE-lYUbS3cRVsqB7s796hZr9aT0mpLE-AHF32CrJHePy64cwg0A-vev_cnlQmupf3WcDPRblDqfrrBUngDC0T/s400/5802daf6c777b86d574c41d246e4a530.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2uZ3jgO">LEXUSTOTO . NET </a></td></tr>
</tbody></table>
Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Devinta. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua payudaranya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.#AGEN POKER ONLINE<br />
“ Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..! ” erang Devinta sambil tangannya memegang kedua pipiku.<br />
Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Devinta mengejang,<br />
“ Aaakkhh! ”<br />
<br />
Ternyata Devinta sudah mencapai puncaknya duluan.<br />
“ Aku udah keluar duluan Sayang..! ” ucapnya,<br />
“ Aku masih lama Dev.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.<br />
Kemudian kuangkat tubuh Devinta ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Devinta melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pinggul Devinta.<br />
“ Aakkhh Dev.., punya Kamu enak sekali. ” kataku memuji,<br />
Devinta hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.<br />
<br />
“ Aahh Dev.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.<br />
“ Aku juga Dod..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..! ” kata Devinta sambil menggoyang pantatnya yang semok dan kenyal itu. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Goyangan pinggul Devinta semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Devinta, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,<br />
“ Aaakkhh! ” jerit Devinta sambil menancapkan kukunya ke pundakku.<br />
“ Aakhh, Devinta.., Aku sayang Kamuu..! ” erangku sambil mendekap tubuh Devinta.<br />
Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon yang berlari beberapa Kilometer.<br />
“ Kamu strong sekali ya Dod, makasih ya Dod udah muasin aku . emuaaachhh! ” puji Devinta sembari mengecup bibirku. Agen Poker Terpercaya Royalkartu.com<br />
<br />
“ Iya Dev, aku juga makasih banget karena hari ini kamu udah buat aku puass juga, emuuuuachhh ” pujiku sembari kubalas ciuman kecilnya tadi.<br />
Singkat cerita setelah kami melakukan hubungan intim tadi, kamipun berpelukan erat dan sejenak menghela nafas. Tak lama kemudian kami-pun bergegas merapikan diri dan memakai pakain kami, karena kami takut kejadian skandal kami dipergoki tunangannya. Sejak kejadian itu kamipun sering melakukan hubungan sex dimana saja selama ada kesempatan, dan sampai sekarang hubungan kami masih berlanjut.<br />
<br />LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-12225880538277872062019-06-20T04:12:00.000-07:002019-06-28T01:59:45.581-07:00Cerita Dewasa - Malam Pertama Yang Tak Terlupakan !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEift3a6Ifw7YfKPxMeo7-cU1kbUZABU5hI0jFFCE4RL54kZqXmoY1hWU9h_l8jnHE_WeEFpT5LiLjZIH8UVLUCeA9mIUX0KTwHhJ4AED951w_8jmANsli0OI3hpwsbqLSrSEGd159iHNObJ/s1600/ms-glow-untuk-remaja.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1045" data-original-width="1045" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEift3a6Ifw7YfKPxMeo7-cU1kbUZABU5hI0jFFCE4RL54kZqXmoY1hWU9h_l8jnHE_WeEFpT5LiLjZIH8UVLUCeA9mIUX0KTwHhJ4AED951w_8jmANsli0OI3hpwsbqLSrSEGd159iHNObJ/s400/ms-glow-untuk-remaja.png" width="400" /></a></div>
<br />
statusku sekarang sudah mempunyai teman hidup. Setelah sekian lama kita menjalin relasi tanpa tanda yang formal dari KUA akhirnya cepat tadi lebih kurang pukul 08. 00 disaksikan orang tua, dua saksi sah dan ratusan orang daripada pihak mempelai pria ataupun waNisa, abdi telah formal menjadi serasi suami perempuan yang telah nyata, resmi, & bebas untuk melakukan tumpuan seks saat saja yang mana saja indah siang, silam, dikamar, didapur, dikamar membasuh, ditengah wisma, sambil intensif, sambil nonton TV, terpangkal kata peti penghulu tadinya bilangnya lepas sebebasnya usul sesuai secara aturan kepercayaan yang kita anut.<br />
Tibalah saatnya abdi memasuki silam pertama dalam kamar mempelai tepatnya lebih kurang pukul 23. 30 yang mana acara perjamuan pernikahan sudah usai, karet tamu tiada lagi yang datang, serta orang-orang dirumah juga siapa tahu tinggal banyak diantara kita saja yang masih tertutup menunggu logistik resepsi, tentang hal kebanyakan telah tertidur lena karena jelas kecapean menjaga tamu per tamu yang datang tidak henti ubah berganti cantik tamu atas pengantin adam, pengantin perempuan, maupun tamu dari pengampu kami. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Sesudah mengunci kuat pintu lubang, suamiku mengatakan setengah berbisik “Dik, itu malam baru kita serupa suami orang belakang. Tebak segala sesuatu yang hendak kita perbuat pertama kali dikamar pengantin tersebut? ” Menurut pertanyaan suamiku tersebut awak hanya tertunduk malu lalu menggeleng-gelengkan penyelenggara isyarat menyangkal tidak tau. Padahal sesungguhnya dalam hatiku banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun sebab aku segan jadi cuma bisa teringa-inga tanpa mampu berkata-kata.<br />
<br />
Sewaktu-waktu kulihat roman suamiku yang tak jeda menatap wajahku sambil tersenyum hingga walhasil dia memakai telunjuknya untuk menganggat daguku agak tidak terus tertunduk. Masih beserta perasaan meleng, akupun menjalin wajahku sampai menatap setia ke suak suamiku. Kulihat suamiku balik tersenyum yang reflek kubalas senyuman suamiku itu secara senyuman segan.<br />
<br />
“Abang kendi sekarang sudah biasa menjadi teman hidup adik, tidak perlu meleng seperti itu sedang dong! Kalian sudah lulus untuk bergumul dikamar serupa ini, jangan tegak digerebek penjaga atau kemas RT mampu semasa tunangan dulu” kelakar suamiku buktikan mencairkan situasi. Aku seharga mengangguk serta sedikit tertawa namun uniform menujukkan mereguk malu.<br />
<br />
& kami pula biar lansung berpilin, didalam pelukkan suamiku, saya merasa tersedia barang yang keras menumpang di pahaku. ternyata tongkat tersebut ialah kerisnya si suamiku yang sudah mulai dari menegang. awak pun menyimak suamiku & suamiku lansung mencium bingkai ku serta kedua tangannya satu mencoba-coba bagian puncak ku & satunya telah masuk pada CD ku.<br />
<br />
Terasa amat bila suamiku memengang miss V ku, ia beserta lembut mengosok-gosok klitorisku yang membuat saya tidak dapat mengontrol vitalitas birahi yang mulai menajam ini. Serta aku pula mengosok-gocok seluar suami ku dan awak cium-cium sosial suamiku serta setelah tersebut sambil bukan berpisah wahid sama unik kami berdua berjalan step by step menuju di ranjang.<br />
<br />
Sehabis sampai diranjang suamiku sepertinya sudah menyerana bisa nunggu lagi untuk menjalankan tugasnya ini, ia lansung menggagas semua bajuku dan bajunya. Ia lansung mengajariku gimana untuk sesap kerisnya yang sangat panjang & besar.. hahaha sampai-sampai mulutku yang kecil itu tidak terima untuk kerisnya.<br />
<br />
Aku pula biar berusaha agar tidak meniadakan suamiku, saya jilat serta hisap lembut keris suamiku kadang awak melirik karakter suamiku yang sedang mereguk serviceku yang amatir tersebut. Setelah lebih kurang 10 menit aku isap suamiku minta untuk foreplay dengan status 69. Saya sendiri si agak segan karena belum pernah barangku di menjilat sama orang2 lain, secara muka yang malu hamba juga merunut permintaan suamiku. Suamiku lansung menjilat-jilat miss V ku yang sudah biasa mulai bersimbah berlendir ini dan kita sesama baku menyervis mono sama beda.<br />
<br />
<br />
INILAH BO REFERENSI INFO TOTO DIJAMIN PELAYANANNYA TERBAIK , JIKA ADA MEMBER YANG BERMASALAH ATAU KETIDAK NYAMANAN DENGAN BO YANG KAMI REFERENSIKA SEGERA HUBUNGI KAMI , KAMI SIAP MELAYANI ANDA 24 JAM ..<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KUDZ4X" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="870" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx4MOEW9Yc_9C6rI5D8n-d7g66RjonsTDAc9_IG3vsVlU2mj3X2veT6hEDRDwicdcqGPiYhmtZxBgH60TGQ3rD28Zb59_hxGmYG6SdU4JreRo43_fOrFZLrTXOHeX2a5mIy82vFi3zZkyD/s400/AA.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KUDZ4X">ANGKASA4D</a></td></tr>
</tbody></table>
Setelah foreplay nya rampung suamiku membaringkanku dan merintis lebar ke-2 kakiku, walaupun masih meleng dan sekutil deg mumbang karna saya ni sedang perawan, oleh sebab itu aku pula biar dengan sosial bilang tentu suamiku untuk pelan-pelan saja, maklum belum pernah ML takut perih juga.<br />
<br />
Suamiku pula biar mulainya beserta pelan-pelan & ia jajal untuk mengikutkan kerisnya di miss v ku, ia mulai secara lembut pelan-pelan memasukkan kepala negeri kerisnya akan tetapi karena linu saya kendati menahan jasad suamiku untuk berhenti sejenak dan lambat-lambat masuk. Suamiku tau bahwa aku juga sakit oleh karena itu dia pula biar dengan lagak mainnya. Lembut keris kendati masuk di dalam miss v ku dan berasa banget kalu ada tongkat yang rusuh muat di lobang miss v ku. dan sentimen itu rumit untuk disebut “sakit aduk enak”.<br />
<br />
Teman hidup ku pula biar pelan-pelan pulang balik kerisnya serta lama-lama kiranya karna awak juga teransang jadinya menyerana gt berasa sakitnya sekalipun ada wahid perasaan yang enak then aku pula biar menikmatinya, sesudah 20 menit gitu suamiku bergoyang-goyang lebih dari tubuhku, saya melihat jika suamiku telah mulai kecapean jadi awak pun menugasi suamiku untuk mengajarku kapasitas lain yang biar saya yang menyervisnya. si suamiku lansung tinggikan keluar kerisnya, dan dikerisnya terdapat penuh darah perawanku yang sudah biasa aku pertahankan sekian lambat.<br />
<br />
Dan suamiku lansung menyemayamkan diranjang & menyuruh awak untuk menaikinya “ya sumbuk lagi nunggang kuda” suamiku menyuruh saya untuk bergerak dan dia menempatkan tangan ku pada dada nya untuk jari-jariku bisa tampil sama klitoris nya. Serta suamiku ke-2 tangannya pun sambil merisik dada ku yang situ montok. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Sesudah aku goyang-goyang lumayan lelet, suamiku memintaku untuk hidup dan merungkuk di tilam, sedangkan suamiku bangun serta berlutut dibelakangku. ia membawa pinggulku & menusuk daripada belakang. dipikiran ku suamiku ini memuaskan juga sungguh sudah target sejam abdi berhubungan akan tetapi suamiku tetap terlihat cegak aja. & suamiku pula dorong-dorong awak dari besok.<br />
<br />
Makin didorong terasa kesebatan dorongannya bertambah cepat, lekas, cepat, serta makin segera, habis tersebut suamiku lansung ambil tampak kerisnya & lansung melegarkan badanku untuk berbaring serta menyemprot maninya di mukaku. Maninya yang menetes lalu ku berasa panas & ada lumayan bau. Sehabis semua mani nya crot dimukaku, saya sedot sedang keris suamiku nampak sungguh kalau suamiku terasa amat nikmat.<br />
<br />LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-20613867479475454782019-06-20T04:04:00.001-07:002019-06-28T01:59:37.011-07:00Cerita Dewasa - Mahisiswi Ini Gampang Sangekk !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC_cZH9zkMUxeoQVBYvkH9c_jNvMOzsaiVNrzweapXS4clvQlo2B3Ernr1OaSCEgFctbJHjVolLVCpV-mSziAp5_00H6QIpud4EU6F_vieRy3kinnxHT74Jubmx_Iip32PJC4Oi7KUm3gL/s1600/1591263.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC_cZH9zkMUxeoQVBYvkH9c_jNvMOzsaiVNrzweapXS4clvQlo2B3Ernr1OaSCEgFctbJHjVolLVCpV-mSziAp5_00H6QIpud4EU6F_vieRy3kinnxHT74Jubmx_Iip32PJC4Oi7KUm3gL/s400/1591263.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
pеrkеnаlkаn nаmаku Riyan, umurku ѕааt ini 21 tаhun, аku kuliаh diѕаlаh ѕаtu univеrѕitаѕ di Jogjakarta. Mеѕki aku terkenal pandai dan cukup berprestasi, nаmun аku ѕаngаt sedih dеngаn ѕifаtku уg ѕаngаt реmаlu tеrhаdар wаnitа. Pаdаhаl kаlаu аku ngаса, gаk jеlеk-jеlеk bаngеt, nаmun kеnара ѕifаt реmаlu dаn реndiаmku hinggар didаlаm diriku. Hаnуа kаlimаt itu уg ѕеlаlu mеnjаdi bеbаn рikirаnku ѕеtiар mаlаm.<br />
<br />
Wаlаuрun аku реmаlu dаn реndiаm, аku mеmрunуаi gаirаh Sеx уаng ѕаngаt tinggi. Aku ѕеring mеlаmрiаѕkаnnуа dеngаn mеnоntоn film-film роrnо dаri Indоnеѕiа. Dаri ѕаtu tеmаn dеkаtku dikаmрuѕ, tеrnуаtа аdа ѕаtu сеwеk уg nаkѕir dеngаnku. Nаmun сеwеk itu hаnуа mеmеndаmnуа ѕаjа kаrеnа ѕi сеwеk gаk mаu mulаi bеrkеnаlаn lеbih dulu.<br />
<br />
kеmudiаn аku mеmintа ѕаhаbаtku untuk mеmbеritаhu tеntаng ѕi сеwеk tеrѕеbut dаn аku ingin bеrkеnаlаn dulu. Kеtikа аku mintа untuk mеnunjukkаn оrаngnуа, kеbеtulаn реnаmрilаnnуа ѕеѕuаi dеgаn ѕеlеrаku. Tinggi tubuhnуа ѕаmа dеngаnku, kulit рutih bеrѕih, wаjаh mеnаrik, ukurаn tоkеtnуа jugа раѕ dеngаn gеnggаmаnku ѕеrtа bаdаnnуа раdаt bеriѕi.<br />
<br />
Sеbut ѕаjа nаmаnуа Nia. Sеjаk itu ѕеtiар kаli аku mеlihаtnуа, аku ѕеring bеrрikirаn еdаn, уаitu mеmbауаngkаn biѕа bеrѕеtubuh dеngаnnуа. Sеbаliknуа bilа iа mеlihаtku, ѕikарnуа biаѕа-biаѕа ѕаjа, wаlаuрun аku tаhu ѕеbеnаrnуа diа mеnуukаiku. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Pаdа ѕuаtu hаri уg tаk tеrdugа оlеhku, ѕеоlаh-оlаh kеinginаnku dikаbulkаn ?. Sааt kuliаh mаlаm ѕеlеѕаi ѕеkitаr jаm 7 mаlаm, аku kеluаr ruаngаn untuk mеnсuсi mukа, ѕеkеdаr mеnуеgаrkаn diri. Aku mеnuju WC kаmрuѕ уаng kеbеtulаn lеtаknуа аgаk mеnуеndiri dаri “реrаdаbаn” kаmрuѕ.<br />
<br />
Sаmраi diѕаnа аku mеndараti bеbеrара оrаng уg jugа аkаn mеmреrgunаkаn kаmаr mаndi. аku ingin buаng аir kесil dulu, tарi kаmаr mаndi ѕеdаng diраkаi. Prаktiѕ аku urungkаn ѕаjа. Bеgitu tibа gilirаnku, аku mеnuju kе аrаh krаn, tibа-tibа dаri аrаh рintu kаmаr mаndi уg tеrtutuр tаdi kеluаrlаh ѕеоrаng сеwеk уg ѕеlаmа ini kuѕukаi dаn diа jugа mеnginсаrku.<br />
<br />
Aku ѕаngаt tеkеjut mеlihаtnуа, ѕikарku hаmрir ѕаlаh tingkаh, bеgitu рun dеngаn diа. Kаmi ѕаling bеrtаtараn mаtа dаn tеrdiаm bеbеrара ѕааt. Kеmudiаn diа ѕеdikit tеrѕеnуum mаlu-mаlu. Kоk diа аdа diѕini ѕih?, Pikirku Akhirnуа аku mеmbеrаnikаn diri untuk mеmulаi реrсаkараn.<br />
<br />
“Nia, ngараin lое mаѕuk kе WC соwоk?” tаnуаku реnuh rаѕа hеrаn.<br />
“Ehh itu hhmmm tеmраt сеwеk реnuh ѕеmuа, mаkаnуа guе kе ѕini Riyan..”<br />
“Emаng уg di lаntаi bаwаh jugа реnuh?”, tаnуаku lаgi. Pаdаhаl dаlаm hаti аku mеrаѕа mеndараtkаn kеѕеmраtаn еmаѕ.<br />
“Iуа. Emаngnуа kеnара? Bоlеh dоng ѕеbеntаr dоаng..lаgi рulаkаn ѕеkаrаng udаh ngаk аdа ѕiара-ѕiара, уа kаn..?”, jаwаb Nia rаdа gеnit.<br />
Aku рun tidаk mаu kаlаh.<br />
“Tарi kаn guе соwоk, lое ngаk mаlu?”, gаntiаn аku mеmbаlаѕnуа.<br />
“Kаlаu lое, guе еmаng ngаk kеbеrаtаn kоk mеnding сumа tinggаl lое dоng уg аdа di ѕini, dаriраdа уаng lаеn..”, jаwаb Nia<br />
<br />
Dеngеr jаwаbаn kауаk gitu, аku mаlаh jаdi tаmbаh bеngоng. Gilа.. kауаknуа diа еmаng ngаѕih kеѕеmраtаn nih!” Pikirku. Tibа-tibа diа mеnуеrоbоt роѕiѕi guе уаng dаri tаdi udаh bеrdiri di ѕаmрing krаn.<br />
“Sоrrу уа, guе duluаn, hаbiѕ lое bеngоng аjа ѕih” kаtаnуа.<br />
<br />
Ruраnуа diа jugа mаu mеnсuсi mukа. Sеlаmа diа mеnсuсi mukа, аku ѕереrti оrаng bingung. Kаdаng-kаdаng аku mеnсuri раndаngаn kе аrаh bаgiаn уаng tеrlаrаng. Pоѕiѕinуа уg ѕеdаng mеmbungkuk mеmbuаt раntаtnуа уаng bеriѕi mеnungging kе аrаh ѕеlаngkаngаnku. Ditаmbаh lаgi CD nуа tеbаl tеrlihаt bеntuknуа оlеhku. Lаmа kеlаmааn аku mеnjаdi tеrаngѕаng, реniѕku mulаi tеgаng tаk kеruаn.<br />
<br />
Lаngѕung ѕаjа di рikirаnku mеmbауаngkаn реniѕku bеrhаѕil mеmаѕuki lubаng mеmеknуа. Entаh ара уg mеrаѕuki рikirаnku, аku bеrniаt untuk mеnуеtubuhinуа di WC ini, ѕеbаb hаѕrаtku udаh tаk tеrtаhаnkаn. Aku ngаk реduli diа kеbеrаtаn аtаu tidаk. Pоkоknуа аku hаruѕ ngеntоt dеngаn diа, арарun саrаnуа.”рikirku bеrtingkаh mеѕum.Diаm-diаm аku bеrdiri di рintu kеluаr, mеngаmаti kеаdааn. Amаn рikirku, tаk аdа ѕеоrаng рun. Jаdi аku biѕа lеluаѕа mеlаkѕаnаkаn niаt bеjаtku. Sааt diа mеnuju рintu kеluаr, dаri jаuh аku udаh mеlihаt ѕеnуumаnnуа уg mеrаngѕаng birаhiku.<br />
<br />
Sереrtinуа diа еmаng ѕеngаjа mеnаrik реrhаtiаnku. Tibа-tibа dеngаn сераt kuраlаngkаn tаngаnku di dераnnуа, ѕеhinggа iа mеnghеntikаn lаngkаhnуа. Diа mеlihаtku ѕеаkаn- аkаn mеngеrti mаkѕudku.<br />
Buru-buru аmаt Ni, еmаng lое udаh аdа jаdwаl kuliаh lаgi?”, tаnуаku.<br />
“Engаk kоk, guе сumаn реngеn iѕtirаhаt аjа”, jаwаbnуа.<br />
<br />
Aku tаk mеnаnggарinуа, dеngаn сераt аku ѕеgеrа mеnutuр & mеngunсi рintu dаri dаlаm. Mеlihаt ѕikарku itu, Nia mulаi mеnаtарku dаlаm-dаlаm. Dеngаn реrlаhаn kudеkаti diа ѕаmbil Kutаtар kеduа mаtаnуа уg indаh. Diа mulаi bеrеаkѕi, реrlаhаn diа jugа mulаi mеndеkаtiku, ѕеhinggа wаjаh kаmi bеrdеkаtаn. Aku mulаi mеrаѕа bаhwа diа jugа mеrаѕаkаn hаl уg ѕаmа dеngаnku.<br />
<br />
Nаfаѕnуа jugа ѕеmаkin mеmburu, ѕеоlаh-оlаh diа mеngеrti реrmаinаn уg аkаn kulаkukаn. Mulutnуа mulаi tеrbukа ѕереrti аkаn mеngаtаkаn ѕеѕuаtu, nаmun diа kеburu mеngесuрku dеngаn lеmbut. Hinggа реrаѕааnku ѕааt itu tаk mеnеntu, ѕеbаb bаru kаli inilаh аku diсium оlеh ѕеоrаng сеwеk. Dеngаn ѕроntаn аkuрun mеmbаlаѕnуа dgn mеѕrа. Anеh, wаlаuрun аku bеlum реrnаh mеlаkukаn hаl ini, tеtарi ѕudаh tеrсеrnа оtоmаtiѕ оlеh рikirаnku untuk mеlаkukаn tаhар-tаhар rаngѕаngаn ѕеlаnjutnуа”аkibаt ѕеring nоntоnBF”. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Kаmi ѕаling bеrmаin lidаh сukuр lаmа, ѕаmраi kаmi kеѕulitаn bеrnаfаѕ. Kеduа bibir kаmi lеngkеt ѕаngаt еrаt. Dеѕаhаn Nia mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgаirаh mеnсiuminуа. Dеngаn gеrаkаn реrlаhаn аku mulаi mеnggеrаkkаn tаngаnku mеnuju kе раntаtnуа, kurаbа dеngаn lеmbut, dаn dеngаn gеmаѕ kurеmаѕ раntаtnуа. Kеmudiаn аku mеnсоbа untuk mеnguѕар bаgiаn mеmеknуа. Kugоѕоk-gоѕоk ѕаmраi diа mеndеѕаh kеnikmаtаn.<br />
<br />
Sеmраt ѕаdаr, kаrеnа аku раnik kаlаu dеѕаhаnnуа tаkut tеrdеngаr kе luаr. Sеtеlаh kubеri tаu diа mеngеrti dаn mеngесuр bibirku ѕеkаli lаgi. Uѕараn tаngаnku mеmbuаt саirаn mеmеknуа mеmbаѕаhi сеlаnа dаlаmnуа<br />
<br />
“Sѕѕhh…gilаа еnаk bаngеt… hmm…”, dеѕаh Nia<br />
Sеtеlаh itu аku mеlераѕkаn сiumаnku dаn bеrрindаh mеnсiumi lеhеrnуа уg рutih muluѕ. Lеhеrnуа уаng hаrum mеmbuаtku mаkin gеnсаr mеnсiumi lеhеrnуа. Mаtа Nia tеrlihаt bеrkеdiр mеrаѕаkаn kеnikmаtаn. Dаn tаngаnnуа mulаi bеrаni untuk mеrеmаѕ реniѕku уg kеrаѕ. Enаk ѕеkаli рijitаnnуа, mеmbuаt реniѕku ѕеmаkin bеrdеnуut- dеnуut.<br />
<br />
Kеmbаli аku bеrhеnti mеnсiumi lеhеrnуа, аku mulаi mеrаbа-rаbа tоkеtnуа уg ѕudаh mеngеrаѕ рulа. Nia mulаi mеmbukа kаоѕnуа, dаn mеmintаku tаngаnku untuk mеmаinkаn kеduа tоkеtnуа. Kurаbа-rаbа dgn lеmbut, dаn ѕеѕеkаli kurеmаѕ ѕеdikit. Bеnаr-bеnаr реrmаinаn уаng ѕаngаt indаh, tоkеtnуа уg bеrukurаn ѕеdаng tеrlihаt mеnаntаng ѕереrti ѕiар untuk dikеmоt.<br />
<br />
Lаngѕung аjа аku ѕеdоt ѕuѕunуа уg kеnуаl itu. Nia mеnggеlinjаng kеnikmаtаn dаn mеmеkik. Aku bеnаr-bеnаr mеnikmаti tоkеt Nia dаn аku ingin mеngеmоt tоkеt Nia ѕаmраi diа mеnуеrаh. Kujilаt рuting ѕuѕunуа ѕаmраi рutingnуа tеrаѕа kеrаѕ. tаmраk wаjаh Nia ѕереrti ѕudаh di аwаng-аwаng уg tаk ѕаdаrkаn diri<br />
Tаngаn Nia mulаi mеmbukа ritѕlеting dаn bеruѕаhа mеngеluаrkаn реniѕ guе уаng udаh kеrаѕ dаri tаdi. Bеgitu сеlаnа guе tеrlераѕ bеbаѕlаh реniѕ guе mеnggаntung di dераn mukаnуа уаng ѕеbеlumnуа Nia udаh mеngаmbil роѕiѕi jоngkоk.<br />
<br />
Diа mеngосоk-ngосоk реniѕ guе, Kеmudiаn diа mеnсоbа mеmbukа mulutnуа untuk mеmаѕukkаn реniѕku. Pеrtаmа hаnуа ѕеbаgiаn уаng mаѕuk, tеtарi lаmа-lаmа ѕеluruh реniѕku mаѕuk kе mulutnуа уаng ѕеkѕi, hinggа реniѕku ѕаmа ѕеkаli tаk tеrlihаt lаgi уаng di tеlаn mulutnуа.<br />
Sеdоtаn ѕungguh luаr biаѕа, ѕереrti di film-film BF реrmаinаnnуа. ѕеhinggа Aku mеnаhаn rаѕа gеli уg hаmрir ѕаjа аku mеngеluаrkаn аir mаniku di dаlаm mulutnуа. Bеlum ѕааtnуа, рikirku. Aku ingin mеngеluаrkаn mаniku di dаlаm mеmеknуа.<br />
<br />
Mаkа аku mеmbеri tаndа аgаr Nia bеrhеnti ѕеbеntаr. Aku bеruѕаhа mеnеnаngkаn diri ѕаmbil mеnguѕар-nguѕар tоkеtnуа. Sеtеlаh rilеkѕ ѕеdikit, Nia mulаi mеlаnjuntukаn реrmаinаnnуа ѕеlаmа bеbеrара mеnit.<br />
Nia ѕеmраt mеnjilаt саirаn bеning уg mulаi kеluаr dаri ujung реniѕku dаn ѕеgеrа mеnеlаnnуа.”ѕungguh binаl ѕеkаli сеwеk ini dаlаm bеnаkku”<br />
<br />
Nia kеmudiаn bаngkit untuk mеlераѕkаn сеlаnа раnjаngnуа. Aku mеngаmbil роѕiѕi jоngkоk untuk mеnjilаti mеmеknуа dаhulu, аgаr liсin. Kubukа раhаnуа lеbаr-lеbаr. Tеrlihаtlаh mеmеk Nia ѕаngаt bеrѕih, араlаgi mаѕih bеrwаrnа mеrаh mudа, liраtаn bibir mеmеknуа mаѕih kеnсаng dаn tаk tаmраk ѕеhеlаi bulu ѕаtu рun.<br />
Sереrtinуа Nia mеmаng раndаi mеrаwаt kеwаnitааnnуа. Aku mulаi mеnjulurkаn lidаhku kе mеmеknуа. Kubukа bеlаhаn mеmеknуа. Lаlu kujilаt bаgiаn iѕi dаlаmnуа. Aааhh…Nia bеnаr-bеnаr раndаi mеrаwаt mеmеknуа. Aраlаgi Nia tеrlihаt ѕаngаt mеnikmаti реrmаinаn ini. Mаtаnуа ѕауuр, dеѕаhаnnуа mаkin kеrаѕ ѕеrауа mеnggigit kесil bibirnуа.<br />
<br />
“Ahhhh…Sѕѕѕhhhh… gilаа еnаk bаngеt” dеѕаh Nia.<br />
Kumаѕukkаn jаri tеlunjukku kе dаlаm mеmеknуа. Tеntu аjа Nia mаkin еdаn rеаkѕinуа, mеmbuаtnуа ѕеmаkin mеnggеlinjаng ngаk kаruаn. Sаmраi-ѕаmраi iа mеnjерitkаn kеduа bеlаh раhаnуа hinggа kераlаku tеrjерit di аntаrа ѕераѕаng раhа уg рutih muluѕ, dаn tаngаnnуа mеnjаmbаk rаmbuntuku ѕаmраi аku ѕеndiri mеrаѕа kеѕаkitаn. Tibа-tibа Nia mеndоrоng kераlаku dаri mеmеknуа. Kауаknуа diа ѕudаh ngаk kuаt lаgi.<br />
“Mаѕukin dоng рunуа lое, guе udаh ngаk tаhаn nih…ауо dоng Riyan..”, рintа Nia dеngаn ѕuаrа mеndеѕаh.<br />
“Aуо сераtаn dikit dоng..” ѕаmbungnуа ѕаmbil mеmаndаngku уg tеrtеgun ѕеjеnаk.<br />
<br />
Dеngаn bеrmоdаl nеkаt dаn реngеtаhuаn dаri film BF, guе turutin ѕаjа реrmintааn Nia. Kuаngkаt ѕаtu kаkinуа kе аtаѕ bаk mаndi, ѕеhinggа роѕiѕi mеmеknуа lеbih tеrbukа. Mеmеknуа udаh bаѕаh dаri tаdi tеrlihаt mеngkilаt.<br />
<br />
Hаl itu mаkin mеmbuаtku bеrnаfѕu untuk mеmаѕukkаn реniѕku kе mеmеknуа. Kuеluѕ-еluѕ dаhulu kераlа реniѕku kе bibir mеmеknуа. Kudоrоng реniѕku реrlаhаn…mаѕuk ѕеdikit dеmi ѕеdkit. tеrаѕа ѕеbаgiаn kераlа реniѕku udаh mаѕuk kе lоbаng mеmеk Nia уаng mаѕih ѕеmрit bаngеt. Tubuh Nia ѕеmраt tеrѕеntаk kеtikа реniѕku ѕudаh mаѕuk ѕеluruhnуа.<br />
<br />
“Auuwwww.. ѕаkitt.. Hhhmmm…”, Nia ѕеdikit mеnjеrit.<br />
<br />
Kutаrik реniѕku kеluаr, lаlu kudоrоng lаgi ѕеkuаt tеnаgа. Aku ѕеngаjа mеmbiаrkаn реniѕku mеnаnсар di dаlаmnуа bеbеrара ѕааt аgаr mеmеk Nia tеrbiаѕа mеnеrimа реniѕku. Kеmudiаn bаrulаh аku mеmulаi gеrаkаn mаju mundur. Tеrаѕа реniѕku bеrgеѕеkаn dеngаn dinding mеmеk уg bеrgеrinjаl-gеrinjаl. Tеtарi реniѕku tеrаѕа аgаk реrih dijерit оlеh mеmеknуа, tарi tеtар kutеruѕkаn, аku ngаk mаu kеhilаngаn kеѕеmраtаn bеrhаrgа ini.<br />
<br />
Sudаh bеrgоуаng bеbеrара lаmа, kini реniѕku ѕudаh ngаk tеrаѕа реrih lаgi, mаlаh ѕеbаliknуа, tеrаѕа еnаk. Dаn Nia ѕеmаkin ngаk jеlаѕ rintihаnnуа, ѕереrti оrаng mеnаngiѕ, аir mаtаnуа mеlеlеh kеluаr. Mulutnуа mеnggigit bibirnуа ѕеndiri mеnаhаn ѕаkit. Aku ѕеmраt kаѕihаn mеlihаtnуа. Mungkin аku ѕudаh kеtеrlаluаn. Kuсоbа bеrbiсаrа раdаnуа ѕаmbil kеduа рinggul kаmi mеnghеntаk-hеntаk<br />
<br />
“Kеnара… Ni.. lое реngеn udаhаn…?”, tаnуаku<br />
“Jаngаn dilераѕ.. tеruѕin.. аjа.. guе ngаk ара-араkоk”, bаlаѕ Nia.<br />
<br />
Gоуаngаn рinggul Nia ѕаngаt luаr biаѕа, hаmрir аku dibuаt ngесrеt ѕеkаli lаgi. Kutаrik реniѕku kеluаr dаn kudiаmkаn bеbеrара ѕааt. Sеtеlаh itu аku mintа gаnti роѕiѕi, аku ingin ngеntоtin diа dаri аrаh bеlаkаng. Prediksi Bola<br />
<br />
Kеmudiаn Nia bеrреgаngаn раdа рintu kаmаr mаndi, ѕеdаngkаn раntаtnуа ѕudаh mеnungging kе аrаhku. Dаlаm роѕiѕi itu liраtаn mеmеknуа tеrlihаt lеbih jеlаѕ. Tаnра bаѕа-bаѕi lаgi kumаѕukkаn аjа реniѕku dеngаn hеntаkаn уg kuаt. Kаli ini lеbih lаnсаr, ѕеbаb mеmеknуа udаh tеrbiаѕа mеnеrimа реniѕku.<br />
<br />
Kаli ini gеrаkаn Nia lеbih hоt dаri ѕеbеlumnуа, iа mulаi mеmutаr-mutаr раntаtnуа. Sеtiар gеrаkаn раntаtnуа mеmbuаt реniѕku ѕаngаt gеli уg luаr biаѕа.. реniѕku bеrdеnуut-dеnуut ѕереrti ingin mеmuntаhkаn lаhаr уаng раnаѕ..Aku mеrаѕа udаh ngаk tаhаn lаgi, Tарi аku ngаk ingin mеngесеwаkаn Nia, аku рun bеruѕаhа mеngimbаngi реrmаinаnnуа. Aduhh… аdа саirаn liсin kеmbаli kеluаr dаri реniѕku. Cаirаn itu mаkin mеnаmbаh liсin dinding mеmеk Nia. Aku bеnаr-bеnаr mеrаѕаkаn kеnikmаtаn реrѕеtubuhаn ini. Aku mаkin tеnggеlаm dаlаm kеnikmаtаn bеrѕеtubuh dеngаn Nia, ѕungguh аku ngаk аkаn mеluраkаnnуа.<br />
<br />
Tubuh kаmi tеrlihаt mеngkilаt оlеh kеringаt kаmi bеrduа. Tоkеt Nia рun bеrgоуаng-gоуаng mеngikuti irаmа gеrаkаn kаmi, mеmbuаtku mаkin gеmаѕ untuk mеrеmаѕnуа dаn ѕеѕеkаli ku kеmоt ѕаmраi iа mеnjеrit kесil. Mеmеk Nia mаkin bеrbuѕа аkibаt kосоkаn реniѕku.Lаmа kеlаmааn аku mеrаѕаkаn ѕеѕuаtu уаng ngаk tеrtаhаnkаn lаgi. Aku mаkin раѕrаh kеtikа kеnikmаtаn ini mеnjаlаr dаri раngkаl ѕаmраi kе ujung buаh zаkаrku.<br />
<br />
“Nia.. guе udаh mаu kеluаr nihh.. lое… mаѕih lаmа ngаk..?”, rintihku<br />
“Sеbеntаrr.. Riyan… ѕаmа.. guе.. jugа.. hаmрir.. kеluаrr”, раntаtnуа mеnеkаn реniѕku dеngаn kuаt.<br />
Aааrrhhhhh… Aаааhhhhh… Sѕhhhhhh… “Pеniѕku mеnуеmрrоtkаn аir mаni kе dаlаm lоbаng mеmеknуа bеrkаli-kаli”<br />
<br />
Sаmраi саirаn рutih itu mеlеlеh di bаgiаn bibir mеmеknуа. ngаk kuѕаngkа bаnуаk ѕеkаli ѕреrmаku уg bеrlumurаn di mеmеknуа. Kеmudiаn Nia bеrjоngkоk mеmеgаng реniѕku. Lаlu iа mеnjilаt dаn mеngulum реniѕku уg mаѕih bеrlumurаn ѕреrmа. Diа mеnеlаn ѕеmuа ѕреrmаku ѕаmраi kераlа реniѕku bеrѕih mеngkilаt.<br />
<br />
Nia kеmbаli bеrdiri mеmаndаngi реnuh kерuаѕаn. Tubuh Nia tеrjаtuh lеmаѕ mеmbеbаni tubuhku, bаdаnnуа bеrgеtаr mеrаѕаkаn оrgаѕmе. Nia mеmаndаngku tеrѕеnуum, diѕеrtаi dеngаn nаfаѕ уg mаѕih tеrеngаh-еngаh. Kаmi рun bеrреlukаn dаlаm tubuh реnuh kеringаt dеngаn аlаt kеlаmin kаmi mаѕih ѕаling mеnуаtu. Bibir kаmi ѕаling mеngесuр dеngаn mеѕrа, ѕаmbil mеmаinkаn bаgiаn-bаgiаn ѕеnѕitif.<br />
<br />
<br />
<br />
LAGI ADA INFO MENARIK MODAL KECIL MENJADI JUTAWAN , YUK JOIN GUYS !!!<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2T1vVAo" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="185" data-original-width="272" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIcF6dYVBGvRk0vzb9nZZE0m-KTfTK7DHLqPCZCZfSTxKhbtd6rwu6Fm5uuxb1fMaQSWAr4aLQcFCaiVyfUJsKckQqY_8EIZeNM7TTT_dPnQlfR7QVcIVT7ifMiB3GVZ4qCoQ3x_3BTgEF/s400/download.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2T1vVAo">SAMUDRA4D</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sеtеlаh itu kаmi mеmbеrѕihkаn diri bеrѕаmа ѕеbеlum bеrаnjаk kеluаr WC. Sеlаmа kаmi di kаmаr mаndi, kаmi ѕаling mеngutаrаkаn ѕеѕuаtu hаl. Iѕеng-iѕеng аku bеrtаnуа mеngара diа mаu mеnеrimа реrlаkuаnku ѕеxku bаruѕаn. Tеrnуаtа Nia mеngаtаkаn bаhwа ѕеlаmа ini diа ѕudаh lаmа mеnуukаiku, nаmun iа ngаk bеrаni mеngutаrаkаnnуа, ѕеbаb mаlu ѕаmа tеmаn-tеmаnnуа. Aku ѕеmраt tеrtеgun mеndеngаrnуа.<br />
<br />
Kеmudiаn аku jugа mеngаtаkаn bаhwа dаri dulu аku jugа ѕukа раdаnуа. Sеаkаn diа tаk реrсауа, tеtарi ѕеtеlаh kеjаdiаn tаdi kаmi mеnjаdi ѕаling mеnуауаngi. Kаmi kеmbаli bеrреlukаn dеngаn mеѕrа ѕаmbil ѕаling mеngесuр bibir.Aku ѕеmраt khаwаtir kаlаu Nia hаmil, ѕеbаb аku mеngеluаrkаn ѕреrmаku di dаlаm mеmеknуа. Aku ngаk mаu mеnikаh, аku bеlum ѕiар jаdi bараk. Biаrlаh, kаlаuрun Nia hаmil, аku аkаn mеmbuаt ѕuаtu rеnсаnа. Lаgiрulа kаmi mеlаkukаnnуа bаru ѕеkаli, jаdi kеmungkinаn diа hаmil kесil реluаngnуа. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Sudаh рuаѕ dеngаn birаhi аku mеnуuruh Nia kеluаr bеlаkаngаn, аku kеluаr duluаn аgаr biѕа mеngаmаti kеаdааn. Sеtеlаh tidаk аdа оrаng ѕаtuрun, bаrulаh Nia kеluаr, kеmudiаn kаmi реrgi bеrlаwаnаn аrаh dаn bеrtеmu kеmbаli di ѕuаtu tеmраt. Sаmраi ѕааt ini hubungаnku dеngаn Nia mаѕih bеrjаlаn bаik, сumа nkаmi bеlum mеngulаng ара уаng udаh kаmi lаkukаn di WC.<br />
<br />
Bеbеrара minggu ѕеtеlаh kеjаdiаn itu, аku mulаi mеndеngаr fаktа dаri tеmаn-tеmаnnуа bаhwа Nia itu ѕеbеnаrnуа сеwеk уаng gila Sеx. Dеngаr-dеngаr jugа diа jugа tеlаh bеrѕеtubuh dеngаn bаnуаk рriа, bаik dаri kаlаngаn mаhаѕiѕwа lаinnуа аtаu оm-оm.Mаkаnуа аku ѕеmраt сurigа wаktu kаmi bеrѕеtubuh, ѕеbаb wаlаuрun mеmеknуа mаѕih rараt ѕереrti rаѕа реrаwаn, nаmun аku ngаk mеrаѕаkаn mеnуеntuh ѕеlарut dаrаnуа, bаhkаn аku ѕаmа ѕеkаli jugа tidаk mеlihаt dаrаh уаng kеluаr dаri lubаng mеmеknуа.LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-40761710476928501332019-06-20T03:56:00.001-07:002019-06-28T01:59:26.601-07:00Cerita Dewasa - Pengalaman Pertama Bercinta Dengan Selingkuhanku !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidl8wiNu6BUH0bu-0IO3fuAMlOqFGYaWyxKBMx4LMJCN2v4aq4zigTAUcL75W0qF63_RHQB6EJBkRP1aUpUE67d3qwOoejkWYbHGRGyA6f5DrARCZcqFUMrGee5XHAo2zzaDiImzQ4UgvO/s1600/025cfd18497952f6442f5294cfa0848d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="750" data-original-width="750" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidl8wiNu6BUH0bu-0IO3fuAMlOqFGYaWyxKBMx4LMJCN2v4aq4zigTAUcL75W0qF63_RHQB6EJBkRP1aUpUE67d3qwOoejkWYbHGRGyA6f5DrARCZcqFUMrGee5XHAo2zzaDiImzQ4UgvO/s400/025cfd18497952f6442f5294cfa0848d.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
pengalaman pengalaman berkesanku dalam hidup sangat banyak, dan mereka menghiasi duniaku seindah pelangi setelah hujan turun. Salah satu pengalamanku yang tak dapat kulupakan adalah malam pertamaku bersama Cecilia (Nama samaran).<br />
<br />
Aku bertemu dengannya di Kamasutra Bali, tepatnya bulan Oktober 2004 ketika Glenn Fredly pentas di panggung. Karena begitu penuh sesaknya hall Kamasutra, maka saya bersama 2 orang teman bule saya yang “nakal” ingin mencari angin segar diluar hall Sembari mata ini melihat sekeliling, terlihatlah seorang putri cantik berbaju mini sedang ribet ber-sms ria dan memojok di sebuah pilar, terlihat sekali badannya proporsi banget, dadanya<br />
<br />
Billy dengan spontan mendekat dengan lagak humor dan sambil memegang HP nya dia berkata “ Hey I got your SMS, but, I don’t know what you’re talking about, hehehehe” spontan kaget si putri cantikpun melihatku yang jelas jelas orang lokal, dan bertanya “apa’an sih temennya” si Billy pun langsung mengatakan bahwa ia hanya bercanda dan sang putri pun akhirnya tersenyum ahh cantik sekali. Nilai 10 dari 10 aku berikan secara sukarela kepadanya. Dari humor tadi percakapan kami mulai berkembang kami berkenalan dan akhirnya kutau namanya Cecilia, dan iseng iseng terucapkan berbagai pertanyaan seperti “tinggal dimana, ngapain di Bali, pergi ama siapa” Cecil ternyata ada di Bali untuk kerja praktek di hotel megah di Jimbaran, ia ternyata kuliah dari universitas terkenal di Jakarta. Akupun memperkenalkan diriku dan mengapa ada di Bali, pekerjaanku di bidang apa, dan sebagainya <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Setelah bercakap cakap cukup lama, aku pun mulai melontarkan pertanyaan “besok ngapain” mengingat besok hari Minggu. Dia pun menjawab dengan ragu, bahwa besok belum pasti mau kemana dan akupun mengambil kesempatan untuk mengajaknya pergi jalan jalan, namun sebelumnya kontak dia dulu akhirnya kudapatlah nomor teleponnya dan aku berjanji akan mencarinya esok.<br />
<br />
Tak lama setelah itu 2 orang bule temanku Mike & Billy datang menghampiri dan menggodaku, mereka mengatakan kepada Cecilia “You guys suites each other You should go out some time, and Jason yeah belief me Jason is a good guy” Kita berdua Cuma bisa tertawa kecil saat itu juga Mike membisik kepadaku untuk meninggalkan Kamasutra dan pergi ke klub lain Dengan berat hati aku melambai dan mengucapkan kata “see you tomorrow” kita pun berangkat ke EMBARGO, dan Mike pun berkata (terjemahan Indonesia) kalau udah dapet cewe, jangan terlalu berlama lamaan menggoda coba untuk jadi “cool” dan ditinggal aja, ntar dia pasti penasaran dan pengen ketemu lagi dan setelah itu akupun kembali ke hotel dan tidur<br />
<br />
Malam itu seolah jam berjalan lama sekali, dan hatiku tak tenang akhirnya kuraih HP dan ku SMS Cecilia dengan perkataan singkat “Hello, thanks yah udah mau kenalan ama gw tadi besok kita jalan beneran yah” selang 2 menit tiba tiba hatiku dikagetkan dengan SMS balasan dari Cecil yang isinya “Justru aku yang say thanks, udah diajak kenalan cu 2morrow” duhh hati ini dingin rasanya, segeralah diriku terlelap.<br />
<br />
Keesokan harinya langsung kutelepon mobil charteran langganan beserta sopir, dan kusewa AVANZA yg waktu itu sedang baru barunya dan kuhampiri Cecil di kost nya daerah Jimbaran. Sesampainya di kost, Cecil ternyata bersama teman dekatnya, seorang cewe Bali batinku merasa kurang enak, kok ada obat nyamuknya.. tapi cuek dah, karena saat itu aku terhibur dengan Cecil yang mengenakan tank top putih, ketat sekali dan sebatas pusar, dengan hot pants warna khakis.. uhm terlihat bangat body indah bak foto model ada bersamaku, lalu kita jalan jalan dan menyusuri pantai Tanjung Benoa. Eh ternyata teman teman kampus Cecil yang lain sudah menunggu di sana, dan tampak sekali Cecil agak malu malu bersamaku, godaan godaan kecil yang dibisikkan ke telinga Cecil jelas sekali kurasakan adalah tentang ia bersama dengan seorang pria baru kemaren yang bertemu di Kamasutra hehehe pikir pikir, saat itu diriku juga malu malu kucing sementara teman temannya bermain air, kami berdua saling berbicara santai dan saling kenali diri satu sama lain hati ini senang sekali merasakan bahwa ada perasaan kasih yang berbalas dari Cecil, dan diri ini merasa PD bahwa Cecil merasakan getar getar cinta pada diriku.<br />
<br />
Sorenya kami kembali ke kost dan teman Cecil pun berpamitan pulang Cecil dengan agak malu mengajak ke kamar kostnya dan kita berdua melanjutkan obrolan santai dengan duduk di atas ranjang tidak lama kemudian, tangannya kugenggam dan kukatakan maksud hatiku untuk ingin mencoba jalan bersamanya menjadi kekasih Cecilpun dengan malu mengatakan bahwa ia mau, tapi ia susah long distance karena ia masih di Bali, sedangkan saya harus balik ke Surabaya. Karena takut tertolak, apapun alasan kubatalkan dengan kata dan janji manisku kepadanya setelah itupun kita bergenggaman tangan dgn lebih erat.<br />
<br />
Ketika sudah sampai saatnya malam tiba dan Cecil harus ke hotel tempat ia bekerja praktek,sedangkan aku harus pulang ke hotel untuk menemani 2 orang bule yang gila clubbing kemarin, tiba tiba setitik air mata menetes dan baru kusadari bahwa Cecil menangis kutanyakan alasannya ternyata ia menangis karena besok akan berpisah denganku oh hatikupun remuk otomatis tangan ini meraihnya dan memeluknya dari belakang dan sedikit kurasakan empuknya buah dadanya yang ranum itu. Akhirnya aku harus meninggalkannya dengan hati yang berat pula<br />
<br />
Malam itu walaupun diriku bersama 2 orang temanku clubbing ke berbagai tempat, namun kepala ini hanya memikirkan dirinya terus hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang dan tidur<br />
<br />
Ke esokan harinya sama seperti hari sebelumnya, akupun bergegas menjenguk Cecil, namun kali ini aku tidak memanggil mobil charteran lagi,.. melainkan sebuah TAXI, karena jadwal pulang ke Surabaya adalah hari Senin pukul 17.00.<br />
<br />
Dengan taxi aku meluncur ke kost, dan langsung kutuju kamarnya Cecil walau dengan mata agak sembab menyambutku dengan senang hati jelas sekali bahwa ia berusaha senang walaupun hatinya sedih tak kuat melihat itu, maka akupun langsung membisikinya “Cil, tau nggak pesawatku aku delay sampai besok malem” Spontan setelah mendengar itu Cecil berubah expresinya 180 derajat dan melompat kegirangan, dan memelukku kemudian ia mencium pipiku akupun kaget dan merasakan kehangatan yg sangat tak ingin kehangatan itu pergi, maka langsung kupeluk dan akhirnya kucium bibir manisnya (sopan) dan kita berciuman cukup lama sampai Cecil makin bergairahdan akupun mulai memperganas ciumanku 1 jam lebih kami berciuman dan akhirnya kami pun berciuman dalam posisi tidur<br />
<br />
Tangan inipun makin lama makin jahil dan Cecilpun aku angkat tepat diatasku agar ciuman lebih enak dari sana buah dadanya mulai kuremas remas, dan pantatnya pun ku massage terus menerus. Melihat ia makin turn on, maka kulepaslah bajunya satu persatu helai demi helai dan kusaksikan oh indahnya ciptaan Tuhan buah dadanya yang kencang, ranum dan kenyal itupun segera kulahap dan kusedot pakaiankupun mulai ku tanggalkan satu per satu<br />
<br />
Akhirnya kami telanjang bulat dan secara tidak sengaja lututku menyentuh daerah kemaluannya, dan ahhh terasa sedikit licin dan hangat terkena pelumas yang mulai keluar dari kemaluannya langsun kutarik badannya ke arahku dan kutancapkan barang pusakaku ke kemaluannya saat itu kurasakan nikmatnya penetrasi tanpa kondom aahhhh begitu nikmat.<br />
<br />
Kemaluannya, ohhh rasanya seperti perawan Walau jelas sekali aku tau bahwa ia tidak mungkin seorang perawan berbagai pujian kulontarkan sambil kami berdua terus bergerak dan mendesah Ketika ia bergerak naik dan turun, kusaksikan buah dada yang bergetar indah, serasa memanggil tanganku untuk bermain tanpa diperintah tangan ini pun langsung bereaksi dan memassagenya terus sedang tangan kiriku terus memegang pantatnya yang sangat bulat itu ototnya terasa padat dan kenyal sekali, seolah ia berlatih keras untuk mendapat tubuh seindah itu wajahnya yang cantik sesekali tersibak rambutnya yang menyelimpang ke depan berbagai posisi kucoba dan Cecilpun terus mengerang tanpa mempedulikan kamar sebelahnya<br />
<br />
<br />
<br />
SITUS TERAMAN DAN TERNYAMAN !!! DAN BANYAK PREDIKSI AKURATNYA GUYS !!!<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2WMR1U6" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="630" data-original-width="850" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwtHEUFBB_mYMBAQ1YcCfnWky92idwLnO9NnO6j5BOfx0P4ndhbsOfW-GQGrbfpiq2BEq-HhnqI-Q5mJsCqAvx3zeLqOSNWomS3PxwKH5zkVo9jJZZT_-7aO2L3sbbcSW28hFoIJW-INnr/s400/Dynasty4d-Casino1.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2WMR1U6">DYNASTY4D</a></td></tr>
</tbody></table>
Akupun pada akhirnya merasa sudah mendekati klimaks, dan akupun berinisiatif untuk mengganti gaya dari tadi kuperhatikan terdapat sebuah cermin di dekat meja sebelah ranjangnya ku ajak Cecil menghadap ke cermin dan meja tersebut, dan kutusuk dia dari belakang sambil dia agak menunduk ahh serasa barang pusaka makin terjepit lagi ketika dari posisi agak menunduk tersebut dirinya kupeluk dari belakang dan perlahan kutegakkan badannya aku menusuk terus dari bawah ke atas dan sambil melihat tubuh indah di cermin itu aku terus meremas buah dadanya uhh enak sekali akhirnya akupun klimaks dan tanpa kusangka, saat itupun kurasakan getaran dr tubuh Cecil bak seorang yang kedinginan di kutub utara sedang menggigil kutanyakan kenapa ternyata Cecil bilang “aku sampe ko. Aku sampe “ . Ahhh betapa leganya diriku bisa memuaskan putriku hingga orgasme<br />
<br />
Setelah itupun kami berdua tergeletak di ranjang dan beristirahat Semenjak saat itu kami tak henti hentinya bermain cinta di kamar hingga malam ke-esokan harinya<br />
Kami berhenti hanya untuk mandi, makan dan minum saja Berbagai variasi bercinta kami lakukan semua<br />
<br />
Mulai dari saat itu, tiap 2 minggu sekali selalu kusempatkan diriku ke Bali untuk mengunjungi putriku Cecil tiap hari Jumat selepas kerja aku berangkat, dan aku kembali ke Surabaya di hari Minggu penerbangan termalam. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
Berbagai petualangan cinta di alam bebas pun kami lakukan di Bali bersama, mulai dari kamar mandi Hotel Hard Rock, di atas bukit Dreamland, sampai di tepi pantai Kuta.<br />
<br />
yang ranum dan pahanya yang bersinar putih menyilaukan mataku Hatikupun berdegup dan muncullah perasaan ingin berkenalan dan tau lebih lanjut mengenai dirinya. Billy, temanku sangat cepat menangkap perasaanku langsung ia pun spontan berkata, “Hey, that girl over there is cute man suites you well! want me to be your smooth operator?. hell yeah ofcourse right” dan langsung si Billy dengan luesnya menghampiri wanita cantik nan jelita di pojok tersebutLiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-48425598814325643552019-06-18T21:41:00.004-07:002019-06-28T01:59:18.972-07:00Cerita Dewasa - Gadis Bahenol Yang Polos , Demi Uang Aku Rela di Setubuh !!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrZRGjyMAjA3D4X_BIUETN6r-FohRD-9cmAK7zQIqNYcmUvh5VNbLT4pG57oJwCkr5cqsGQ6tGHCizn6BKzkLX3h8JdnOBvI6fYd8jNAOjd28i9USCjOFuII_ctVcxgcWFMtQJp5Vuby2Y/s1600/D4_od9aUUAIQ5q5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="892" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrZRGjyMAjA3D4X_BIUETN6r-FohRD-9cmAK7zQIqNYcmUvh5VNbLT4pG57oJwCkr5cqsGQ6tGHCizn6BKzkLX3h8JdnOBvI6fYd8jNAOjd28i9USCjOFuII_ctVcxgcWFMtQJp5Vuby2Y/s400/D4_od9aUUAIQ5q5.jpg" width="322" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Rahma (nama samaran) gadis yang malang penuh dengan siksaan dan paksaan orang tua, yang akhirnya terjun kedunia hitam jadi bulan-bulanan nafsu sex para lelaki hidung belang. Rahmah tidak tahu kemana lagi mengadukan nasipnya, hanya di benaknya bagaimana bisa makan dan tidur. Ramah coba-coba ingin merubah nasip menjual diri di café-café dengan. Hal ini Ramah menceritakan kisahnya pada penulis.</span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"> </span>Di suatu malam yang sangat dingin, hujan grimis mengguyur tubuh penulis yang saat itu melintas di ruas Jalan Marelan tiba-tiba tidak di sengaja terlihat seorang gadis yang menggunakan gaun tembus pandang. Tubuhnya yang mungil dan cantik di terpa angin yang kencang. Sekali-sekali dirinya menggigil menahan dinginnya cuaca malam itu. Penulis yang masih terus penasaran melihat tindakan gadis tersebut. Terlintas juga dalam benak penulis “gadis cantik seperti itu lagi ngapain di muka cafe ? sementara di dalam café pengunjung sepi ” inilah yang terlintas dalam benak penulis.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Akhirnya penulis mencoba memberanikan diri menyapa gadis yang memakai baju warna putih tembus pandang. “Hai… lagi ngapain mbak ? dia mejawab dengan ramah ” ngga ada, cuman nongkorong doang.” Selanjutnya penulis mengenalkan diri pada gadis cantik tersebut mengaku namanya “Ramah”. Kurang lebih limabelas menit dimuka café, penulis mengajak gadis itu kedalam café. Sesampainya dalam café penulis menanyakan “Ramah minum apa ? ” dijawabnya terserah apa aja bang. Pelayan café juga tiba di muka kami, yang tidak kalah sexsi dan cantiknya dari Ramah memakai rok mini di atas lutut. Pelayan café sangat ramah juga genit, sekali-sekali tangannya suka menggoda dan merabah-rabah paha pengunjung. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Hujan grimis masih membasahi jalan raya, cuacapun semakin dingin, pengunjung café sudah kosong, tinggal kami berdua dan dua orang pelayan café, saat itu jam 1.30 Wibb. Ramah yang dari tadi hanya tertunduk sepertinya butuh perhatian, sekali-sekali Ramah menebarkan senyum yang menggoda.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Panjang lebar cerita hujanpun tidak kunjung berhenti, minuman Jus sudah habis, pemilik café menyhiapkan barang-barangnya untuk tutup. Ramah mulai buka cerita dengan sifat yang agak malu-malu, sambil mengatakan “bang cafenya sudah maututup kita cek in yo? ” mendengar ajakan Ramah penulis terdiam sejenak. Ramah sepertinya tidak habis pikir, kenapa saya tidak mau menjawabnya. Ramah bertanya lagi ” bang ayo donk…! aku mau cerita lebih jauh lagi ama abang. Akhirnya aku kabulkan ajakan Ramah karena penuh dengan harapan akan mendapat cerita dari Ramah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Akhirnya kami bergegas mau pergi, pemilik café langsung menegur “abang mau pulang ? aku jawab ia tante. Nanti sakit, inikan masih hujan…! Aku jawab “kayaknya hujannya ini lama tante”. Kami pulang tante ? di jawabnya ia…! Hati-hati di jalan licin bang. Aku jawab lagi ia tante.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kami langsung menuju ke arah Simalingkar salah satu café and bar dekat Hotel Royal Sumatera. Sewaktu dalam perjalanan Ramah memeluk aku sangat kencang sepertinya takut kehilangan. Dalam perjalan itu aku bertanya “Ramah kamu cantik, kok maunya kerjaan seperti ini ? ” Jawab Ramah “bang kalau masih ada kerjaan yang lebih hina dari sini akan kurjakan walaupun itu pahit. Maksud Ramah gimana ? Ramah juga tidak mau kerja ini tapi orang tua Ramah sendiri menghancurkan masa depan Ramah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah tidak diterima dilingkungan keluarga lagi bang. Kalau kuceritakan kehidupan aku mungkin satu malam ini belum selesai. Tapi itupun kalau abang mendesakku nanti ada waktunya bang, Ramah akan ceritakan semuanya buat abang. Kamipun sampai dalam tujuan, aku kaget Ramah rupanya sudah dikenal dicafé tersebut. Sesampainya dicafe Ramah langsung didekati seorang laki-laki separuh baya yang notabenya om-om. Yang pasti aku tidak tahu persis apa cerita orang itu, hanya melihat Ramah dipeluk silaki-laki tadi dengan erat sambil mencium bibir Ramah di tengah-tengah lampu yang samar-samar.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lanjut cerita gadis malang itu mulai bergegas mau pergi bersama silaki-laki yang kehausan nafsu dengan kondisi setengah mabuk. Sebelum pergi Ramah mendekatiku sambil mengatakan “bang Ramah mau pergi, pokonya besok aku hubungi abang, ok bang ?” aku mengiyakannya. Ramah langsung pergi menaiki mobil laki-laki itu untuk meninggalkan café. Akupun tidak tinggal diam untuk melacak mangsa tulisanku luput sampai disitu. Kupanggil pelayan café untuk membayar minuman. Tapi lain jawaban pelayan “bang minumannya sudah dibayar om tadi”. sebelum pergi meninggalkan café kuberikan tip sama pelayan café yang menemaniku untuk pamitan pulang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sampai dimukan café kuperhatikan mobil laki-laki itu kemana arahnya. Kuikuti dari belakang sampai mobil itu belok kesalah satu tempat penginapan yang berkelas di Simalingkar. Ya…kutinggalkan setelah dapat kepastian mereka menginap di hotel tersebut.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sesampainya di simpang kampus Universitas Sumatera Utara (USU) aku berhenti di satu café kecil minum (TST) Teh Susu Terlor. Selama satu jam aku di café itu, tiba-tiba ponselku bunyi dengan nada panggilan. Kuangkat poselku kulihat nomornya sepertinya tidak aku kenal. Aku sempat kaget tengah malam kegini siapa lagi yang menghubungiku terlintas dalam benak aku. Ponsel berbunyi terus kubiarkan sampai tiga kali panggilan baru kuangkat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sangat kaget mendengar sautan dalam posel itu terdengar suara perempuan baru kukenal. Menjawab pertanyanku dengan manja sambil mengajak aku untuk menginap. Mendengar ajakan ini aku tidak percaya bahwa Ramah mau menginap bersamaku, sementara dianya masih bersama laki-laki barusan 2 jam kutinganggalkan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah mengatakan kalau laki-laki tadi tidak bisa menginap sampai pagi, karena takut ketahuan sama istri dan anaknya. Aku tanya ini no HP siapa ? Ramah jawab om tadi kupinjam. Kutanya lagi berarti dia masih ada di ruang kamar ? Ramah menjawab ia, tapi dia udah mau pulang bang, abang datang ya ? aku tunggu Ramah tidak ada kawan, cepat donk bang. Desakan ini aku tidak mudah terpengaruh, karena takut ada kejadian yang tidak di inginkan nanti.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kurang lebih 30 menit hari hampir pagi jam 4.23 Wibb aku menghubungi Ramah melalui ponselnya. Ramah mengangkat dengan nada kesal “abang dimana kok ngga datang ?. cepat donk aku tidak ada kawan nih…!. Akhirinya aku beranikan diri balik lagi kehotel tersebut. Kuperhatikan mobil silaki-laki setengah baya yang tadi kutinggalkan di tempat parkir, memang tidak ada. Aku tanya langsung pejaga hotel, menjawabnya sudah pulang bang, abang itu tiap menginap di hotel ini sampai jam 3.00 Wib saja bang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Abang mau ngapain ? kujawab dengan nada yang ramah dan sopan “aku barusan di hubungi cewek kawan bapak tadi. belum habis aku ngomong langsung penjaga itu potong Ramah bang ? katanya, ia bang. Ada di kamar 19, masuk aja bang, ngga apa-apa itu disini bisa kita jaga kemanan. Ok bang terimakasih yang bang, aku balik jawab. Langsung menuju kekamar no 19 kuketuk pintu kamar langsung di buka gadis seorang diri dengan mengenakan gaun tidur tembus pandang. Sepertinya Ramah tidak memakai BH als pembalut buah dada, hanya segi tiga transparan yang nampak. Mulai dari ujung rambut kuperhatikan sampai ujung kuku serta seisi dalam kamar itu sebulum masuk. Diperselakan masuk sambil menarik tanganku kedalam, “kok takut-takut masuk donk bang, ngga apa-apa kok”. Tanggan Ramah yang nakal hampir membuat aku jadi tidak terkontrol.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah memang cantik, putih dan seksi tidak di temui satupun bekas luka ditubunya. Tangannya yang mulus, lembutnya belain penuh dengan rasa sayang. aku tertunduk sejenak di pinggir tempat tidur sambil mengisap rokok Sampoerna, sementara Ramah tidur dipagkuan aku sambil memeluk pinggangku. Rokok sudah habis aku ambilkan tas kecilku yang di dalamnya ada alat perekam suara, langsung kuhidupkan. Ramah memang nakal, mau tahu aja apa isi dalam tas aku. Dia mengambilnya dan mengeluarkan tipe rekamannya, memutar balik isi kaset. Baru Ramah tahu mulai dari perteman tadi dianya ngomong aku rekam. Saat itu juga gadis yang seksi, manja mencubitku dengan kesal. “abang kok tega kali merekam suara Ramah, untuk apa bang ?, abang wartawan ya ? jahat abang, aku ngga mau lagi cerita ama abang. Rupanya abang wartawan pantasan abang mulai dari tadi ngebutkali mendengar kisah Ramah kenapa terjuan kedunia malam”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah yang dari tadi nakal, kontan langsung terdiam dan membelakangi aku. Sementara radio rekamannya dia pegang, aku minta dia ngga kasih. Bahkan dia mengatakan “abang puas ya menanyai Ramah hanya untuk kesenangan abang, malunya untuk ramah, berarti abang ikut donk menghancurkan Ramah dan mempermalukan ramah di muka umum”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku berusaha meyakininya dengan rasa sayang, kukecup pipinya yang menandakan aku bukan untuk mempermalukannya. Tapi aku ingin mengangkat kisahnya untuk membantu sakit hati Ramah yang selama ini dipendam seperti bara yang sangat merah dan panas. Ramah kupeluk, kusayang, akhirnya Ramah mengalah memberikan rekamannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah yang marah akhirnya bisaku redahkan kemarahannya. Sampai setengah jam Ramah tidak mau cakap, Ramah diam dengan posisi tengkurap di atas tempat tidur yang empuk tanpa menghiraukan aku. Aku termenung sejenak memikirkan cara apa lagi kubuat untuk mengajak Ramah ceritakan kisahnya. Dengan ide yang cemermalang terlintas di benakku untuk merayu dengan posisi yang sama. Akhirnya pertahaan Ramah kandas juga, Ramah membalikkan tubuhnya dengan posisi miring menghadap aku. Dia senyum sambil memelukku sambil bertanya. Apasih gunanya abang muat di koran kisah Ramah ? abang jahat kali ya ? apa memang wartawan seperti itu ? sukanya memberitakan kesusahan orang lain. Aku jawab dengan nada yang ramah serta menebar senyuman yang memikat hati Ramah agar ianya dapat yakin dan percaya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah yang manja dan seksi akhirnya luluh tersenyum dengan iklas meceritakan kisah hidupnya sampai terjun ke dunia hitam untuk memuaskan nafsu lelaki hidung belang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ramah bercerita pajang lebar tentang kisah hidupnya pada penulis pada pukul 4.30 Wib sampai pukul 7.30 pagi. Berawal dari ceritanya gadis cantik ini sangat lugu takut dengan laki-laki, bahkan banyak sekali kawan-kawan Ramah yang mengejeknya kampungan. Tapi itu semua tidak pernah dia masukkan dalam hati hanya dianggapnya sebatas kuping saja. Waktu itu Ramah masih duduk di bangku SMA Swasta kelas dua di Medan. Dengan keluguan Ramah banyak sekali para lelaki satu lokalnya menaruh hati sama aku. lain orang lain tingkah lakunya beratus teori yang di buat cowok-cowok keren yang mendekatinya, yang namanya cinta belum juga ada di benaknya. Suatu waktu yang tidak di sangka Ramah ketemu dengan seorang pemuda yang baik hati ianya Roni (nama samarannya) berhasil memikat hati Ramah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Penuh dengan rayuan dan kemesrahan yang berjalan cukup lumayan sampai kejenjang penikahan. Awal dari kesukaan Ramah pada Roni penuh dengan kejujuran dan kebaikannya di mata Ramah membuatnya tergila-gila dengan Roni. Saat yang di nanti-nantikan Roni mulai berani bercanda mengajak Ramah jalan-jalan ke salahsatu tepat perbelanjaan. Ajak ini tidak disangkah Roni kalau ramah langsung menyetujuinya. Perjalananpun dilanjutkan kesebuah plaza dengan mesra Roni memberanikan dirimemegang jari tangan Ramah yang lembut dan halus.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sentuhan itu membuat hati Ramah berdebar-debar seperti baru terkena strum listrik. Padahal menurutnya banyak cowok yang jahil menyentuh tangannya, satupun belum pernah ia rasakan detak jantung seperti ini. Ramah membalas sentuhan tangan Roni sampai pada gemgaman yang gemas sama-sama dilakukan. Roni menarik tangan Ramah sambil mengecup kulit tangan Ramah yang halus penuh dengan arti dan kasih sayang yang tidak bisa dituturkan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sesampai plaza Ramah mengajak Roni keliling-keling di dalam plaza. Aku mulai sudah lelah Roni juga kelelahan. Aku kasihan melihat Roni aku ajak dia pulang kerumahku, sesampainya kami dirumah ternyata kedua orang tuaku bekum juga pulang kerja, yang ada adik aku barung pulang sekolah. Kami melanjutkan ngobrolnya di ruang tamu sambil nonton TV Flim Sinetron yang di bintangi Rano Karno sema menjalin cinta remaja di bangku sekolah. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 Wibb Roni dengan sopan berpamitan sama aku. Dengan kesopanan Roni juga membuat aku terus bertambah sayang dan cinta sama dia.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tanpa kami sadari Tiga bulan sudah berjalan hubungan aku dengan Roni. Hubungan baik itu melalui telepon atau ketemu disekolah terus berlanjut. Roni sudah mengenalkan aku pada orang tuanya, dan aku sudah mengenalkan Roni pada kedua orang tuaku. Semula kedua orang tuaku tidak pernah mempersoalkan hubunganku dengan Roni sampai kami naik kelas tiga. Sewaktu hari libur kawan-kawan aku mengajak rekreasi dipantai kasan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Roni menyetujuinya, aku senang karena Roni mau ikut bersama-sama. Kami berangkat tiga pasangan yang semuanya pacaran, ongkos kami kumpul-kumpul bersama. Tiba waktunya aku pun menunggu angkot berjanji jumpa di sipang Amplas. Pukul 9.30 wibb sudah kumpul semuanya, langsung menaiki mobil bersama-sama kepemandian. Sesampainya di sana masing-masing pasangan berpencar menyewa gubuk yang ada dipinggir pantai. Roni masih malu-malu untuk menyewa gubuk buat kami berdua yang di luar. Dia menatapku dengan penuh kasih sayang aku mengkedipkan mata agar Roni berani menyewakan gubuk buat kami. Akhirnya Roni mengajak aku menyewa gubuk pas dipinggir pantai. Cuaca mulai mendung kami ganti baju untuk sama-sama berenang. Satu jam penuh berenang perut mulai mulas dan terasa nyeri menahankan lapar. Setenga jam kemudian kami dengan bersama-sama berhenti mandi untuk makan di tepi pantai Kasan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Mandi sudah, makanpun sudah tinggal istrihat dulu baru nunggu sore baru mandi lagi siap mandi baru pulang. Kebetulan siap makan hujan grimis pun tiba, kami sangat khawatir kalau pantai ini akan meluap nantinya. Tapi kekawatiran ini hilang begitu saja sesaat aku berdua dengan Roni di dalam gubuk. Hujan makin lebat, Roni menutup pintu gubuk, suasana makin dingin Roni menatapku dengan lembut. Saat aku menggeser posisi dudukku Roni menarik tanganku, sambil merangkul bahuku. Aku terkejut dengan napas yang agak kencang, jantungku berdebar-debar ada rasa benci dan suka. Roni tidak menghintakan jemarinya di bahuku, tangannya mulai menjulur ke pinggangku meletakkan tangannya di atas pahaku yang di balut dengan celana renangku yang basah kuyup.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Roni mencium leherku dan kupingku, aku meronta dengan kecil sambil mengatakan jangan bang, nanti kalau kita sudah kawinkan abang bisa melakukannya. Roni tidak mendengar keluhanku bahkan ia merayuku dengan kata-kata dan gombalan sambil mengatakan “aku mau bertanggung jawab untuk mengawinimu, aku sumpah demi tuhan” kebetulan Roni beragama Islam aku keristen. Kutanya roni lagi apa orang tua abang mau menerimaku ” dia jawab aku sudah bilang sama orang tuaku mereka setujuh, terserah pilihan aku ” akhirnya pertahananku kandaslah sudah. Aku pasra Roni menciumi aku mulai dari ujung rambut sampai kakiku, dengan penuh rasa sayang dan menikmati keindahan tubuhku.</div>
<h3>
Untuk seluruh Member LEXUS TOTO yang kami hormati dan kami cintai. </h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2Z6bbuP" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="376" data-original-width="640" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgusMDclEejdcb0UioDZarShsGHezzqMzEpAT_wGv-yzIhPENhqyMUH1gXstwdJS191G3hyphenhyphengs2Usx8wDvPAv6mouHTQIn4N3v1hrXELJnF_2wnGaCwJCyPQP6dpJ_HnjZbKBd2fWD2d8zTN/s400/lexus1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2Z6bbuP">Lexustoto,com</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku tidak tahan perlakuan Roni, membuat aku macam cacing kepanasan sambil membalas cubuan Roni. Melihat perlawanku Roni semakin semangat sambil berusaha membuka baju dan celana renangku, dengan sekejap baju dan celanaku sudah lepas dari tubuhku. Tubuhku yang putih mulus hanya di balut segi tiga dan BH. Melihat kemontokan tubuhku Roni sempat terpelongo sejenak melihat pemandangan yang tidak pernah dilihatnya secara langsung selain dengan menonton fliim biru.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan secepat kilat Roni melepaskan seluruh pakaiannya yang melekat di tubuhnya. Aku terkejut dan malu melihat Roni telanjang bulat di hadapanku, dadanya yang kekar ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku teringat kata-kata kawan aku, kalau ada bulu tubuh di dada pria nafsunya tinggi, mengingat ini akau gemetar. Tanpa di komandoi tangan Roni yang lincah membuat aku kehilangan konstrasi. Aku gelagapan menyeimbangi jamahan dan ciuman yang di lakukan Roni samaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku hampir lemas dengan cumbuan Roni yang membuatku tidak sadar diri sumua pembalut tubuhku telepas sudah seperti anak yang baru dilahirkan tanpa sehelai benangpun yang menghalanginya. Roni mulai meningkatkan serangannya maaf pembaca “dengan menjilat milikku yang paling berharga”. Aku tidak tahu apa lagi yang dilakukan Roni yang jelas membuat aku menggelinjang-gelinjang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Roni menindihku sambil membuat ancang-ancang diatas tubuhku sambil mengarahkan basokanya sambil menciumi leherku dan telingaku. Saat tubuh Roni peling bawah menekan milikku terasa nyeri dan sakit. Mendengar jeritanku Roni merasa kasihan dan menghentikan aksinya sebentar. Sambil mempermainkan buah kembar milikku, selang beberapa minit Roni mengulangi aksinya sambil menekan dengan pelan-pelan, tapi sangat luar biasa sakitnya. Aku baru kali itu di cium laki-laki, apalagi untuk di gitui. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Roni mulai tidak sabar menikmati milikku, akhirnya dia menekannya dengan keras, aku menjerit kesakitan. Roni berhasil membongkar pintu milikku yang kian lama kujaga, Roni tidak bergerak dia membiarkan miliknya didalam miliku. Sekali-sekali Roni mengangkat tubuhnya dengan lembut, aku mulai merasakan nikmat bercampur sakit kurang lebih lima belas menit Roni mengerang dan terkulai lemas di sampingku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku memaki diriku sambil menangis, kenapa aku segampang itu mengikuti godaan setan yang menimpahku. Aku mau duduk terasa sakit di selangkanganku, Roni kulihat dengan senyum sambil memeluk aku. dia meyakinkan aku bahwa dirinya tidak akan menyia-nyiakanku sampai kapanpun dia tetap bertanggungjawab katanya padaku. Dengan kata-kata bang Roni membuat aku tidak ada apa-apanya dimuka dia aku tertunduk dan patuh pada perintahnya.</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-23635280860127134252019-06-18T21:30:00.000-07:002019-06-28T01:59:10.329-07:00Cerita Dewasa - Bidan Tubuh Mungil Sang Pemuas Nafsu !!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFr4DHecB31scGiMjXICmD86A7iAge6S2qQNjrtMnfw-PzJ2IeN6SxIoApp8GHzyg5R_mIntXdZSZRYxAdoAb99ns2iebX1GyzzawLSajp3pgQMQIAox5fJ-o6FIK4uZMJBGQaVsJYIoS-/s1600/DdtcYMAVAAAzkmw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="900" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFr4DHecB31scGiMjXICmD86A7iAge6S2qQNjrtMnfw-PzJ2IeN6SxIoApp8GHzyg5R_mIntXdZSZRYxAdoAb99ns2iebX1GyzzawLSajp3pgQMQIAox5fJ-o6FIK4uZMJBGQaVsJYIoS-/s400/DdtcYMAVAAAzkmw.jpg" width="300" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Berawal dari sebuah nama, Lia adalah seorang bidan yang di tugaskan PTT provinsi yang teletak di desa pedalaman di daerah malang.Setelah tamat dari akademi kebidanan di salah satu akademi kebidanan di malang,dia bekerja menjadi bidan desa.</span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lia adalah seorang gadis dengan usia 23 tahun,sebenarnya dia asli bandung, namun kedua orang tuanya di tugaskan bekerja di malang sebagai pegawai negeri. Lia memiliki perawakan yang cukup sempurna bagi seorang laki2, dengan tinggi 164cm,kulitnya putih,mulus,ramping,rambutnya hitam panjang dan lurus,wajahnya sedikit mirip dengan syahrini seorang penyanyi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dia sangat menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya,mungkin karena dia seorang bidan.Saat masih kuliah,banyak teman2nya yang iri dengannya,karena kalau jalan2 dengannya,setiap laki2 yang berpapasan dengannya selalu tak berkedip melihat kecantikannya.Namun hanya Deny yang dapat menaklukkan hatinya.Deny adalah pacarnya,bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kota malang.Mereka merencanakan untuk menikah setelah Lia memberikan keperawanannya kepada deny,tapi mereka hanya 1 kali melakukannya,mereka berjanji tidak akan melakukannya lagi sampai mereka menikah 1 tahun lagi. Hari pertama Lia di desa itu, cukup jauh perjalanan yang dia tempuh dari kota malang,angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini,Lia diantar oleh deny menuju puskesmas untuk berkenalan dengan pegawai yang lain dan kemudian menuju ke rumah dinasnya yang berada cukup jauh dari puskesmas. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lia di temani oleh Dewi dan Erna yang juga seorang bidan PTT. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda Lia juga dikenalkan dengan tetangganya Pak Iwan ketua RT di desa itu,Pak Iwan sangat di segani oleh warga nya,sebenarnya dia mau di calonkan sebagai kepela desa,tapi dia menolaknya,dengan alasan sudah banyak memiliki urusan,Pak Iwan berusia 54 tahun,dia mempunyai 2 orang istri yang keduanya lebih muda kira2 10 tahun darinya,maklum Pak Iwan mempunyai banyak lahan perkebunan dan pertanian. Pak Iwan di tugaskan oleh kepala desa untuk membantu Lia dan temannya yang lain apabila memerlukan bantuan,dengan alasan rumah Pak Iwan lebih dekat dengan rumah dinas mereka. Bersama Dewi dan Erna, Lia sering bergantian ke rumah2 warga untuk membantu ibu2 yg mau partus normal ataupun mengobati bayi yang sakit.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Untuk bertugas ke desa yang jauh,Pak Iwan lah yg sering mengantarkan Lia atau temannya yg lain,karena mereka tidak mempunyai motor.tapi dengan senang hatinya pak iwan selalu siap sedia mengantarkan bidan2 tersebut. Suatu ketika Lia bertugas mau ke rumah warga yang hendak partus,karena larut malam,Lia takut sendirian berangkat,teman2nya pun sudah tidur,beruntung saat Lia keluar rumah,dia melihat Pak iwan duduk di teras sambil merokok dan minum kopi,Lia pun meminta bantuan kepada pak Iwan.Sejak saat itu Lia dan Pak iwan lebih akrab,Lia selalu mengandalkan pak iwan untuk menemaninya bertugas,mungkin karena pak iwan memiliki kewibaan dan badan yg kekar sehingga Lia merasa lebih terlindungi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Karena seringnya Lia berboncengan dengan pak iwan dan jalanan yg rusak,Lia sering berpegangan ke pinggang pak iwan,dan dada Lia terus menerus bergeskan dengan punggung pak iwan, walaupun Lia tidak menyadarinya,sebenarnya pak iwan mulai menyukai lia dan nafsunya semakin menggebu2 setiap kali membonceng lia.selain lia cantik, pak iwan pun selalu merasakan kekenyalan dada lia. Namun Lia mempunyai perasaan yg berbeda,dia hanya menganggap pak iwan adalh sosok yg diseganinya dan selalu di hormatinya. Saat malam minggu,Lia baru saja pulang dari tugasnya,setelah selesai mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya,Lia mendengar ketukan dari pintu,dengan santai Lia membuka pintu,ternyata adalah pak iwan. “Oo..pak Iwan,,silahkan masuk pak..”. Setelah masuk pak iwan duduk di kursi. “Ada apa ya pak?,,”Lia bertanya sambil menutupi belahan dadanya yg sedikit terbuka. “Nda’ apa2,,cuma mau mampir saja,sambil bawakan nasi goreng ini,,kok kelihatn sepi,,?mba dewi sama mba erna kemana,,?”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pak iwan bertanya sambil matanya jelalatan seperti mencari sesuatu. “Wah bapak kok repot2 begini,makasih ya pak.. mmm,,dewi sama erna pulang ke kota,katanya kangen sama orangtua,,kalau begitu,saya mau ganti baju dulu,bapak mau minum apa?”..kata Lia sambil berjalan menuju kamarnya yang dekat dengan ruang tamu. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda “Begitu ya,tidak usah repot2 mba,cukup air putih saja,,apa mba Lia nda’ kangen juga sama ibunya,,?” pak iwan berkata sambil menyalakan sebatang rokok sampoerna. “sebenarnya kangen sii,,tapi ortu saya lagi ada di bandung,terpaksa deh saya tinggal sendirian disini,,”Lia pun keluar dari kamarnya dengan membawa air aqua gelas dan makanan kecil. Mata pak iwan tercengang saat melihat lia keluar dengan pakaian serba minimnya,lia memakai gaun tidur warna putih tanpa lengan dan celana yang pendek sepaha.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lalu lia berbincang2 dengan pak iwan sambil makan nasi goreng yang di beli pak iwan, tiba2 saja hujan dengan lebatnya,lia pun menutup pintu karena takut dengan kilat2 yang menyambar. Karena sudah akrab,mereka berbincang2 kesana kemari dari masalah pekerjaan sampai masalah seks. bagi Lia,seks adalh hal yang biasa dan pak iwan bukan orang lain baginya. Lalu perlahan2 pak iwan pun menggeser duduknya mendekati Lia, lia pun membiarkannya,karena dia tidak curiga sama sekali. “Mba lia,saya rasa mba sudah cukup umur untuk menikah, apa pacar mba belum merencakannya..?”. “Iya pak,sebenarnya saya sudah kepingin menikah,tapi mas deny masih terlalu sibuk sama pekerjaannya,mungkin karena dia baru beberapa bulan di terima bekerja di perusahaan..yaa,,saya tunggu saja..”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Wah,kalau begitu mba sabar saja dulu,,ngomong2 baju tidur mba bagus sekali,boleh saya pegang kainnya,,?barang kali nanti mau belikan istri2 saya yang kaya gini..”. “Boleh,ini,,”kata lia sambil memajukan badannya ke hadapan pak iwan. Tapi,bukannya memegang kain baju lia, pak iwan malah mengelus2 perut lia dari luar. Sontak Lia pun terkejut dan sedikit menjauh, “Yee,,bapak kok elus2 perut saya,,?saya kan tidak hamil pak”.. Kemudian pak iwan kembali mendekati lia,,”Bapak minta maaf,bapak kira lia sudah hamil,,hehe” pak iwan tersenyum bercanda sambil memegang tangan lia. “Enak aja bapak bilang gitu,saya kan belum menikah,,”Lia berkata sambil melepas genggaman tangan pak iwan secara perlahan. “Jangan begitu,malu saya pak,,masa bapak begitu..?” lia menambahkan. “Mba sih terlalu cantik, badan mba membuat saya nafsu, bapak kan jadi gemes sama mba,,mba lia mirip sama syahrini,yg d tv2 itu lo,,”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pak iwan mulai mengeluarkan rayuan2nya. “Masa sih pak? Saya rasa, bapak berlebihan deh,,”. lia pun merasa tersanjung karena di puji2 oleh seseorang yg di hormatinya. Pak iwan semakin mendekati dan melingkarkan tangannya ke bahu lia. ”Jangan begini pak, nanti ketahuan istri2 bapak, lagian saya mengannggap bapak sudah seperti bapak saya sendiri.,,”. ”Mba tenang saja,istri saya kalaupun tahu nda’ akan berani marah,,bapak sangat menyukai mba lia lebih dari apapun,,”. Lia hanya tersenyum sambil memandangi pak iwan. ”maafkan saya pak,,saya bukan istri bapak,dan saya tidak mau jadi istri bapak,,kan bapak sudah punya 2 istri”. Lia berkata dengan sopan. Lia melepaskan tangan iwan dari tubuhnya,Tapi iwan tidak menyerah,dia kemudian meniupkan nafasnya ke tengkuk lia yg di tumbuhi rambut halus,dan telinga sampai dada lia. Lia bergidik merasa geli, lalu iwan membelai2 rambut lia yg panjang dengan lembut.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Karena suasana mendukung,hawa dingin karena hujan, dan bubuk perangsang yg di masukkan iwan ke dalam nasi goreng lia, maka lia pun terbawa hanyut dalam pelukan pria yg hampir seusia ayahnya itu. Lia terbawa arus gairah laki2 itu,badannya panas dingin karena sentuhan2 iwan.. Dengan liarnya tangan iwan, dia memasukkan jari2nya ke dalam baju lia dan meremas2 bongkahan dada yg tidak terlalu besar namun sangat menggairahkan dan juga kenyal. Sementara mulut iwan menempel di bibir lia yg kemerah2an,lidahnya menyusup mencari2 lidah lia, cukup lama mereka berciuman dengan penuh nafsu, lia pun hanya bisa mendesis,,”Sssshh,,Paak,,”. Walaupun hujan deras di luar sana, lia mengeluarkan keringat, terlihat wajah Lia memerah menahan nafsu. ”Sssshh,,Apa yg mau bapak lakukan ke saya,,,? Kenapa badan saya begini pak,,?”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Iwan pun tersenyum mendengar perkataan lia,,menandakan bahwa lia sudah pasti takluk di pelukannya. Kemudian iwan menggendong lia ke kamar, dan membaringkannya d ranjang. ”Apa mba lia bersedia untuk saya cumbui malam ini,,?” iwan berkata sambil melepas kaosnya dan celana panjangnya. ”Jangan paak,,! saya masih perawan..”. Lia masih sempat berpikir dengan akal sehatnya, dia berbohong kepada iwan agar iwan merasa kasian dan menghentikan kelakuannya. Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda ”Tenang sayang,,saya akan pelan2..”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
SITUS BO PALING AMAN YANG KAMI REFERENSIKAN !!!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2uZ3jgO" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="437" data-original-width="640" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-RCW1w4aO8zmeTwNfnO9kjJ91QQin8jTOqPpgyH4nQxj6_fg__wxATnO68njxhcCzr-zW2Sgi0B7Ih7UQdF-UNGl56S84djOalcG-ReEpXStZXbohUPNNnORqmdOBo4f9gR41onvYHebz/s320/5802daf6c777b86d574c41d246e4a530.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2uZ3jgO">Lexustoto,net</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bukannya kasihan tapi iwan semakin antusias ingin cepat meniduri lia. Dan lia semakin tidak berdaya saat iwan mulai menindihnya. Kembali iwan mengulum bibir lia yg merekah pasrah. Iwan membuka baju lia, terpampang lah tubuh bagian atas lia yg indah. Lia hanya mendesis dan memejamkan matanya saat celananya di tarik iwan. Lia terlihat malu karena dia tinggal mengenakan BH dan CD berwarna putih saja. Iwan kemudian bergerak menciumi pipi, leher, telinga, dan dada lia berulang ulang kali,,lia tak kuasa di perlakukan seperti itu, kedua tangannya mulai memeluk tubuh iwan. ”Aaahh..Paak, Jangan begini,,Lia geli..”. Iwan berhenti sebentar untuk melepas kaitan BH lia,dan saat terlepas, iwan kagum melihat puting payudara lia yg sudah membesar mencuat ke atas berwarna merah muda,, langsung di hisapnya puting sebelah kanan, sedangkan puting yg sebelah kiri di main2kan dengan jari iwan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lia mengeluh saat iwan menjilat2 putingnya, ”Uuuuh.,,Mmm,,.. Sudah pak, lia ngga’ tahan, Ssshh,,”. Tangan iwan menarik keluar CD lia yg sudah cukup basah, kembali iwan mengagumi kemolekan tubuh bidan ini, vagina nya memerah merekah, mungkin karena kulitnya yg puting. di daerah sekitarnya tumbuh bulu2 halus,tapi tidak lebat. Langsung saja mulutnya menciumi bibir vagina dengan buasnya,, ‘Ssllurp ssllurp,,’ terdengar bunyi mulut iwan sedang beradu kenikmatan dengan vagina lia,, ”Aahhh,,aahh,, Ssshh,,”. Lia memegangi kepala iwan dengan erat,sedangkan kepalanya sendiri bergerak ke kiri dan ke kanan menahan nafsu. Dengan jari telunjuknya, iwan mulai mengucek2 liang vagina lia,sontak lia pun semakin meracau ”Aaaghh,,apa itu paak yg ada d vagina Liaa,,Uuuhh..”. Iwan malah menjawab pertanyaan lia dengan cara memasukkan lidahnya ke lobang Lia.. ”Uuuu,,,Lia pengin pipiiis,,Aaaghhh,,”.</div>
Akhirnya lia pun mengalami orgasme yg cukup deras hanya karena cumbuan iwan di vagina nya.. Iwan terus menerus mengisap2 cairan lia sambil melepas celananya,mencuatlah penis iwan yg sudah tegang. ”Sekarang,tolong isapin penis bapak ya sayang”. Lia terkejut melihat penis iwan yg terlalu besar baginya, karena penis deny pacarnya tidak sebesar dan sepanjang itu. ”Kenapa kontol bapak besar banget pak?,,saya takut..”. Lia berkata sambil mengocok2 penis iwan, sesekali memasukkannya ke dalam mulutnya dan di isap2nya. ”Mba tenang saja,bapak akan memberikan kenikmatan yg besar juga”. Iwan menenangkan Lia dan merasakan nikmatnya hisapan lia yg cantik ini. Puas dengan mulut lia, iwan pun merubah posisi kembali menindihnya sambil membuka kedua paha lia. ”Pelan ya pak”, lia khawatir. Sedikit demi sedikit kepala penis iwan memasuki lobang lia, ”Sshhh,,paak, Aduuh..”, lia merasakan vaginanya mulai terisi oleh penis iwan. ”Aaaaaghh,,perih paak”, Dengan sekali sentakan penis iwan masuk semuanya kedalam vagina lia yg terus berdenyut2. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Menikmati Memek Sempit Si Bidan Muda cukup lama iwan mendiamkan penisnya d dalam vagina lia,setelah lia mulai menggeliat2 barulah iwan melakukan penetrasi,mengeluar masukkan dan memutar2 mencari2 titik kenikmatan lia. ”Ouh,,Sssh,,Enak sekali kontol bapak,, teruus, masukkan lebih dalam, Aahhhhh..”. Lia begitu menikmati genjotan2 iwan yg mulanya dia tolak. ”Vagina kamu juga enak, lebih enak daripada punya istri2 saya, jarang ada vagina seperti punya kamu yg bisa menyedot penis bapak terus2an begini, Ouhh..”. Iwan kemudian membalik badan lia agar posisi menungging, kembali di sodok iwan lobang kenikmatan itu dari belakang. Susu lia menggantung dengan indahnya sambil diremas2 oleh iwan. ”vagina saya rasanya penuh paakk,,Aaaahh,,Aaaaah,,”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tak berapa lama kemudian lia memuncratkan Cairan maninya saat orgasmenya yg kedua, menyusul iwan juga tidak dapat menahan kenikmatan karena pijatan2 vagina lia. Banyak sekali sperma yg di muntahkan iwan kedalam rahim lia, rasa hangat yg lia rasakan. Merekapun roboh,diam tanpa suara sambil berpelukan. Akhirnya iwan dapat menaklukkan dan memuaskan lia gadis impiannya walaupun dia curiga bahwa lia tidak perawan lagi. Lia terus menerus disetubuhi oleh iwan sampai menjelang pagi, 4 ronde percintaan yg mereka lakukan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Vagina lia dipenuhi dan diisi terus menerus oleh iwan. Lia pun sadar dia akan segera hamil, karena waktu itu adalah masa suburnya. Besok paginya lia terbangun tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya, pak iwan sudah tidak ada lagi di sampingnya, mungkin sudah pulang pikirnya. Jam menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar ada ketukan pintu, lia mengira itu adalah pak iwan, ternyata saat dia bukakan pintu, betapa kagetnya lia yg datang adalah Deny,pacarnya. Deny menjemput Lia untuk pulang ke kota, dan melamar Lia untuk menjadi istrinya, Lia pun menerimanya. Akhirnya selang 3 minggu Lia sudah menikah dengan Deny tapi Lia tidak akan bisa melupakan kenangan nikmat yg telah diberikan oleh Pak Iwan.</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-33437904067376307872019-06-18T21:21:00.001-07:002019-06-28T01:59:01.799-07:00Cerita Dewasa - Gadis Malang Di Genjot Sama Pria Kekar Dan Tahan Lama !!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj14gXy0xo3qaqGYpdb50Y2PFlNl6-Rb-GIYv08RP8ECjU9EzW7m6n6vwAaKiXdAvj0Cy9R4IisuSPYziT1tYlxUs_AmN4hvM-jyMxpmyvfY8k5wGLwdfHQR9U0bhPNKWu8wsbVJHvG9lSH/s1600/D6IcG9uUwAADl0K.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="875" data-original-width="719" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj14gXy0xo3qaqGYpdb50Y2PFlNl6-Rb-GIYv08RP8ECjU9EzW7m6n6vwAaKiXdAvj0Cy9R4IisuSPYziT1tYlxUs_AmN4hvM-jyMxpmyvfY8k5wGLwdfHQR9U0bhPNKWu8wsbVJHvG9lSH/s400/D6IcG9uUwAADl0K.jpg" width="327" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Saat liburan didesan musimnya saat itu musim hujan, Bella berteduh di sebuah rumah yang ada terasnya, Bella pun melihat kejadian yang mana ada seorang pria yang dipukuli oleh beberapa orang, Tiba tiba pintu rumahnya terbuka dan menyentak Bella untuk segera masuk kedalam rumah, seorang pria yang berbadan kekar menyeret tubuh Bella memaksa untuk masuk kedalam. </span><br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pria berambut kucir itu segera membekap mulut gadis itu dan meminting tangannya ke belakang agar tidak berteriak lagi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Siapa nih!?” tanya Munir pada pria itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Dia ada di halaman samping Bos, waktu sa</div>
ya panggil dia lari…dia pasti udah liat semuanya” jawab pria itu.<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ngapain lu disini hah!?” bentak Munir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Mmhh…saya…saya cuma lewat mau pulang ke vila, tapi hujan tambah besar jadi saya kepaksa berteduh dulu…tolong lepasin saya, bener saya ga liat apa-apa!” jawab gadis itu ketakutan, matanya yang indah mulai berkaca-kaca.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Bohong Bos, dia pasti udah denger dan liat semuanya!” potong si rambut kuncir, “untung tadi saya sigap”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Gimana nih Bos sekarang?” tanya Irsyad menunggu perintah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Munir mengelus-elus dagunya yang berjenggot kambing itu sambil memandangi gadis itu. Usianya masih muda sekitar awal 20an, dari penampilannya sepertinya ia seorang mahasiswi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Parasnya sungguh cantik dengan rambut hitam yang lurus dan panjang, tubuhnya yang langsing dibungkus oleh kaos hitam tanpa lengan dilapisi cardigan pink untuk melindungi dari udara malam serta bawahan berupa celana pendek longgar yang menggantung sejengkal di atas lutut sehingga memperlihatkan pahanya yang jenjang dan mulus. Pakaian dan rambutnya agak basah terkena hujan, nampaknya ia memang bermaksud berteduh.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Siapa namalu manis?” tanya Munir mendekati dan mengelus pipi gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Kalau ditanya jawab hah! Siapa nama lo!?” bentaknya melihat gadis itu terdiam ketakutan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Saya…Bella, tolong lepaskan saya, saya gak akan bilang siapa-siapa” ibanya tanpa bisa menahan air matanya yang menetes membasahi pipi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Bella heh, nama yang indah, seindah rupanya hahaha!” Munir mengangkat dagu gadis itu, menatapi wajah cantik itu sambil tertawa disambut tawa kedua anak buahnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Rabaan Munir dari pipinya merambat turun ke leher, bahu, hingga akhirnya payudara kiri Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Jangan…jang…eemmhphp!” jeritan Bella langsung terhambat karena si pria berkucir kembali membekap mulutnya. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Buka mulutnya Di, biar aja dia teriak…ayo teriak, ga akan ada yang denger suara lu, daerah ini sepi dan lagi hujan!” kata Munir sambil tangannya mulai meremasi payudara gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo kita nikmatin dulu cewek cantik ini, sayang kan yang bening gini lepas gitu aja…</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Siap Bos…kita juga kebagian kan, capek nih dari tadi mukulin melulu hehehe!” Irsyad nampak antusias dan tersenyum mesum, demikian pula Muchdi, temannya yang rambutnya dikucir itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Hehe…emang Bos dingin-dingin gini paling enak ya ngentot!” sahut Muchdi yang tangannya mulai ikut menggerayangi tubuh Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Hentikan! Jangan lakukan itu!” jerit Bella sambil meronta berusaha melepaskan diri, namun tenaganya bukanlah tandingan kedua pria itu yang telah menghimpit tubuhnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari Munir yang hendak melumat bibirnya, sementara tangan-tangan kasar mereka sudah bergerilya di tubuhnya. Dalam satu kesempatan ketika kuncian Muchdi mengendur karena sibuk menggerayangi tubuhnya</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella berhasil menendang perut Munir dengan lututnya sehingga pria itu terhuyung ke belakang sambil mengaduh memegangi perutnya. Gadis itu buru-buru lari ke arah pintu, namun baru saja beberapa langkah sebuah tangan menariknya ke belakang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Irsyad yang baru saja mengencangkan ikatan Robby dan mengikat mulutnya, rupanya bertindak cukup sigap. Ia berhasil menggapai cardigan gadis itu, menariknya hingga lepas dari tubuhnya. Sesaat kemudian gadis itu sudah berada dalam dekapannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Bajingan! Lepaskan saya!” jerit Bella memakinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Huehehe…mau kemana Bell…emmhh…uuh!” Irsyad memperkuat dekapannya sambil berusaha menciumi leher dan tenguk gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Plak! Aawww!” rintih Bella ketika telapak tangan Munir yang marah mendarat di pipinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Diam perek!” bentaknya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Air mata gadis itu makin mengucur membasahi pipinya ketika tangan Munir membetot keras kaosnya hingga robek. Mata ketiga pria bejat itu melotot melihat buah dada gadis itu yang masih terlindung di balik bra kremnya. Tubuh Bella bergetar saat Irsyad menyusupkan tangannya ke balik branya dan mulai meremas payudaranya dengan kasar, jarinya sesekali menjepit dan memelintir Putingnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Wuih…ini bener-bener mantep Bos, montok bener!” celoteh Irsad.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella semakin menangis mengiba dan menjerit ketika Munir menarik lepas branya. Terlihat dua buah payudara Bella yang bulat dan masih kencang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Wow…kenceng bener tetek lo Bell! Enak tuh klo kita remes dan isep-isep. Hahahaha……”. “Liat Putingnya juga masih kecil. Nanti gw bikin keras dan mancung biar lebih seksi” celoteh Munir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Jangan nangis sayang, kita kan mau bersenang-senang. Hahaha….!” kata Munir sambil meremas payudaranya, “yang gini nih yang gua suka, bener-bener seger!”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo Bell, abang bisa kok bikin Non Bella kejang-kejang keenakan huehehehe!” Muchdi mendekatinya dan mulai menggerayangi tubuh atasnya yang sudah topless.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Desahan gadis itu di sela-sela tangisannya membuat ketiga pria bejat yang mengerubunginya semakin bernafsu. Tangan Muchdi kini merambat turun ke bawah, menyusup masuk ke pinggang celana pendek yang dikenakan gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella merasakan tangan kasar pria itu menyentuh permukaan vaginanya, jari-jarinya mengelusi bibir vaginanya. Tubuhnya menggelinjang ketika jari-jari itu menyusup ke vaginanya dan mulai bergerak keluar masuk menggeseki dinding vaginanya. Pada saat yang sama, Munir menundukkan badannya dan melumat payudara Bella dengan gemas.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Mmhhh…lepaskan…aaahhh-aahh….jangan!” ia mulai mendesah tak tertahankan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Irsyad menyibakkan rambut panjang gadis itu ke kanan agar bisa menjilati dan mencupang leher sebelah kirinya. Lidah Irsyad yang kasar dan basah itu menyapu telak kulit lehernya membuat bulu kuduk gadis itu merinding.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Mereka lalu menyeret tubuh Bella dan membaringkannya di atas sebuah meja kayu di ruangan itu. Munir yang mengambil posisi di antara paha gadis itu menarik lepas celana pendek berikut dalamannya. Kini vagina Bella yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat terekpos sudah membuat mata ketiga pria bejat itu nanar menatapinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Wah…gua suka yang kaya gini, jembut lebat, bibirnya rapet!” sahut Munir sambil meraba kemaluan gadis itu yang sudah agak basah karena dipermainkan Muchdi tadi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia lalu menusukkan jari tengahnya ke liang vagina Bella sehingga tubuh gadis itu mengejang dan jeritan kecil keluar dari mulutnya. Dengan gemas Munir memutar-mutar jarinya mengobok-obok vagina gadis itu. Tanpa bisa tertahankan Bella menggelinjang, ia memohon agar mereka tidak meneruskan perbuatannya sambil diiringi desahan-desahan yang justru membuat mereka semakin nafsu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sementara Muchdi dan Irsyad juga tidak tinggal diam, mereka ikut menggerayangi tubuh mulus Bella yang sudah terbaring tak berdaya. Irsyad mencaplok payudara kiri gadis itu dan mengemut-emutnya, dihisap dan digigitinya Puting susu itu hingga pemiliknya semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella menggeleng-gelengkan kepalanya ketika Muchdi hendak menciumnya, tapi reaksinya malah membuat pria itu tertawa-tawa lalu menjenggut rambut panjangnya, lidahnya langsung menyapu pipinya yang halus lalu menempel pada bibir tipis gadis itu. ‘eeemmhhh….eemmm!’ Bella mengatupkan mulutnya menolak diciumi Muchdi, namun rangsangan pada sekujur tubuhnya membuatnya tak tahan untuk tidak mendesah, Muchdi sendiri saat itu juga aktif menggerayangi lekuk-lekuk tubuh gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Mulut Bella yang tertutup pun kian mengendur hingga akhirnya Muchdi berhasil memasukkan lidahnya ke mulut gadis itu dan mencumbuinya dengan liar. Lidah Muchdi mengais-ngais mulut Bella dan menyapu rongga mulutnya, ludah mereka saling bertukar dan tanpa sadar Bella pun mulai ikut memainkan lidahnya beradu dengan lidah pria itu karena libidonya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
‘Eeenngghhh!’ lenguh gadis itu di tengah percumbuannya karena merasakan ada benda hangat basah menyentuh bibir vaginanya. Ia menggerakkan bola matanya melirik ke bawah sana dimana Munir tengah membenamkan wajahnya agar dapat melumat vaginanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sensasi geli segera timbul dari bawah sana menjalar ke syaraf-syaraf kenikmatan di tubuhnya dan membuat birahinya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan. Lidah Munir menyapu telak bibir vaginanya lalu menyusup masuk menggelitik dinding bagian dalamnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uuuummhh…gurih, bener-bener hoki kita hari ini bisa nikmatin yang sedap gini hahaha!” celoteh Munir di tengah lumatannya terhadap kewanitaan Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan dua jari ia membuka bibir vagina gadis itu semakin lebar sehingga menampakkan warna merah merekah. Sementara Irsyad terus menjilati kedua payudaranya secara bergantian, sebentar saja kedua gunung kembar itu sudah basah oleh ludahnya, bekas gigitan memerah juga tampak pada beberapa bagian.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah hampir lima menit bercumbu, Muchdi melepaskan mulutnya dari Bella. Gadis itu bernafas terengah-engah sambil terisak dan mendesah. Belum terlalu lama ia mengambil udara segar Muchdi sudah menarik rambutnya sehingga kepalanya kini terjuntai ke bawah di tepi meja dan pandangannya terbalik.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aaah…jangg….eeemmphhh…mm mm!” kata-katanya terBellus karena Muchdi menjejalkan penisnya ke mulut gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pria itu memaju-mundurkan penisnya pada mulut Bella seperti menyetubuhinya, kedua kantung pelirnya menampar-nampar hidung gadis itu, aroma tak sedap segera menyergap hidungnya. Namun Bella tidak punya pilihan lain selain beradaptasi mengisap penis di mulutnya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang di atas meja kayu itu tanpa dapat ditahannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tangan-tangan kasar dan lidah-lidah para pria bejat itu terus merangsang tubuhnya. Di bawah sana, lidah Munir menjelajah semakin dalam ke dalam vagina Bella dan menemukan klitorisnya. Daging kecil yang sensitif itu digigitnya pelan dan dihisap-hisap, kontan Bella pun semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan dibuatnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Eemmhhh….eemmmm!” dari mulutnya yang dijejali penis Muchdi terdengar desahan tertahan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sebentar saja Bella merasakan vaginanya makin berdenyut-denyut hendak mengeluarkan cairan klimaksnya. Akhirnya…ssrrrr…cairan bening dan hangat itu meleleh dengan derasnya dibarengi dengan mengejangnya tubuh gadis itu. Dengan rakus, Munir menyeruBell cairan itu seperti orang kehausan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ssshhrrppp…ssllluurrpp…i ni baru sip, hhmmm udah ga sabar gua jejelin ****** gua kesini!” kata Munir setelah puas menyeruBell cairan kewanitaan Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah itu ia buru-buru membuka celana dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras lalu mengarahkan kepalanya ke belahan bibir vagina gadis itu yang sudah becek siap melakukan penetrasi. Saat itu Bella yang masih mengulum penis Muchdi membelakkan mata merasakan sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke vaginanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Munir melenguh keenakan merasakan himpitan dinding vagina Bella yang begitu sempit dan bergerinjal-gerinjal. Tak lama kemudian ia mulai mengocok penisnya keluar masuk, mula-mula pelan hingga frekuensi genjotannya main naik dan menimbulkan bunyi kecipak dari gesekan alat kelamin mereka dan cairan dari vagina gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tubuh Bella tergoncang-goncang, demikian pula sepasang payudaranya sehingga nampak makin menggemaskan, sepasang gunung kembar itu tidak pernah lepas dari tangan dan mulut mereka.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Hhuuuhh…seret banget…uuhh…ini baru top!” sahut Munir sambil menyetubuhi Bella semakin liar.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Sepongannya juga sip Bos…edan kaya diisep-isep nih!” timpal Muchdi yang penisnya sedang dioral oleh gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Gantian dong Di, gua juga pengen nyicipin, kayanya enak tuh ya!”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Muchdi mempersilakan Irsyad mengambil posisinya karena ia sendiri tidak ingin buru-buru keluar sebelum menikmati hidangan utamanya yaitu mencoblos vagina gadis itu. Pria berambut cepak itu segera meraih kepala Bella, gadis itu sempat mengambil udara segar sebentar dan sedikit terbatuk-batuk sebelum akhirnya mulutnya kembali dijejali penis, kali ini oleh Irsyad, pria itu memegangi kepalanya sehingga kini kepala gadis itu tidak lagi terjuntai terbalik yang membuatnya tidak nyaman.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Sudah…saya mo…hhhmmmhh!” Irsyad memasukkan penisnya dengan paksa ke mulut gadis itu dan memotong kata-katanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Irsyad mendesah nikmat merasakan mulut gadis itu memanjakan penisnya dengan ludahnya yang hangat dan lidahnya. Bella nampak kewalahan karena penis Irsyad diameternya lebih lebar daripada milik Muchdi. Dengan susah payah Bella mencoba menggerakkan lidahnya menyapu kepala penis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uuuhh…mantap Bell, yah…jilatin terus…emuthh!” desah pria itu sambil meremasi rambut Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Muchdi menarik kursi ke dekat meja itu lalu duduk di atasnya, ia mengamat-amati tubuh mulus Bella yang sudah mulai berkeringat dan mengelusinya dengan kagum. Lidahnya terjulur keluar menjilati wilayah Puting gadis itu sementara tangannya yang satu meremasi payudaranya yang sebelah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Di sisi lain, Munir semakin cepat menggoyangkan pinggulnya menyodok-nyodok vagina Bella dengan penisnya. Mulut pria itu menceracau tak karuan hingga akhirnya melenguh panjang, ia menekankan penisnya dalam-dalam ketika mencapai klimaks.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Akhirnya setelah dua puluh menitan menggarap Bella, Munir tidak bisa lagi menahan keluarnya spermanya yang mengisi vagina gadis itu. Pada saat hampir bersamaan, Bella pun kembali berorgasme, nafasnya mendengus-dengus, erangan tertahan terdengar dari mulutnya yang tengah dijejali penis, tubuh telanjangnya hanya bisa menggelinjang-gelinjang menyebabkan dadanya makin membusung dan membuat Muchdi yang sedang menyusu semakin bernafsu dibuatnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Terdengar suara ‘plok’ saat Munir menarik lepas penisnya dari vagina Bella, liang vagina gadis itu ternganga selama beberapa saat sebelum menutup kembali, cairan orgasmenya meleleh keluar dari liang itu bercampur dengan cairan kental berwarna Bellih susu membasahi selangkangan dan meja di bawahnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo siapa mau coba nih!” sahut Munir seusai melampiaskan nafsunya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Gua Boss…gua dah konak nih daritadi!” Muchdi buru-buru mengambil posisi di antara kedua paha Bella, “eh, Syad…turunin dulu dong, gua mau gaya doggy nih, biar lebih enak!”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Irsyad yang sedang asyik menikmati penisnya dikulum membantunya menurunkan tubuh gadis itu ke lantai. Bella berusaha beringsut untuk menjauh dari mereka, namun ia harus pasrah mendapati kenyataan bahwa tubuhnya sudah terlalu lemas untuk itu, belum lagi ditambah rasa nyeri pada vaginanya yang baru saja dibombardir penis Munir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Muchdi mengatur tubuh Bella menungging di lantai kayu itu dengan bertumpu pada kedua lutut dan siku tangannya. Tak lama kemudian kepala penisnya sudah membelah vagina gadis itu.<br />
“Ooohh…sakit!” Bella mendesah lirih, “Aahhkk!!” Muchdi menyentakkan pinggulnya kuat-kuat setelah penisnya menancap setengahnya hingga benda itu melesak masuk dan gadis itu menjerit.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tanpa memberi kesempatan pada gadis itu untuk beradaptasi, Muchdi menyodok-nyodokkan penisnya dengan buas. Nampak sepasang payudara Bella terayun-ayun seirama goncangan tubuhnya menciptakan suasana yang semakin erotis.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tangan kiri Muchdi meraih payudara itu dan meremasinya sambil terus menyodoknya dari belakang. Erangan Bella semakin keras, matanya merem-melek, secara refleks ia juga turut menggerakkan pinggulnya mencari kenikmatan. Munir dan Irsyad tertawa-tawa melihat reaksi gadis itu.<br />
“Hahaha…tuh kan jadi ketagihan, tadi nangis-nangis minta dilepasin sekarang malah pengen dientot!” ejek Munir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Biasa Bos…belum tau enaknya dia hahaha!” timpal Irsyad.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sodokan Muchdi semakin cepat, lenguhannya bercampur dengan erangan Bella memenuhi ruangan itu, ditambah lagi dengan bunyi tumbukan alat kelamin mereka, ‘plok…plok…plok!’. Sementara itu, Robby yang terikat tak berdaya hanya bisa menyaksikan gadis itu diperkosa tanpa bisa berbuat apa-apa.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sebenarnya ia merasa sangat kasihan dan ingin menolongnya, namun apa yang dapat diperbuatnya? bahkan nasibnya sendiri sedang di ujung tanduk. Secara naluriah, ia sendiri terangsang melihat gadis secantik Bella diperkosa massal oleh ketiga bajingan itu, tanpa dapat ditahan penisnya pun mengeras karenanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uuuhh…uhhh…enak kan Bell…seretnya!” ceracau Muchdi yang terus menggenjoti gadis itu dan meremas-remas payudaranya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ditanya jawab yah!! Enak gak Bell!!” Muchdi menjambak rambut panjang gadis itu hingga kepalanya menengadah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aduuhh….ahhh…iyah enak…sakit, jangan ditarik gitu….aahh!” rintih Bella yang wajahnya semakin berlinang air mata.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ketiga pria bejat itu tertawa-tawa, ejekan-ejekan yang melecehkannya terus keluar dari mulut mereka.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo Di…bikin non Bella kelepek-kelepek hahaha!” kata Irsyad.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Merasa tertantang Muchdi semakin mempercepat sodokannya pada vagina gadis itu. Hingga akhirnya tak lama kemudian pria itu semakin melenguh-lenguh, frekuensi genjotannya semakin cepat dan remasannya pada payudara gadis itu semakin keras.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Desahan Bella bercampur dengan rintihan kesakitan. Dengan satu lenguhan panjang, preman berkuncir itu menancapkan penisnya dalam-dalam dan melepas orgasme. Untuk kedua kalinya vagina Bella terisi dengan sperma, ia dapat merasakan kedutan-kedutan penis pria itu dan cairan Bellihnya yang hangat memenuhi rahimnya. Ketika Muchdi mencabut penisnya nampak cairan spermanya bercampur cairan kewanitaan gadis itu membentuk untaian sepanjang lima centian.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Nih…bersihin!” perintah Muchdi menarik rambut Bella dan mendekatkan penisnya yang belepotan ke bibir gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella pun melakukan yang diperintahkannya, penis itu ia jilati dan kulum, cairan-cairan yang berlumuran disana dijilatinya hingga bersih sampai sisa-sisa sperma pun dihisapinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Hhhssshhh…ngisepnya jago juga lu Bell, dah pengalaman ya!?” komentar Muchdi</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Lu pecun yang suka beroperasi di puncak ya Bell, hahaha!” ejek Irsyad membuat kupingnya memerah.<br />
“Hus…yang bener aja lu Syad pecun disini mana ada yang bening gini, biasanya item-item kaya babu gitu hehehe” sahut Munir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella merasakan tubuhnya luluh lantak sehingga ia harus bersandar pada kaki meja menopang tubuhnya, namun ia masih merasakan kurang karena bersama Muchdi tadi ia hampir mencapai klimaks namun pria itu sudah lebih dulu klimaks dan menarik lepas penisnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sekarang giliran Irsyad mencicipi tubuhnya, pria cepak bertubuh besar itu mendekapnya, lalu duduk di kursi dan menaikkan gadis itu ke pangkuannya dalam posisi memunggungi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Angkat badan lu dikit manis!” perintah Irsyad di dekat telinga Bella, “buka memek lu terus masukin nih ****** gua”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Orgasme yang tidak kesampaian membuat Bella menikmati persetubuhan itu. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, tangan kanannya membuka lebar-lebar bibir vaginanya dan yang kiri menggenggam penis Irsyad yang berurat, mengarahkannya memasuki liang senggamanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia mulai menurunkan tubuhnya pelan-pelan setelah dirasanya kepala penis itu menyentuh bagian tengah vaginanya. Desahannya mengiringi proses penetrasi penis itu. Berkat cairan kewanitaan yang telah membanjiri vaginanya, penis besar Irsyad lebih mudah memasuki vaginanya, namun tetap saja rasa ngilu mengiringinya karena vaginanya sudah sejak tadi digempur.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Irsyad lalu memutar wajah Bella dan melumat bibirnya. Bella membalas permainan lidah pria itu sambil beradaptasi dengan penis yang menyesaki vaginanya itu. Tanpa disuruh, Bella mulai menggerakkan tubuhnya naik turun tanpa melepas percumbuannya dengan preman itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kedua tangan kasar Irsyad terus bercokol pada payudara gadis itu, meremasi, memilin atau mencubiti Putingnya. Goyangan tubuh Bella kian cepat, mulutnya juga semakin menceracau menahan nikmat. Munir yang mulai bernafsu lagi mendekati mereka, ia meraih kepala Bella dan menjejali mulut gadis itu dengan penisnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Muchdi juga tidak membiarkan tangan gadis itu yang nganggur, ia menggenggamkan penisnya pada tangan gadis itu dan memintanya untuk mengocok. Sambil menikmati vagina Bella, Irsyad mencium dan menjilati leher jenjangnya, sementara tangannya bergerilya menggerayangi lekuk-lekuk tubuh yang mulus itu. Tanpa dapat ditahan Robby yang terikat di kursi juga terangsang melihat adegan itu, tak terasa penisnya juga mulai basah karenanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Eeemm…mmmm…uuhhm!” suara desahan Bella yang tertahan oleh penis Munir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia merasakan penis itu semakin bertambah keras di mulutnya. Munir tidak lagi memegangi kepalanya, Bella menggenggam sendiri penis itu sambil memaju-mundurkan kepalanya dan mengulum-ngulum benda itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sementara tangannya yang satu sedang mengocok penis Muchdi dengan kecepatan sedang disertai pijatan membuat pria itu melenguh menahan nikmat. Tak lama kemudian mengeluarkan penis Munir dari mulutnya dan ganti mengoral penis Muchdi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Bagus…sekarang udah nurut ya! Udah ketagihan ****** rupanya” kata Muchdi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tanpa mempedulikan komentar-komentar yang merendahkannya itu, Bella terus mengulum dan mengocoki penis Munir dan Muchdi sambil menaik-turunkan tubuhnya. Lidahnya menyapu kepala penis Muchdi dan menggelitik lubang kencingnya membuat pria itu semakin tak tahan hingga tak lama kemudian…croot…ccroot…diiringi lenguhan panjang Muchdi mengeluarkan spermanya di mulut gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uuhh…enakhh!” lenguhnya sambil memegangi kepala gadis itu, “isep Bell…isep kuat…minum peju gua!</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella gelagapan namun mau tidak mau ia harus menghabiskan cairan Bellih yang tertumpah di mulutnya itu, baunya sungguh tajam dan kental, sebagian cairan itu meleleh di sudut bibirnya karena yang keluar cukup banyak.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia terpaksa menelan cairan Bellih kental itu agar tidak terlalu terasa di mulutnya, selain itu juga dihisapinya penis Muchdi yang semakin menyusut itu dan dihisapi sisa-sisa spermanya hingga pria itu akhirnya mencabut penisnya dengan puas.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Baru sebentar penis Muchdi lepas dari mulutnya, Munir yang penisnya sedang sedang dikocok olehnya juga mencapai klimaks. Penisnya berkedut-kedut dan menyemprotkan isinya ke wajah cantik gadis itu. Pria itu tersenyum puas setelah berejakulasi di wajah gadis itu. Sperma di wajah Bella turun hingga mengenai payudaranya yang bulat padat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Mulutnya dibuka!” perintahnya, ia lalu mengarahkan penisnya ke mulut Bella sehingga cipratan spermanya masuk ke mulut gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kembali mulut Bella dijejali penis, kali ini oleh Munir yang memintanya mengisap dan membersihkan miliknya itu dari sisa-sisa sperma. Mereka tertawa-tawa melihat keadaan Bella dengan wajah telah belepotan sperma.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Hehehe…gitu lebih cantik Non, lumayan tuh buat krim wajah, jadi tambah cantik!” ejek Muchdi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Terlihat sekali Bella menikmati perkosaan atas dirinya itu, tubuhnya sudah dikuasai dorongan seksual tanpa menghiraukan cemoohan ketiga pemerkosanya itu. Ia meliuk-liukkan tubuhnya sehingga penis besar Irsyad semakin mengaduk-aduk vaginanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uuuhh…ngehek…mau keluar nih…eerrrhh!!” geram Iryad sambil menurunkan tubuh Bella dan bangkit dari kursi tanpa melepas penisnya yang tertancap.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella segera menumpukan kedua tangannya pada tepi meja di dekatnya, persetubuhan itu berlanjut dengan posisi si pria menyodoki dari belakang sambil berdiri dan si wanita berdiri nungging dengan bertumpu pada bibir meja di depannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan posisi demikian Bella merasakan penis Irsyad menyodok semakin dalam dan semakin kencang. Desahan Bella semakin menjadi-jadi, mulut gadis itu membuka bulat dan mengeluarkan desahan yang susul menyusul dengan lenguhan pria itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aaahh…aakkhh…ooooohh!” Bella mengerang sekuat tenaga seiring dengan ledakan orgasme yang seakan meledakkan tubuhnya dari dalam.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tubuhnya mengejang dengan dahsyat, vaginanya semakin becek dan semakin kuat mencengkram penis Iryad yang juga sudah mau meledak. Pria berambut cepak itu pun akhirnya tak tahan lagi, dengan satu dorongan keras dilesakkannya penisnya dalam-dalam pada vagina Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uugghh!” Irsyad mendesah nikmat sambil menumpahkan spermanya mengisi vagina gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pria itu meresapi orgasme itu dengan memeluk tubuh mulus itu merasakan kehangatan tubuh gadis itu menyatu dengan tubuhnya. Tangannya meremasi payudara gadis itu dan mulutnya menciumi tenguk dan pundaknya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Wah…gua konak lagi nih, sini Non sama abang lagi!” Muchdi yang penisnya mulai mengeras lagi meraih lengan Bella begitu Irsyad melepaskan dekapannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tubuh Bella saat itu demikian lemah lunglai setelah mengalami orgasme panjang bersama Irsyad, namun Muchdi sepertinya tidak terlalu mempedulikannya. Pria itu duduk selonjoran di lantai dan mendudukkan gadis itu di selangkangannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aaahhh!!” desah Bella merasakan vaginanya kembali dimasuki penis.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Yah Non…turun terus, masuk nih…uuhhh gitu!” Muchdi merasakan nikmat penisnya terjepit himpitan vagina gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pria itu menyentakkan pinggulnya ke atas setelah lebih dari setengah batang penisnya melesak ke vagina Bella, akibatnya tubuh gadis itu pun ikut tersentak dan jeritan kecil keluar dari mulutnya tanpa tertahankan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Goyang Non!” perintah pria berkuncir itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Bella pun mulai menaik-turunkan tubuhnya. Muchdi menikmati goyangan gadis itu sambil mengenyoti dadanya yang kanan. Tangannya menjelajahi kemulusan tubuh gadis itu. Lima menit kemudian Munir mendekati mereka dan mendorong punggung gadis itu ke depan sehingga pinggulnya lebih menungging.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Lubangnya masih ada kan, gua sekarang mau nyoba lubang yang ini nih!” kata Munir sambil mencucukkan jarinya ke dubur Bella.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aaahh…jangan, jangan disitu!” Bella mengiba ketika pria itu mulai mengarahkan penisnya ke lubang belakangnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Muchdi memegangi lengan Bella yang meronta-ronta sementara Munir terus menekan penisnya memasuki anus gadis itu. Bella merintih menahan sakit merasakan lubang belakangnya dimasuki paksa oleh penis pria itu. Jari-jari pria itu sudah lebih dulu memasuki lubang itu untuk membuka jalan bagi penisnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aaaaww….sakkiitt…aarrhh! ” mata Bella membelakak dan mulutnya menjerit merasakan nyerinya anal seks secara paksa itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Uuuggh…sempitnya!” lenguh Munir mengomentari lubang dubur Bella yang jauh lebih sempit dari vaginanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
LAGI ADA INFO MENARIK MODAL KECIL MENJADI JUTAWAN</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KUDZ4X" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="1000" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBPxzkIIBPkUwwMWrWTLCHkW2amHLWgNmfV2RxAvcr7HW9UmqZrNzonjirr0XEaRr496nrgPhlVYfOkQpcnQ1YlsE97j0n3EXKqbAL0yCkAPsUDwKEF7bC7-A5yvV0zmAbw2WOqOTLOl0B/s400/0d1b3-Link2BAlternatif2BANGKASA4D.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KUDZ4X"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif;">angkasa4d</span></span></a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Penis kedua pria itu menyodok-nyodok kedua lubang Bella seperti mesin saja. Robby yang terikat di kursi sempat bertatap mata dengan gadis malang yang sedang diperkosa itu. Ia melihat beban penderitaan yang sangat berat pada mata gadis itu, dari tatapan matanya seolah ia ingin meminta tolong pada dirinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Simpati, kasihan, marah, dan terangsang bercampur-baur dalam hatinya. Ia benar-benar muak dengan kebiadaban para begundal itu, mereka seolah tidak cukup menyiksa dirinya, tapi juga menzalimi orang lain yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah ini.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Giginya gemertak dan tangannya mengepal keras, seandainya saja ia mampu melepaskan ikatan, ingin rasanya menghajar ketiga pria amoral itu dan membebaskan gadis itu. Tidak tahan terus menyasikan, ia hanya dapat memalingkan wajah atau memejamkan mata tidak tahan melihat kebiadaban itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kini Irsyad juga maju, ia mengangkat wajah gadis itu dan menyuruhnya mengoral penisnya yang mulai bangkit lagi. Pria itu dengan paksa menjejali mulutnya dengan penis sehingga membuat Bella tersiksa karena gelagapan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sambil menahan nyeri pada duburnya yang sedang dibombardir Munir, vagina yang sedang dipompa, ia mulai menjilati penis Irsyad yang dimasukkan ke mulut Bella. Muchdi yang sedang memompa vagina Bella memegang kedua lengan Bella dan merapatkannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Munir yang sedang menggenjot anus Bella dengan kasarnya dia memilin dan meremas2 kedua payudara Bella yang bulat dan padat tersebut. Sementara Irsyad yang asik dioral oleh Bella menelusupkan 2 jari kedua tangannya ke lipatan ketiak Bella dari belakang dan mengocok2 didalamnya</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Eemmm…eengghhh..mmmhh!” desah gadis itu tertahan. <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a> </span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dengan diserangnya seluruh bagian sensitif tubuhnya, Bella merasakan darahnya semaking berdesir, gelombang klimaks akan segera menerpanya kembali. Namun sebelumnya, Munir sudah terlebih dulu orgasme karena sempitnya lubang belakang gadis itu. Ia melenguh panjang, menarik penisnya dan menyemprotkan spermanya membasahi punggung dan bongkahan pantat gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Baru setelahnya, sekitar tiga menit kemudian Bella mencapai puncak kenikmatannya, tubuh mulusnya menggelinjang hebat di atas tubuh Muchdi, mulutnya mengeluarkan erangan panjang, tangannya mengocoki penis Irsyad semakin cepat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kedua bawahan Munir itu menurunkan tubuh Bella dan menelentangkannya di lantai. Muchdi terus menggenjotnya sampai lima menit ke depan hingga akhirnya ia mencabut penisnya dan menumpahkan spermanya membasahi perut gadis itu. Tubuh Bella semakin blepotan cairan Bellih itu setelah Irsyad menuntaskan hajatnya dengan menyemburkan spermanya di wajah gadis itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ketiga pria tak bermoral itu pun meninggalkan tubuh telanjang gadis itu terbaring lemas bersimbah keringat dan sperma. Mereka tertawa puas berhasil menikmati kehangatan tubuh Bella. Mereka mulai memakai kembali pakaiannya.</div>
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></span>LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-33877382939040946802019-06-18T21:07:00.001-07:002019-06-28T01:58:51.871-07:00Cerita Dewasa - Bersetubuh Dengan Kembang Desa Cantik , Putih dan Mulus !!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzRdgl8k5YoHn-Xl_hlAUG2r7G36L4E5The1fsOVySbLrOr2BNqmDEiKIuJBCNZyCqZXReKdiOfqqjvX-C2kBwji0kIYWbeNhpLfQsZJnidBqZny5z_Bt8edYXL0t6MnsSjc1eCvPQTLgf/s1600/D6aKlcGUUAA8auM.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="843" data-original-width="719" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzRdgl8k5YoHn-Xl_hlAUG2r7G36L4E5The1fsOVySbLrOr2BNqmDEiKIuJBCNZyCqZXReKdiOfqqjvX-C2kBwji0kIYWbeNhpLfQsZJnidBqZny5z_Bt8edYXL0t6MnsSjc1eCvPQTLgf/s400/D6aKlcGUUAA8auM.jpg" width="340" /></a></div>
<br />
Aku masih berumur 16 tahun entar dalam dua bulan aku menginjak usia ke 17 tahun saat ini aku masih kelas 2 SMA tinggi badanku 160 cm aku memiliki ukuran bra 34 B aku juga terlalu memikirkan besar buah dadaku, aku terlahir di lingkungan yang baik dimana <br />
aku belum mengerti soal seks sampai suatu ketika peristiwa itu terjadi pada diriku.<br />
<br />
Sebenarnya aku sedikit khawatir karena jalan tersebut biasanya cukup sepi apa lagi pada pukul<br />
5 sore seperti ini. Aku pulang telat karena ada acara osis setelah pulang sekolah tadi.<br />
“hai neng cantik.” celetuk seorang yang sepertinya preman.<br />
Aku tak menghiraukannya dan berjalan lebih cepat.<br />
“yah cantik-cantik kok sombong sih neng ” katanya lagi dan berjalan mengikutiku dari belakang.<br />
Aku berlari menjauhi dia dan setelah beberapa meter aku mencoba menoleh kebelakang untungnya orang itu sudah tidak kelihatan.<br />
“huhh untung aja gak ngikutin.” pikirku<br />
Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan kemudian tubuhku juga di tangkapnya sehingga aku tidak dapat bergerak. Aku berusaha meronta ronta tapi apa daya tubuh kecilku tak berpengaruh sama sekali mengahadapi tubuh kekarnya.<br />
Dia menyeretku menuju sebuah gedung yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dan daerah di sekitarnya juga tak ada pemukiman.<br />
Setelah memasuki gedung tersebut dia membawaku masuk k sebuah ruangan. Cukup besar juga 5×6 meter dan juga terdapat sofa dan meja meskipun terlihat kotor dan rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa tersebut.<br />
“aaww..”aku teriak kesakitan<br />
Walaupun itu sofa sudah banyak sobek di sana sini serta cukup keras sehingga membuat badanku kesakitan apa lagi sedari tadi aku d bekap dengan keras oleh dia.<br />
“tenang aja cantik ga bakal sakit kok kalau kamu ga ngelawan.”<br />
“saya mohon pak lepaskan saya, akan saya beri semua uang saya.” sambil terisak menangis<br />
“aku lagi ga butuh uangmu aku butuh kamu sayang” dia mendekati sofa yang kududuki.<br />
Dengan tubuh kesakitan aku mencoba bangkit berlari tapi refleknya cukup cepat dan mendorongku lg k sofa.<br />
“jangann pak aku mohon..” <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
“tenang aja neng enak kok.” dia memelukku dengan tubuh gelap dan kekarnya serta tato d sebagian tubuhnya. Dia memiliki wajah sangar yang menyeramkan.<br />
“lepas kan paak..” aku berusaha memberontak. Tapi dia terus memelukku dengan erat serta mencoba menciumiku.<br />
“Emmhhh mhh” aku menutup bibirku erat-erat tapi dia terus menciumiku dan memegang daguku dengan keras sehingga memaksa mulutku terbuka<br />
“ehmm mhh..”<br />
“hsmmm..”<br />
Dia terus menciumi bibirku serta menjilati mulutku.<br />
Aku berusaha menolaknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum pernah kurasakan.<br />
Lama kelamaan aku tanpa sengaja menikmati ciuman tersebut.<br />
“hmmm ssshh.”<br />
Entah kenapa tanpa sadar aku membalas ciumannya. Kami saling melumat aku memejamkan mataku menikmati setiap mili mulutku di jelajahi lidahnya. Lidah Kami saling berpautan.<br />
“Hmm gimana enak kan neng ciumannya..”<br />
Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal tersebut kesdaranku kembali dengan jantung yang masih berdebar aku mendorongnya kemudian lari tapi baru sampai pintu dia menarik kerudungku sehingga aku terjatuh kebelakang.<br />
“auuuh..” aku mengalami benturan yang cukup keras di kepala sehingga membuatku sedikit pusing.<br />
“makanya jangan lari aku gak bakal main kasar kok kalau kamu nurutin aku.” membawaku ke sofa lg.<br />
Dengan benturan di kepala membuat aku tak berdaya. Preman itu mengeluarkan pisau dari pinggangnya dan mengarahkan tepat di depan leherku.<br />
“oke sekarang kita rubah aturanya kalau sampe kamu ngelawan lagi jangan salahkan aku kalau pisau ini menancap pada lehermu.”<br />
<br />
<br />
aku semakin ketakuan. “hi hihi.. iya pak.” Dengan sedikit menahan air mataku.<br />
“ohh iya jangan panggil pak panggil aja mas, oh iya nama kamu siapa cantik”<br />
“hiks.. Na nama saya Nia mas”<br />
“wah cantik juga ya namanya kayak wajahnya.” preman itu membelai pipiku<br />
“hiks hiks hiks” aku terus menangis.<br />
“udah dong cantik jangan nangis apa mau pisau tadi<br />
lagi”<br />
“eh eh iya mas” aku berusaha menahan air mataku.<br />
Nah gitu kan bagus ayo senyum pasti kamu cantik.<br />
Dengan sedikit di paksakan aku berusaha untuk tersenyum.<br />
“wahh wahh manis banget kamu rejeki nomplok emang nih” katanya tertawa. Dia meraba payudaraku.<br />
“wah gede nih gak nyangka dapet bonus toge nih.” lanjutnya<br />
tertawa.<br />
“shh hhh..” preman itu mulai meremas remas pada awalnya aku merasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli dan aneh mulai muncul.<br />
“huhh mas udaahh hhh”<br />
“udah apanya sayang.”<br />
“itu tangannya.”<br />
“emang knp tanganku?”<br />
“remas hhh geli masss”<br />
“tapi enakkan”<br />
Aku memejamkan mata dan mendesah tanpa sadar menikmati remasan tersebut.<br />
Ketika aku membuka mata ternyata kancing seragamku sudah terbuka semua dengan reflek aku menutup payudaraku yang masih tertutup bra biru muda.<br />
“eh eh tangannya awas apa km mau pisau”<br />
Dengan terpaksa aku menurunkan tanganku dan dengan leluasa dia memandangi payudaraku.<br />
“ukuran berapa nih neng” preman itu melanjutkan meremas payudaraku dengan hanya terhalangi bra.<br />
“hhh gatau mass”<br />
“ayo jujur kalau gak kamu tau kan akibatny”<br />
“shhh ii.. iya iya emmhh.. 34C.”<br />
“wah mantep nih apa lg klu di kenyot.” Dia langsung menyingkap braku ke atas sehingga memperlihatkan pemandangan indah dua buah gunung kembar denag puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang.<br />
“eneng udah sange ya tegang gini putingnya enak ya?”<br />
Dia menghisap puting sebelah kiriku. Terus menghisap dan sesekali menggigit membuatku tak berdaya hanya bisa mendesah dan meremas sofa tersebut.<br />
“jawab dong kalau aku tanya!!” perintahnya<br />
“ehh ii iya bang”<br />
“iya apanya”<br />
“shhhh iya enak mas” dengan wajah merah padam dan malu-malu aku berkata seperti itu.<br />
“nah gitu dong” dia lanjut mnghisap putingku dan memainkan yg sblah kanan<br />
Hal tersebut membuatku tak karuan hanya desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tak pernah kurasakan.<br />
Setelah puas dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan kemudian dia menuruhku untuk melepaskan rok abu-abuku. Aku sangat takut karna jika aku lakukan hal itu maka semua hal tersebut akan terjadi. Melihat aku yg sedikit ragu dia ganti menyuruhku untuk mengulum penisnya.<br />
Aku kaget bukan kepalang. Aku bahkan tidak tau bagai mana caranya.<br />
Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk dan menyuruh melepaskan celananya. Aku ragu tp dia menarik tnganku tepat di gundukan yg menyembul di selangkangannya.<br />
Awalnya mengusap usap kemudian dia mnurunkan clananya sehingga nampak penis hitamnya yg berdiri tegak di hadapanku aku belum pernah melihat benda itu dan membuatku merinding.<br />
“wah kok takut gitu gak pernah liat ya”<br />
Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.<br />
“sshhh enakk hh ada bakat kamu pinter ngocok”<br />
Aku terus mengocoknya<br />
“sekarang ciumin!” perintahnya.<br />
Dengan ragu aku mencium ujung penisnya yg mengeluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi seluruh batang itu.<br />
” ayo sekarang hisap”<br />
Dengan tiba-tiba dia memasukkan penisnya kedalam mulutku.<br />
“uhhhkk” aku kaget dan bingung.<br />
“hisap!”<br />
Dengan takut aku mulai mengisapnya. Ada rasa asin dan rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku menghisapnya hingga menjadi terbiasa dengan rasa dan bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur serta meenjilati ujung penisnya.<br />
Prasaan jijik dan takut yg sebelumnya kini sirna semua tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.<br />
“shhhh dasar lonte ternyata doyan juga lo.”<br />
Kata kata kasarnya entah kenapa membuatku semakin bergairah menghisap penisnya<br />
“ahh ahh terus say”<br />
Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya hingga membuatku tersedak.<br />
“ahh nia gue kelau ahss..”<br />
Cairan kental dan terasa aneh memenuhi mulutku<br />
“telan semua awas kalau ada yang lo keluarin”<br />
Mendengar itu dengan terpaksa aku menelan semua carian yang terasa aneh tersebut.<br />
“glekk glekk”.<br />
Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.<br />
“wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu.”<br />
Saat aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi dan jongkok d depanku kemudian menarik keatas rok ku hingga celana dalamku kelihatan.<br />
“wah wah lo basah juga ya.”<br />
“kasian nih kalau cd lo basah mending gue lepas ya” dia menarik trun dan entah kenapa aku reflek menaikkan bokongku saat dia menurunkan cd ku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Situs Bandar Togel Teraman dan Ternyaman !!!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2T1vVAo" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="240" data-original-width="640" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQpyvc1iHT-xEowg5bQtj68nlMwMii01B-DEqXNsbOMtKGfmsK7MVlxcj5r3UFgGoKubtpo1T7QMDvZtBmBTYnZr15NxBmepkhb2KChp1wcvM_2Foez0YlKYFAKh0dFGFxOC386tw1J_fy/s400/slider4.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2T1vVAo">samudra4d</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
“wah mememku cantik bener nih”<br />
aku berusaha menutup kakiku tp lngsung d halanginya.<br />
Dia menciumin pahaku pangkal paha dan d sekitar vaginaku. Dan terakhir dia menciuminya.<br />
“ahhhh sshhh..”<br />
Rasa geli aneh dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karena rasa nikmat yg amat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala merasakan hal itu.<br />
Di ciumi dan di jilati tempat itu<br />
“slurrrp sllurrpp”<br />
“ahhhss udah bangg hhh..”<br />
Dia terus menjilatinya dan memasukan jari k vaginaku dan mengocoknya.<br />
“ohh bang udah bangg hh aku udahh”<br />
Aku meracau tak karuan<br />
Dan akhirnya. “aaaahhhhh.<br />
Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.<br />
Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.<br />
Semua cairanku di telannya tanpa tersisa. Di jilatinya vaginaku<br />
“huhh ooohhhh..”<br />
tubuhku langsung terkulai lemas.<br />
“wah wah wah.. Ternyata lo kluar enakkan?”<br />
tanyanya smbil tertawa<br />
Aku menutup wajahku yang merah padam. Aku tidak menyangka bakal menikmati hal memalukan tersebut.<br />
Tiba” preman itu melebarkan kakiku yang masih lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya hingga membuatku merasa aneh lagi.<br />
“ahh bang udah bang”<br />
“apanya yg udah an neng”<br />
“itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya”<br />
“wah wah jadi km udah pngen ya oke deh”<br />
dia menempatkan penisnya tepat d depan lubangku. Perlahan aku merasakan batang penis itu masuk<br />
“aahhh bangg..” <span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
mulai menyeruak masuk. Hingga setengah. Dia langsung menghentakkan pinggulnya dan *blesss*<br />
“aaaaww.. Sakittt”<br />
Batang penis itu mengisi setiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jaga.<br />
Aku mencakar punggungnya karena kesakitan dan reflek air mataku menetes menahin sakit tersebut.<br />
“udah neng sakitnya cuma bntar kok ntr abang bikin enak” dia menahan penisnya d vaginaku. Terasa penuh dan panas.<br />
Beberapa saat kemudian dia menggerakkan pinggulnya.<br />
“ahhh aww ohh…”<br />
Dia terus menggerakkan pinggulnya. Sekali dua kali dan kmudian smakin lancar meski pada awalnya agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang dan berganti dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan<br />
kesakitanku kini berubah menjadi desahan kenikmatan.<br />
“ahh ahh hahh”<br />
dia terus menggenjotku dan meciumi bibirku dan ku sambut dengan membalas ciuman.<br />
“huhh bener” makjos deh memek lu”<br />
“sshhh hhh terus bang hhh”<br />
“ahh kenapa enak ya”<br />
“ooohhss iya bang terus ahh”<br />
aku ikut menggerakkan pinggulku.<br />
Beberapa saat kemudian dia mengajak ganti gaya dengan doggy style.<br />
“plokk plokk plookk.” suara hentakan pahanya dengan pantatku.<br />
Dan semakin terasa nikmat.<br />
dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.<br />
“ahhh bang ayo bang truss ahhh…”<br />
entah kesadaranku hilang kemana, aku menguarkan kata kata yg memalukan aku terus menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakannya<br />
“assshh bang hh aaahhh..” aku sekali lagi keluar dengan hebatnya. “aaaaahhh ahh aku juga sayaang”<br />
Vaginaku terasa penuh dan hangat aku merasa preman itu menyemprot barkali-kali hingga lemas. Walaupun aku awalnya di perkosa entah kenapa aku menikmati kejadian tersebut dan vagina trus berkedut setiap membayangkan hal tersebut.LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-88872961446614145582019-06-18T20:54:00.001-07:002019-06-28T01:58:43.026-07:00Cerita Dewasa - Bercinta Dengan Sahabat Ku Yang Sudah Lama Tidak Bertemu !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbIMu7T2TjZJ9O2c_g_2G_Ewgcnk0Fnb2X7-2_JaRlJ3HL4wgyfixwIKZyrX4zv9aoUlQzFEMca7Sj_PkYQW2Y5ruMPAWDBlVbAwGpbQkjYkT6uYpGqS6vFK0csTAhbRtvgGsa1s-2wp5c/s1600/16907012_1882141162041622_2867905991758839808_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1303" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbIMu7T2TjZJ9O2c_g_2G_Ewgcnk0Fnb2X7-2_JaRlJ3HL4wgyfixwIKZyrX4zv9aoUlQzFEMca7Sj_PkYQW2Y5ruMPAWDBlVbAwGpbQkjYkT6uYpGqS6vFK0csTAhbRtvgGsa1s-2wp5c/s400/16907012_1882141162041622_2867905991758839808_n.jpg" width="331" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">ini menceritakan tentang hubungan sex dengan teman lamaku yang cantik dan mempunyai tubuh mulus dan seksi yang bernama Lidya. Aku dan Lidya sudah lama sekali tak bertemu. Setelah sama-sama lepas dari pasangan masing-masing, keinginan bertemu besar sekali. Mungkin karena banyaknya kecocokan kami dahulu, dari mulai curhat sampai ML yang boleh dibilang sudah sama-sama hapal kesukaan masing-masing. Pada suatu kesempatan, kami bertemu kembali di telepon, dan langsung janjian bertemu di kantornya hari sabtu siang, yang kebetulan juga ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. </span><span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"> </span>Meluncurlah aku kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu kota. Karena hari itu hari sabtu, praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai tempat kantor Lidya, hanya kantornya yang buka, itupun sudah tidak ada karyawan piket karena memang cuma setengah hari. Karenanya, Lidya sendiri yang membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh semangat. Akupun demikian, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang mengenakan blazer merah, rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan kulitnya yang mulus, walaupun tubuhnya tetap tidak berubah, yaitu mungil dan ramping. “Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Lidya sambil mengajakku ke mejanya setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Lidya lalu duduk di kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya. “Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat. “Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat manja. “Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yang kubarengi dengan ciumanku di kupingnya. Lidya langsung menggeliat, apalagi waktu kraag blousenya agak kusingkap dan ciumanku menjalar ke leher dan tengkuknya yang mulus.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aroma tubuhnya yang alami kurasakan lagi setelah sekian lama tak berjumpa dengannya. “Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Lidya kenikmatan sambil mematikan computernya. “Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya lagi. Agak lama Lidya mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Lidya hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara, Lidya langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi. “Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi. Sementara aku buka pakaianku semua, Lidya mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum lidahnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Begitu aku bugil total, Lidya meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis. Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang amat indah. Buah dadanya yang ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Lidya langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku. “Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Lidya sambil meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan dadanya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Penisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya. Lidya menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu kesukaannyaa juga. Kegeliannya membuat kepala Lidya menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku yang makin liar.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras. Lidya yang nggak sabar, mendorong putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya. Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi. Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. Tidak Cuma itu, jari-jarikupun menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat, dan .. “Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Lidya yang badannya mengejang sambil mendekap erat mukaku di buah dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari vaginanya. Rupanya Lidya baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku. Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya, dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Lidya bisa beristirahat sebentar mengembalikan tenaganya. Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kupandang sejenak kakinya yang bener-bener mulus bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang ramping berisi. Lidya menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya. “Aawh..sshh,..geli sayang,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu paling dia suka. Lidya menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke vaginanya. Lidya menggelinjang, tapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja, sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu. Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke vaginanya yang nampak basah, dan kedua tanganku menjamah buah dadanya di atas.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di vagina inilah yang paling disukai Lidya. Dari menyusuri bibir vaginanya, kuarahkan kemudian lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Lidya mengerang hebat. Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yang kubarengi dengan liukan lidahku yang makin liar. “Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Lidya sambil tangannya tiba-tiba menekan kepalaku lebih dalam. Aku tahu maksud Lidya yang minta lidahku dikerasin seolah penis dan ditarik maju-mundur ke liang vaginanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dynasty4d Bandar Togel Online Terpercaya - Yuk di tunggu apa lagi guys langsung gabung saja !!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2WMR1U6" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="640" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6R39ly7QsO-GiasmEggIiGg58PCOsIgS5bVfuaNphBT_a4bePTIrwpAOuD7ge9I0fNUG5d4hMFWYqvXF1kgiEh-EayOfqKffoZm_epwMucIjrv8LvFyH5tiFFjIC9UTNRAMI7QccuEWgU/s400/0f21b357e1211179428b1a280b2bd671.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2WMR1U6">Agen BO Terpercaya </a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lidya meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Lidya, dan “aghh”..aagh!” Tubuhnya melengkung dan mengejang. Kepalanya direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi penisku tepat berada di depan liang vaginanya yang persis berada di pinggir meja. “Ooowh ..,” teriak Lidya begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang vaginanya. Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Lidya menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan penisku yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Lidya makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot vaginanya. Baru sebentar Lidya tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.<a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti menggenjot vaginanya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya. Penisku menghujam makin cepat ke liang vaginanya. Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukemot habis-habisn.., sehingga ” Aaagghh..!,” Teriak Lidya dan aku hampir bersamaan. Kedua tubuh bugil kami sama-sama menegang. Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah dadanya. Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur deras membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian sambil memandangi tubuh Lidya yang indah mulus itu terlentang di atas meja. Tampangnya yang sensual itu masih tersenyum kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Lidya cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh kamu tiap hari ke kantorku.”</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-38247727146636931282019-06-17T22:45:00.002-07:002019-06-28T01:58:34.410-07:00Cerita Dewasa - Bercinta Dengan Atasan Ini Moment Yang Tidak Akan Terlupakan !!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOlhASN0FTdTjC1hF6p6XgWwUAmG9vHrjQXlytVJcRpuAAtD6E6lbwSJyDWcBnwXheAotITqNIpjkIiJy9RmQfNJhQNefc0q53K-QYSCc5wd2s_haUZggJ7QNGjxAZYIWjXEHRXJOpEeWp/s1600/59289047_137475607323951_6830766470177161632_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="972" data-original-width="779" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOlhASN0FTdTjC1hF6p6XgWwUAmG9vHrjQXlytVJcRpuAAtD6E6lbwSJyDWcBnwXheAotITqNIpjkIiJy9RmQfNJhQNefc0q53K-QYSCc5wd2s_haUZggJ7QNGjxAZYIWjXEHRXJOpEeWp/s400/59289047_137475607323951_6830766470177161632_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Sebenarnya ini ceritaku yang baru aja terjadi baru2 ini lebih tepatnya sih bulan Juni 08,Namaku Ariel yah sebut saja begitu, umurku 23 tahun dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. </span><br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku sama sekali tidak menyangka kalau aku baru2 ini berhubungan dengan pria yang sudah beristri dan lebih gilanya lagi dia adalah salah satu atasanku di kantor. Dan parahnya aku ini masih bisa dibilang anak yang masih dipingit oleh orang tuaku, dan semuanya selalu mengatakan bahwa aku anak yang masih lugu dan polos padahal tidak ada satupun yang menyangka kalau anak seperti aku kadang bisa berbuat nakal atau gila. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Cerita ini bermula ketika aku putus dari pacarku. Padahal dia sudah berjanji setia bakal menikahiku, ternyata dia malah mengingkari janjinya dengan alasan yang menyebalkan yaitu ‘Bosan’</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Padahal sudah banyak yang kami lakukan. hubungan kami dimulai dari sex, petting, HJ, BJ, dan Oral. Sedangkan Sex dia hanya melakukannya melalui dubur, kami belum pernah melakukannya di vagina. Mungkin karena takut hamil dan lain sebagainya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Meskipun begitu aku tetap saja merasa bahwa aku sudah tidak suci lagi meskipun vaginaku belum pernah dimasukkan oleh barang laki2.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dan terus terang aku merasa sangat kecewa dan sedih akan perlakuan pacarku itu. Dan ketika aku sedang patah hati itu, moment itu malah dimanfaatkan oleh atasanku sebut saja namanya Riki yang dari dulu memang suka menggodaku di kantor dan aku merasa risih terlebih karena statusnya suami orang. tapi ternyata baru aku tahu kalau aku tidak sebaik yang aku pikir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
AKu yang dulu sangat dingin, akhirnya mulai mencair juga. Memang tidak ada yang paling mudah menggoda perempuan selain perempuan yang baru patah hati. Hal itu aku rasakan ketika pas pameran aku sudah mau diantar pulang olehnya, dan mw makan bareng ma dia. Hingga suatu hari aku dan rekan sekantorku yang cewek dan dia nonton bareng di bioskop. Di tengah2 film dia memegang tanganku aku diamkan saja, dan dia semakin yakin.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Hari berikutnya aku diajak makan malam di wisma BNI 46, sekalian makan malam yang diadakan oleh salah satu partner, selama perjalanan dia sudah berani memelukku, menyentuhku dan mencium pipiku.Keesokannya lagi sehabis pulang kantor kami pulang bareng, dan dia mulai berani mencium bibirku, dan kami bercumbu dengan panas dan tangannya sudah mulai meremas2 dadaku. AKu membiarkannya saja karna aku tahu aku memang menginkannya apalagi pas saat aku sedang patah hati dari pacarku yang brengsek itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku tahu hal ini akan terus berlanjut dan betul keesokan harinya ketika kantor lagi sepi kami mulai bercumbu dengan panas, lalu biasanya aku naik duluan ke atas dan setelah itu berikutnya dia menyusul lalu bekerja seperti biasanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku tahu kadang aku merasa aku sangat nakal, aku sengaja turun ke bawah dan dia pun mengerti tidak lama kemudian pun dia turun ke bawah dan di depan WC kami bercumbu lagi, tangan kanannya yang tersemat cincin pernikahan itu menyentuh tubuhku, memelukku seakan tanpa merasa berdosa. Dia menyentuh kedua dadaku, dan juga vaginaku. Hingga yang membuatku tak percaya dia berani menarik bajuku hingga ia bisa mengisap puting dadaku. AKu sangat menikmatinya, aku tahu aku sangat gila… dan aku tidak bisa menghentikannya, sampai saat ini pun aku masih mengingat betapa atasanku ini sangat pandai dalam hal ini.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku tahu kalau sebagai selingkuhannya aku harus menjalani hubungan rahasia. terlebih di kantor, hanya sahabatku Desi sepertinya sudah tahu akan hal ini, apalagi pas aku dan Desi menginap di salah satu hotel karena dekat dengan tempat pameran… atasanku datang dan seperti biasa kami ngobrol2, ketika desy sedang mandi ke kamar mandi, kami pun bercumbu dia mencium seluruh tubuhku dan hanya sebentar besoknya pun terjadi lagi, kami bercumbu di atas tempat tidur . Sepertinya Desy sudah mengetahui perselingkuhan ku ini tapi dia hanya pura2 tutup mata.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ketika itu di hotel, pas Desy juga sedang mandi di kamar mandi, aku dan dia bercumbu lagi seperti biasa dan sayangnya memang kami tidak sampai sex.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Situs Bandar Togel Terbaik Sepanjang Masa dan Pelayanan Tercepat Di Dunia !!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2IgXhRm" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="437" data-original-width="640" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgv9M5MzIJh7D0OY68Xh3KipcAi4ZRa6lmlB7pmcijwAuSrDTS1jfCkeaHT6tIAwO3lS72c3460btAUsAip5PmLCbc1i8K21GGwAzeo239omV2byz4hRyuIRonzyI4H0CnkOauqcIE7OSR/s400/5802daf6c777b86d574c41d246e4a530.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2IgXhRm">Bandar Togel Terpercaya</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
hari berikutnya pun bergulir, atasanku pun resign sebelum dia resign kami pun pergi berdua. tentunya ini jam pulang kantor kami pun bebas. Di perjalanan tol, sambil menyupir dia mencium bibirku dengan panas sambil berusaha melepas bajuku, ya aku setengah telanjang, CD dan celana panjangku lepas hanya bajuku saja yang keangkat ke atas. akhirnya dia mengeluarkan barangnya dan menyuruhku untuk menghisapnya. aku agak merasa risih dan malu, sebenarnya aku dah pernah melakukannya dengan pacarku. akhirnya aku mau juga dan inilah yang aku takutkan aku sangat menikmatinya, mengulum barang pak RIki dengan sangat nikmat dan sengaja aku masukkan sangat dalam dan menjilat ujung kontolnya dan itu terjadi beberapa kali. Ketika masuk ke tol ke pondok kelapa, entah kenapa tiba2 saja aku menyerangnya, aku naik ke pangkuannya dan menciumnya dengan panas sampai dia berhenti di pinggiran jalan tol jari tengah kanannya pun memasukkan ke vaginaku dan entah sejak kapan tangan ku pun meremas barangnya yang besar itu. hingga dia memaksaku untuk sex dengannya tapi aku tetap tidak mau karena aku tidak mau hamil. akhirnya dia menyerah juga hingga kami mencari apotik yang buka tapi tidak ada. Yah mungkin emang bukan rejeki dia untuk dapetin perawan ku hehe =p<br />
hingga aku pun sampai di rumah tentunya aku kena marah habis2an karena pulang malam, seandainya ortuku tahu kalau aku tadi aku main gila dengan pria sudah beristri mungkin mereka bakal membunuhku. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Hingga sampai hari ini, aku tetap menantikannya dan menunggunya di kantor, tapi dia belum jg datang, dia ad sms klw dia bakal datang ke kantor, karena pekerjaannya belum semua selesai dan dia harus menyelesaikannya sebelum dia resign.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
aku sangat sepi dan menantikannya terlebih ketika dia menyentuhku. Pak Riki, tolong jangan biarkan aku seperti ini, aku ingin disentuh lagi oleh bapak.. aku ingin selalu bersama dan aku sangat mencintai bapak apalagi ketika aku tahu kalau bapak resign karena aku, sepertinya sudah ada yang curiga selain Desy yang mengetahui perselingkuhan kami dan mungkin atasan kami berdua pun sudah tahu hal itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
aku tidak tahu apakah dia bisa mencuri keperawananku? Yah kita lihat saja nanti…… I dont think so.. hehe.</div>
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></span>LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-54638875862724321872019-06-17T22:37:00.000-07:002019-06-28T01:58:26.113-07:00Cerita Dewasa - Ketika Pacar Yang Sudah Menjadi Mantan Di ajak Bercinta !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi056QAFekTP-43PJE8p9F24cn0vJkIFl0VI9NWqJ6Oe1TckXseAJluU2UV7f_m0V-TKqlziX47mu_TA9a1kQBnlECx9dzY9s2y5v_6ZljRzX-6Oxzu29R0CHXtbdRFcjX_c0SiFMWyOr-P/s1600/4245078_43a836e1-5769-41db-b87c-8dc83ff619f5_1000_1000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="700" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi056QAFekTP-43PJE8p9F24cn0vJkIFl0VI9NWqJ6Oe1TckXseAJluU2UV7f_m0V-TKqlziX47mu_TA9a1kQBnlECx9dzY9s2y5v_6ZljRzX-6Oxzu29R0CHXtbdRFcjX_c0SiFMWyOr-P/s400/4245078_43a836e1-5769-41db-b87c-8dc83ff619f5_1000_1000.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Kejadian ini berlangsung sekitar bulan Maret 2016 yang lalu. Tanggal berapa tepatnya aku sudah lupa. Yang aku ingat, saat itu hubungan Eksanti dengan Yoga sudah membaik, bahkan aku mendengar mereka telah bertunangan dan berencana untuk melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini.</span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ketika itu mereka tinggal dalam sebuah rumah kost yang sama di daerah Selatan – Jakarta, meskipun berbeda kamar, karena saat itu Yoga sedang mendapat training di Jakarta selama 6 bulan. Sebagai bekas teman dan atasan Eksanti, aku memang pernah dikenalkan dengan Yoga. Yoga ternyata begitu cemburuan. Memang harus aku akui kalau Eksanti memang cantik, bahkan terlalu cantik untuk ukuran Yoga itu. Padahal kalau menurutku sih, adalah hal yang biasa kalau serorang lelaki yang penampilan fisiknya biasa saja, ternyata memiliki seorang pacar yang cantik. Aku mengatakan Eksanti cantik, bukan merupakan penilaianku yang subyektif. Banyak teman-temanku lain yang juga berpendapat begitu. Bahkan beberapa diantaranya berpendapat sama, bahwa Eksanti memiliki sex appeal yang luar biasa tinggi. Bagi kaum lelaki, jika memandang mata Eksanti, boleh jadi langsung akan berfantasi macam-macam.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Percaya atau tidak, mata Eksanti begitu sayu seolah-olah ‘pasrah’ ditambah lagi dengan bibirnya yang seksi dan suka digigit-gigit, kalau Eksanti sedang gemes. Sungguh suatu ciptaan Tuhan yang sangat eksotis dan sensual. Ketika aku sempat mengobrol dengan Yoga minggu sebelumnya, secara tidak sengaja kami menemukan suatu peluang bisnis yang mungkin bisa dikerjakan bersama antara kantorku dengan kantornya. Pikiran dagangku segera jalan dan aku menjanjikan untuk menitipkan sebuah proposal kepada Yoga untuk dibahas oleh tim kantornya di Malang. Siang itu, sehabis meeting dengan salah satu klienku di sebuah kantor di daerah Kuningan, aku berencana untuk mampir ke rumah kost Yoga ? yang juga rumah kost Eksanti – untuk menitipkan proposal yang aku janjikan. Aku mengendarai mobil menuju tempat kost Yoga. Sesampainya di sana, aku melihat garasi tempat mobil Yoga biasa diparkir dalam keadaan kosong yang menandakan Yoga sedang keluar. Namun aku tidak mengurungkan niatku untuk bertemu dengan Yoga. Setelah aku memarkir mobil di depan halaman rumah kost itu, aku masuk menuju ruang tamu yang pada saat itu pintunya dalam keadaan terbuka, dan langsung menuju ke kamar Yoga. Di dalam rumah itu ada 4 kamar dan kamar Yoga yang paling pojok, berhadapan dengan kamar Eksanti. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Masing-masing kamar kelihatan tertutup pertanda tidak ada kehidupan di dalam rumah itu. Aku ingin menulis pesan di pintu kamar Yoga karena memang aku sangat perlu dengannya. Sementara aku sedang menuliskan pesan, samar-samar terdengar suara televisi dari dalam kamar Eksanti, di depan kamar Yoga, pertanda ada seseorang di dalam kamarnya. Aku memastikan kalau yang di dalam kamar itu adalah Eksanti, bukannya orang lain. Aku mengetuk pintu perlahan sambil memanggil nama Eksanti. Tidak beberapa lama kemudian pintu dibuka kira-kira sekepalan tangan dan aku melihat wajah Eksanti tampak dari celah pintu yang terbuka. “Eh, Mas.. cari Mas Yoga yaa.. Tadi pagi sih ditungguin, tapi Mas Yoga buru-buru berangkat Mas”, jawabnya sebelum aku bertanya. Entah mengapa, ketika menatap mata Eksanti yang sayu itu, pikiranku jadi teringat masa-masa indah yang pernah kami alami dulu. Aku sambil tersenyum menatapnya seraya bertanya, “Kamu nggak ke kantor hari ini?” “Lagi kurang enak badan nih, Mas, tadi Santi bangunnya kesiangan, jadi males banget ke kantor”, jawabnya singkat, sambil menggigit bibir bawahnya. Ada rasa menyesal kenapa dia harus membolos ke kantor hari ini. by majalahsex.com “Terus, Yoga biasanya jam berapa pulangnya, Santi?”, tanyaku sekedar berbasa-basi. “Mestinya sih jam 5 nanti, tapi mungkin bisa lebih lama, soalnya Mas Yoga hari ini ada tugas kelompok bersama teman-teman trainingnya”, jawabnya agak kesal. Saat itu kira-kira jam 1 siang berarti Yoga pulang kira-kira 4 atau 5 jam lagi, pikiranku mulai nakal. Aku mencoba mencari bahan pembicaraan yang kira-kira bisa memperpanjang obrolan kami agar aku bisa lebih dekat dengan Eksanti. Agak lama aku terdiam. Aku memandang matanya, memandang bibirnya yang basah. Bibirnya yang dipoles warna merah menambah sensual bentuknya yang tipis dan memang sangat indah itu. Semakin lama aaku melihatnya semakin aku berfantasi macam-macam. Sungguh, jantungku deg-degan saat itu. Mata Eksanti tidak berkedip sekejap pun membalas tatapan mataku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sebuah desiran hangat mengalir keras di dadaku, dan aku sungguh yakin Eksanti pun masih memiliki getar rasa yang sama denganku. Setelah agak lama kami terdiam, “Teman-teman kamarmu yang lain lagi pada kemana semua, Santi?”, dengan mata menatap sekeliling aku bertanya sekenaku, menanyakan keberadaan anak-anak kost yang lain. “Mas ini mau nyari Mas Yoga atau..”, kata-katanya terputus tapi aku bisa menerjemahkan kelanjutan kalimatnya dari senyuman di bibirnya. Akhirnya aku memutuskan untuk to the point aja. “Aku juga pengin ketemu denganmu, Santi!”, jawabku berpura-pura. Dia tertawa pelan, “Mas, kenapa, sih?”, ia memandangku lembut. “Boleh aku masuk, Santi? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu,”, jawabku lagi. “Sebentar, ya.. Mas, kamar Santi lagi berantakan nih!” Eksanti lalu menutup pintu di depanku. Tidak beberapa lama berselang pintu terbuka kembali, lalu dia mempersilakan aku masuk ke dalam kamarnya. Aku duduk di atas kasur yang digelar di atas lantai. Eksanti masih sibuk membereskan pakaian-pakaian yang bertebaran di atas sandaran kursi sofa. Aku menatap tubuh Eksanti yang membelakangiku. Saat itu dia mengenakan kaos ketat warna kuning yang memperlihatkan pangkal lengannya yang mulus. Aku memandang pinggulnya yang ditutup oleh celana pendek. Tungkainya panjang serta pahanya bulat dan mulus. Kejantananku menjadi tegang memandang semua keindahannya, ditambah dengan khayalanku dulu, ketika aku memiliki kesempatan membelai-belai lembut kedua pangkal pahanya itu. Kemudian Eksanti duduk di sampingku. Lututnya ditekuk sehingga celananya agak naik ke atas membuat pahanya semakin terpampang lebar. Kali ini tanpa malu-malu aku menatapnya dengan sepengetahuan Eksanti. Dia mencoba menarik turun agak ke bawah ujung celananya untuk menutupi pahanya yang sedang aku nikmati. “Mas, mau bicara apa, sih?”, katanya tiba-tiba. Saat itu otakku berpikir cepat, aku takut kalau sebenarnya aku tidak punya bahan pembicaraan yang berarti dengannya. Soalnya dalam pikiranku saat itu cuma ada khayalan-khayalan untuk bercinta dengannya. “Mmm.. San.. aku beberapa hari ini sering bermimpi,”, kataku berbohong. Entah dari mana aku mendapatkan kalimat itu, aku sendiri tidak tahu tetapi aku merasa agak tenang dengan pernyataan itu. “Mimpi tentang apa, Mas?”, kelihatannya dia begitu serius menangapiku dilihat dari caranya memandangku. “Tentang kamu, San”, jawabku pelan. Bukannya terkejut, malah sebaliknya dia tertawa mendengar bualanku. Sampai-sampai Eksanti menutup mulutnya agar suara tawanya tidak terdengar terlalu keras. “Emangnya Mas, mimpi apa sama aku?”, tanyanya penasaran. “Ya.. biasalah, kamu juga pasti tahu”, jawabku sambil tertunduk.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tiba-tiba dia memegang tanganku. Aku benar-benar terkejut lalu menoleh ke arahnya. “Mas ini ada-ada saja, Mas ‘kan sekarang sudah punya yang di rumah, lagian aku juga ‘kan sudah punya pacar, masa masih mau mimpi-mimpiin orang lain?” “Makanya aku juga bingung, Santi. Lagian kalaupun bisa, aku sebenarnya nggak ingin bermimpi tentang kamu, Santi”, jawabku pura-pura memelas. Kami sama-sama terdiam. Aku meremas jemari tangannya lalu perlahan aku mengangkat menuju bibirku. Dia memperhatikanku pada saat aku melabuhkan ciuman mesra ke punggung tangannya. Aku menggeser posisi dudukku agar lebih dekat dengan tubuhnya. Aku memandangi wajahnya. Mata kami berpandangan. Wajahku perlahan mendekati wajahnya, mencari bibirnya, semakin dekat dan tiba-tiba wajahnya berpaling sehingga mulutku mendarat di pipinya yang mulus. Kedua tanganku kini bergerak aktif memeluk tubuhnya. Tangan kananku menggapai dagunya lalu mengarahkan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Aku meraup mulutnya seketika dengan mulutku. Eksanti menggeliat pelan sambil menyebutkan namaku. “Mas.., cukup mas!”, tangannya mencoba mendorong dadaku untuk menghentikan kegiatanku. Aku menghentikan aksiku, lalu pura-pura meminta maaf kepadanya. “Maafkan aku, Santi.. aku nggak sanggup lagi jika setiap malam memimpikan dirimu”, aku pura-pura menunduk lagi seolah-olah menyesali perbuatanku. “Aku mengerti Mas, aku juga nggak bisa menyalahkan Mas karena mimpi-mimpimu itu. Bagaimanapun juga, kita pernah merasa deket Mas”, sepertinya Eksanti memafkan dan memaklumi perbuatanku barusan. Aku menatap wajahnya lagi. Ada semacam kesedihan di wajahnya hanya saja aku tak tahu apa penyebabnya. Pipinya masih kelihatan memerah bekas cumbuanku tadi. “Aku juga ingin membantu Mas agar tidak terlalu memikirkanku lagi, tapi..” kalimatnya terputus.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dalam hati aku tersenyum dengan kalimat “ingin membantu..” yang diucapkannya. “Santi, aku cuma ingin pergi berdua denganmu, sekali saja.., sebelum kamu benar-benar menjadi milik Yoga. Agar aku bisa melupakanmu”, kataku memohon. “Kita kan sama-sama sudah ada yang punya, Mas.., nanti kalau ketahuan gimana?” Nah, kalau sudah sampai disini aku merasa mendapat angin. Kesimpulannya dia masih mau pergi denganku, asal jangan sampai ketahuan sama Yoga. “Seandainya ketahuan.. aku akan bertanggung jawab, Santi”, setelah itu aku memeluknya lagi. Dan kali ini dia benar-benar pasrah dalam pelukanku. Malah tangannya ikut membalas memeluk tubuhku. Telapak tanganku perlahan mengelus punggungnya dengan mesra, sementara bibirku tidak tinggal diam menciumi pipi lalu turun ke lehernya yang jenjang. Eksanti mendesah. Aku menciumi kulitnya dengan penuh nafsu. Mulutku meraup bibirnya. Eksanti diam saja. Aku melumat bibirnya, lalu aku menjulurkan lidahku perlahan seiring mulutnya yang seperti mempersilakan lidahku untuk menjelajah rongga mulutnya. Nafasnya mulai tidak teratur ketika lidahku memilin lidahnya. Kesempatan ini aku gunakan untuk membelai payudaranya. Perlahan telapak tanganku aku tarik dari punggungnya melalui ketiaknya. Tanpa berhenti membelai, telapak tanganku kini sudah berada pada sisi payudaranya. Aku benar-benar hampir tidak bisa menguasai birahiku saat itu. Apalagi aku sudah sering membayangkan kesempatan seperti saat ini terulang lagi bersamanya. Kini telapak tanganku sudah berada di atas gundukan daging di atas dadanya. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, justru yang seperti ini yang paling indah menurutku. Pada saat tanganku mulai meremas payudaranya yang sebelah kanan, tangan Eksanti mencoba menahan aksiku. Payudaranya masih kencang dan padat membuatku semakin bernafsu untuk meremas-remasnya. “Mas, jangan sekarang Mas.. Santi takut..”, katanya berulang kali. Aku juga merasa tindakanku saat itu betul-betul nekat, apalagi pintu kamar masih terbuka setengah. Jangan-jangan ada orang lain yang melihat perbuatan kami. Wah, bisa gawat jadinya. Aku akhirnya berdiri dari tempat dudukku untuk menenangkan suasana.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku bukanlah tipe laki-laki yang suka terburu-buru dalam berbagai hal, khususnya dalam masalah percintaan. Aku kini duduk di kursi sofa menghadap Eksanti, sedangkan Eksanti masih di atas kasur sambil memperbaiki rambut dan kaosnya kuningnya yang agak kusut. “Mas, mau ngajak Santi ke mana, sih”, Eksanti menatap wajahku. “Pokoknya tempat di mana tidak ada orang yang bisa mengganggu ketenangan kita, Santi”, jawabku sambil memandang permukaan dadanya yang baru saja aku remas-reMas. Eksanti duduk sambil bersandar dengan kedua tangan di belakang untuk menahan tubuhnya. Payudaranya jadi kelihatan menonjol. Aku memandang nakal ke arah payudaranya sambil tersenyum. Kakinya diluruskan hingga menyentuh telapak kakiku. “Tapi kalau ketahuan.. Mas yang tanggung jawab, yaa..”, katanya mencoba menuntut penjelasanku lagi. Aku mengangguk. “Terus kapan jalan-jalannya, Mas?”, “Gimana kalo besok sore jam 4, besok ‘kan Jum’at, bisa pulang lebih awal ‘kan?”, tanyaku. “Ketemu di mana?”, tanyanya penasaran. “Kamu telepon aku, kasih tahu kamu lagi dimana saat itu, lalu aku akan menjemputmu di sana, gimana?”, tanyaku lagi. Dia tersenyum menatapku, “Wah, Mas ternyata pintar banget untuk urusan begituan.”, Aku tertawa. “Tapi aku nggak mau kalau Mas nakalin aku kayak dulu lagi!!,”, tegasnya. Aku terkejut namun pura-pura mengiyakan, soalnya tadi aku merasa besok aku sudah bisa menikmati kehangatan tubuh Eksanti seperti dulu lagi. Makanya besok sengaja aku memilih waktu sore hari karena aku ingin mengajaknya menginap, kalau dia mau. Namun aku diam saja, yang penting dia sudah mau aku ajak pergi, tinggal penyelesaiannya saja. Lagian ngapain dia mesti minta tanggung jawab, seandainya aku tidak berbuat apa-apa dengannya, pikirku lagi. Ah, lihat besok sajalah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pukul 3 siang, akhirnya aku harus kembali ke kantorku, di samping memang Eksanti juga meminta aku segera pulang karena dia juga takut kalau tiba-tiba Yoga memergoki kami sedang berdua di kamar. Namun sebelum pulang aku masih sempat menikmati bibir Eksanti sekali lagi waktu berdiri di samping pintu. Aku malah sempat menekan tubuh Eksanti hingga punggungnya bersandar di dinding. Kesempatan ini aku gunakan untuk menekan kejantananku yang sedari tadi butuh penyaluran ke selangkangannya. by majalahsex.com Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena situasinya memang tidak memungkinkan. by majalahsex.com Di kantor.., di rumah.. aku selalu gelisah. Kejantananku senantiasa menegang membayangkan apa yang telah dan akan aku lakukan terhadap Eksanti nanti. Keesokan harinya, disaat aku menunggu tibanya saat bertemu, aku merasa waktu berjalan begitu lambat. Hingga pukul 5 sore, seperti waktu yang telah kami sepakati kemarin, aku sedang menanti-nanti telepon dari Eksanti. Aku mulai gelisah ketika 15 menit telah lewat, namun Eksanti belum juga meneleponku. Aku mulai menghitung detik-detik yang berlalu hingga hampir setengah jam, dan tiba-tiba handphoneku berbunyi. Seketika aku mengangkat telepon itu. Dari seberang sana aku mendengar suara Eksanti yang sangat aku nanti-nantikan. Eksanti meminta maaf sebelumnya, karena kesibukannya hari itu tidak memungkinkan baginya untuk pulang dari kantor lebih awal. Banyak pekerjaannya yang menumpuk, karena kemarin ia tidak masuk ke kantor. Saat itu ia memintaku untuk menjemputnya di sebuah wartel dekat pertigaan di seberang kantornya. Aku langsung menyambar kunci mobil, lalu keluar dari kantorku dan bergegas menuju wartel tempat di mana Eksanti sedang menungguku. Aku memarkir mobil di depan wartel itu, dan tak lama berselang aku melihat Eksanti keluar dari wartel, dengan memakai kaos ketat warna orange bertuliskan Mickey Mouse (tokoh favoritnya) di bagian dadanya, dipadukan celana jeans warna abu-abu. Blazer kerjanya telah ia lepas, dan ditenteng bersama tas kerjanya. Aku masih ingat, ia memang selalu tampil ke kantor dengan pakaian casual setiap hari Jum’at. Eksanti langsung naik ke atas mobilku, setelah memastikan tidak ada orang lain yang mengenalinya di tempat itu. Aku tersenyum memandangnya. Eksanti kelihatan begitu cantik hari ini. Bibirnya tidak dipoles dengan lipstik merah seperti biasanya. Ia hanya menyapukan lipsgloss tipis, yang membuat jantungku semakin deg-degan. Aku segera menancap gas menuju tol ke arah Ancol. Selama di perjalanan, aku dan Eksanti bercerita tentang berbagai hal, termasuk Yoga dan kehidupan keluargaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sesampainya di Ancol aku mengajak Eksanti untuk makan di sebuah rumah makan di tepi laut yang nuansa romantisnya sangat terasa. Tanpa canggung lagi aku memeluk pinggang Eksanti, pada saat kami memasuki rumah makan tersebut. Eksanti juga melingkarkan tangannya di pinggangku. Setelah memesan makanan dan minuman, aku memeluknya lagi. Tanganku bergerilya di sekitar pinggangnya yang terbuka. Suasana lesehan di rumah makan itu, yang ruangannya disekat-sekat menjadi beberapa tempat dengan pembatas dinding bilik yang cukup tinggi, membuat aku bisa bertindak leluasa kepada Eksanti. “Tadi malam mimpi lagi, nggak?”, tanyanya memecah keheningan. “Nggak, tapi aku sempat gelisah nggak bisa tidur karena terus membayangkanmu”, jawabku tanpa malu-malu. Eksanti tertawa, sambil tangannya mencubit pinggangku. Hari sudah menjelang malam ketika kami meninggalkan tempat itu. Setelah berputar-putar di sekitar lokasi pantai, akhirnya aku memutuskan untuk menyewa sebuah kamar pada sebuah cottages di kawasan Ancol. Semula Eksanti menolak, karena dia takut kalau kami tidak bisa menahan diri. Aku akhirnya meyakinkan Eksanti bahwa sebenarnya aku cuma ingin berdua saja dengannya, sambil memeluk tubuhnya, itu saja. Akhirnya Eksanti mengalah. Ketika kami telah berada di dalam kamar cottages itu, Eksanti tampak jadi pendiam. Dia duduk di atas kursi memandang ke arah laut, sementara aku rebahan di atas tempat tidur. Aku mencoba mencairkan suasana, dengan kembali bertanya mengenai kesibukan pekerjaannya hari itu. Selama aku bertanya kepadanya, ia cuma menjawab singkat dengan kata-kata iya dan tidak. Hanya itu yang keluar dari mulutnya. “Mas, pasti kamu menganggap aku cewek murahan, yaa.. kan?”, akhirnya Eksanti mau mulai membuka pembicaraan juga. Ternyata, dengan mengingat statusnya saat ini sebagai tunangan Yoga, Eksanti masih belum bisa menerima perlakuanku yang membawanya ke dalam cottages ini. Namun aku tidak menyesal karena dalam pikiranku sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan terjadi, sejak kejadian kemarin siang di kamarnya. Tinggal bagaimana caranya aku bisa mengajaknya bercinta tanpa ada pemaksaan sedikitpun. “Santi, aku sudah bilang sejak kemarin kalau aku ingin berduaan saja bersamamu, sebelum Yoga benar-enar menikahi kamu. Aku hanya ingin memelukmu tanpa ada rasa takut, itu saja. Dan aku rasa di sinilah tempatnya”, jawabku mencoba memberikan pengertian kepadanya. “Tetapi, apa Mas sanggup untuk tidak melakukan yang lebih dari itu?”, Eksanti menatapku dengan sorotan mata tajam. “Kalau kamu gimana?”, aku malah balik bertanya. “Aku tanya, kok malah balik nanya ke aku sih?”, ia bertanya dengan nada agak ketus. “Aku sanggup, Santi”, tegasku. Akhirnya dia tersenyum juga. Eksanti lalu berjalan ke arahku menuju tempat tidur lalu duduk di sampingku. Aku lalu merangkul tubuhnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. “Janji ya, Mas..!”, ujarnya lagi. Aku mengangguk.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kini aku memeluk tubuh indah Eksanti dengan posisi menyamping, sedang Eksanti rebah menghadap ke atas langit-langit kamar. Aku mencium pipinya, sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku. Aku memandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung, lalu bibirnya. Aku tidak tahan untuk berlama-lama menunggu, sehingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mencium bibirnya. Aku melumat bibir tipis itu dengan mesra, lalu aku mulai menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Cukup lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tersengal-sengal tidak beraturan. Sesaat kemudian, ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi.. dan lagi.. Tangan kiriku yang bebas untuk melakukan sesuatu terhadap Eksanti, kini mulai aku aktifkan. Aku membelai, meremasi pangkal lengannya yang terbuka. Aku membuka telapak tanganku, sehingga jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil tetap membelai lembut pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu kulit putih di lehernya seiring telapak tanganku meraup bukit indah payudaranya. Eksanti menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya, disaat lidahku menjulur, menjilat, membasahi, menikmati batang lehernya yang jenjang. “Mas, jangan..!”, Eksanti mencoba menarik telapak tanganku yang kini sedang mereMas, menggelitik payudaranya. Aku tidak peduli lagi. Lagi pula dia juga tampaknya tidak sungguh-sungguh untuk melarangku. Hanya mulutnya saja yang seolah melarang, sementara tangannya cuma sebatas memegang pergelangan tanganku, sambil tetap membiarkan telapak tanganku terus mengelus dan meremas buah dadanya yang mulai mengeras membusung.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Suasana angin pantai yang dingin di luar sana, sangat kontras dengan keadaan di dalam kamar tempat kami bergumul. Aku dan Eksanti mulai merasa kegerahan. Aku akhirnya membuka kaosku sehingga bertelanjang dada. “Santi, Mas sangat ingin melihat payudaramu, ‘yang..”, ujarku sambil mengusap bagian puncak puting payudaranya yang menonjol. Eksanti kembali menatapku tajam. Mestinya aku tidak perlu memohon kepadanya karena saat itupun aku sudah membelai dan meremas-remas payudaranya. Tetapi entah mengapa aku lebih suka jika Eksanti yang membuka kaosnya sendiri untukku. “Tapi janji Mas yaa.., cuma yang ini aja”, katanya lagi. Aku cuma mengangguk, padahal aku tidak tahu apa yang mesti aku janjikan lagi. Eksanti akhirnya membuka kaos ketat warna orange-nya di depan mataku. Aku terkagum-kagum ketika menatap dua gundukan daging di dadanya, yang masih tertutup oleh sebuah berwarna bra berwarna hitam. Payudara itu begitu membusung, menantang. Bukit-bukit di dada Eksanti naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. Sambil berbaring Eksanti membuka pengait bra di punggungnya. Punggungnya melengkung indah. Aku menahan tangan Eksanti ketika dia mencoba untuk menurunkan tali bra-nya dari atas pundaknya. Justru dengan keadaan bra-nya yang longgar karena tanpa pengait seperti itu, membuat payudaranya semakin menantang. Payudaranya sangat putih kontras dengan warna bra-nya, sangat terawat dan sangat kencang, seperti yang selama ini selalu aku bayang-bayangkan. “Payudaramu masih tetap bagus sekali. Santi, kamu pintar merawat, yaa..”, aku mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya. “Pantes si Yoga jadi tergila-gila sama dia,”, pikirku. Lalu, perlahan-lahan aku menarik turun cup bra-nya. Mata Eksanti terpejam. Perhatianku terfokus ke puting susunya yang berwarna merah kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar, namun ujung-ujung puncaknya begitu runcing dan kaku. Aku mengusap putingnya lalu aku memilin dengan jemariku. Eksanti mendesah. Mulutku turun ingin mencicipi payudaranya. “Egkhh..”, rintih Eksanti ketika mulutku melumat puting susunya. Aku mempermainkan dengan lidah dan gigiku. Sekali-sekali aku menggigit lembut putingnya, lalu aku hisap kuat-kuat sehingga membuat Eksanti menarik, menjambak rambutku. Puas menikmati buah dada yang sebelah kiri, aku mencium buah dada Eksanti yang satunya, yang belum sempat aku nikmati. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan silih berganti keluar dari mulut Eksanti. Sambil menciumi payudara Eksanti, tanganku turun membelai perutnya yang datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perut Eksanti. Aku membelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk meraba bagian kewanitaannya yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang dikenakan Eksanti.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Secara tiba-tiba, aku menghentikan kegiatanku, lalu berdiri di samping ranjang. Eksanti tertegun sejenak memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aku membuka pantalon warna hitam yang aku kenakan. Sengaja aku membiarkan lampu kamar cottage itu menyala terang, agar aku bisa melihat secara jelas detil dari setiap inci tubuh Eksanti yang selama ini sering aku jadikan fantasi seksualku. Aku masih berdiri sambil memandang tubuh Eksanti yang tergolek di ranjang, menantang. Kulitnya yang putih membuat mataku tak jemu memandang. Perutnya begitu datar. Celana jeans ketat yang dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna. Puas memandangi tubuh Eksanti, lalu aku membaringkan tubuhku di sampingnya. Aku merapikan untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Eksanti. Aku membelai lagi payudaranya. Aku mencium bibirnya sambil aku masukkan air liurku ke dalam mulutnya. Eksanti menelannya. Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans-nya yang memang agak longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan Eksanti yang masih tertutup celana dalamnya. Eksanti menahan tanganku, ketika jari tengah tanganku membelai permukaan celana dalamnya tepat diatas kewanitaannya. Ia telah basah.. Aku terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling pribadi pada tubuh Eksanti. Pinggul Eksanti perlahan bergerak ke kiri.., ke kanan.. dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang dialaminya. “Mas, nanti kita terlalu jauh, Mas..”, ujarnya perlahan sambil menatap sayu ke arahku. Matanya yang sayu ditambah dengan rangsangan yang tengah dialaminya, menambah redup bola matanya. Sungguh, aku semakin bernafsu melihatnya. Aku menggeleng lalu tersenyum, bahkan aku malah menyuruh Eksanti untuk membuka celana jeans yang dipakainya. Tangan kanan Eksanti berhenti pada permukaan kancing celananya. Ia kelihatan ragu-ragu. Aku lalu berbisik mesra ke telinganya, kalau aku ingin memeluknya dalam keadaan telanjang seperti yang selama ini senantiasa aku mimpikan. Eksanti lalu membuka kancing dan menurunkan reitsliting celana jeans-nya. Celana dalam hitam yang dikenakannya begitu mini sehingga rambut-rambut pubis yang tumbuh di sekitar kewanitaannya hampir sebagian keluar dari pinggir celana dalamnya. Aku membantu menarik turun celana jeans Eksanti. Pinggulnya agak dinaikkan ketika aku agak kesusahan menarik celana jeans itu. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan celana dalam. Tubuhnya tampak semakin seksi saja. Pahanya begitu mulus. Memang harus aku akui tubuhnya begitu menarik dan memikat, penuh dengan sex appeal. Eksanti menarik selimut untuk menutupi permukaan tubuhnya. Aku beringsut masuk ke dalam selimut lalu memeluk erat tubuh Eksanti. Kami berpelukan. Aku menarik tangan kirinya untuk menyentuh kepala kejantananku. Dia tampak terkejut ketika mendapatkan kejantananku yang tanpa penutup lagi. Memang, sebelum aku masuk ke dalam selimut, aku sempat melepaskan celana dalamku tanpa sepengetahuan Eksanti. Aku tersenyum nakal. “Occhh..”, Eksanti semakin kaget ketika tangannya menyentuh kejantananku yang telah tegak menegang. “Kenapa, Santi?”, aku bertanya pura-pura tidak mengerti. Padahal aku tahu dia pasti terkejut karena merasakan betapa telah kuat dan kokohnya kejantananku saat ini. Eksanti tersenyum malu. Sentuhan kejantananku di tangannya membuat Eksanti merasa malu, tetapi hati kecilnya mau, ditambah sedikit rasa takut, mungkin.. Kini, Eksanti mulai berani membelai dan menggenggam kejantananku. Belaiannya begitu mantap menandakan Eksanti begitu piawai dalam urusan yang satu ini. “Tangan kamu semakin pintar yaa.., Santi”, ujarku sambil memandang tangannya yang mulai mengocok-ngocok lembut sekujur kejantananku. “Ya, mesti dong..,’kan Mas yang dulu ngajarin Santi!”, jawabnya sambil cekikikan. Mendapat jawaban pertanyaan seperti itu, entah mengenapa hasrat birahiku tiba-tiba menjadi semakin liar.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Namun aku tetap berusaha bertahan untuk sementara waktu, sebelum aku merasakan ia benar-benar siap untuk berpaducinta denganku. Sambil meresapi kenikmatan usapan-usapan yang aku rasakan di sepanjang kulit batang kejantananku, jari-jemariku yang nakal mulai masuk dari samping celah celana dalam Eksanti. Telapak tanganku langsung menyentuh bibir kewanitaannya yang sudah merekah basah. Jari telunjukku membelai-belai sejumput daging kecil di dalam lepitan celahnya, sehingga Eksantipun semakin merasakan nikmat semata. “Kamu mau mencium kejantananku nggak, Santi?”, tanyaku tanpa malu-malu lagi. Eksanti tertawa sambil mencubit batang kejantananku. Aku meringis. “Kalau punya Mas yang sekarang, kayaknya Santi nggak bisa?”, ujarnya. “Kenapa memangnya, apa bedanya punya Mas yang dulu dengan yang sekarang?”, tanyaku penasaran. “Yang sekarang kayaknya nggak muat di mulutku, soalnya rasanya tambah besar dari yang dulu..”, selesai berkata demikian Eksanti langsung tertawa kecil. “Kalau yang dibawah, gimana?”, tanyaku lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam lubang kewanitaannya. Eksanti merintih sambil menahan tanganku. by majalahsex.com Tetapi jariku sudah terlanjur tenggelam ke dalam liang senggamanya. Aku merasakan liang kewanitaannya berdenyut menjepit jariku. Oooch.., pasti nikmat sekali kalau saja kejantananku yang diurut, pikirku. Tiba-tiba, matanya memandang tajam ke arahku, dengan muka yang agak berkerut masam. “Kenapa, Santi, ada apa ‘yang?”, aku bertanya sambil menarik tanganku dari liang kewanitaannya. Aku tahu dia marah, tetapi apa sebabnya..? “Anak ini, kok aneh banget, jual mahal lagi”, pikirku. “..atau dia ingat Yoga, sehingga tiba-tiba ia merasa bersalah?” “..terus ngapain dia mau aku cumbu sejak kemarin?”, aku masih penasaran dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah. “Mas ‘kan sudah janji untuk tidak melakukannya, ‘kan?”, tiba-tiba Eksanti berbicara. Aku terdiam. “Aku tadinya nggak mau kita masuk ke kamar ini, karena aku takut kita nggak bisa menahan keinginan untuk melakukannya lagi, Mas”, tambahnya memberikan pengarahan kepadaku. “Bagaimanapun juga khusus untuk yang satu ini, Santi tidak dapat memberikan buat Mas lagi. Bukan hanya Mas yang nggak tahan, aku juga sebenarnya sudah nggak tahan.. Aku nggak munafik, Mas. Tapi.. kumohon, please.. Mas mau mengerti posisiku sekarang”, sambil berkata demikian Eksanti mencium keningku. Aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Dalam posisi yang sudah sama-sama telanjang, kecuali Eksanti yang masih mengenakan celana dalamnya, berdua di dalam sebuah kamar di tepi laut yang romantis, dapat dibayangkan apa sebenarnya yang bakal terjadi. Tetapi kali ini tidaklah demikian. Bayanganku tentang kenikmatan saat bercinta dengan Eksanti sirna sudah, atau setidaknya tidak dapat aku rasakan saat ini. Tapi sampai kapan? Aku jadi berpikiran untuk memaksanya saja melakukan persetubuhan, tetapi hal itu bertentangan dengan hati nuraniku. Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan diam. Kejantananku yang tadi aku rasakan telah tegang menantang, tiba-tiba menjadi lemas dalam genggaman tangan Eksanti. Eksanti meminta maaf kepadaku, menyadari kalau aku kecewa dengan pernyataannya. Aku merasa sudah tidak mungkin bisa untuk melanjutkan permainan cinta lagi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku akhirnya meminta ijin kepada Eksanti untuk mandi. Sungguh,.. aku merasa kecewa sekali. Di dalam kamar mandi, aku lama terdiam. Aku memandang tubuhku di depan cermin. Kemudian aku guyur tubuhku dengan air yang mengalir deras dari shower di atas kepalaku. Aku ingin mendinginkan suhu tubuhku. Tiba-tiba, aku merasakan ada orang lain yang memelukku dari arah belakang. Aku terkejut, namun cuma sesaat setelah menyadari, ternyata Eksantilah yang ada di belakangku. Dia tersenyum memandangku. “Ecchh.. kamu Santi, jangan deket-deket acchh.., aku masih kesel nih!!”, gumamku berpura-pura sambil mencoba membalas senyumannya. “Aku ingin mandi bersamamu, Mas,.. boleh?”, pintanya manja. Aku tidak menjawab permintaannya. Aku langsung menarik tubuhnya untuk berhadapan denganku. Masih di bawah guyuran air yang mengalir dari shower, aku menangkap lengannya, lalu memandang tajam ke arahnya. Berulang kali tanganku mencoba mengusap wajah cantik sensualnya dari guyuran air. Rambutnya yang basah semakin menambah keerotisan wajahnya. Dengan perlahan tanganku menangkap payudaranya dan mengusap, meremas kuat. Eksanti meringis. Bukannya melarang, Eksanti malah mengambil sabun, dan mulai menyabuni tubuhku. Mula-mula dari dada, ke belakang punggung lalu menuju ke bawah, ke batang kejantananku. Aku merasa aneh atas sikapnya yang berubah-ubah dan suka menggoda. Diusapnya lembut batang kejantananku yang sedikit demi sedikit mulai mengeras kembali. Tangannya yang penuh dengan busa sabun, begitu lembut mengocok batang kejantananku sehingga aku merasa sangat nikmat. Aku tidak tinggal diam, aku membalas menyabuni sekujur tubuh Eksanti. Aku mengikuti setiap gerakan yang dibuatnya terhadap tubuhku lalu aku mempraktekkan kepadanya. Aku membalikkan tubuh Eksanti, sehingga kini ia membelakangiku. Sengaja aku memposisikan tubuhnya berada di depanku, agar aku dapat melihat bagian depan tubuhnya pada permukaan cermin di depannya. Aku melihat ekspressi wajah Eksanti pada permukaan cermin. Mata kami beradu pandang, sementara tanganku membelai-belai payudaranya yang mulai mengeras. Aku mempermainkan puncak-puncak putungnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba bulu-bulu lebat di sekitar liang kewanitaan Eksanti. Dengan sedikit membungkukkan tubuh, aku meraba permukaan bibir kewanitaan Eksanti. Jari tengahku mempermainkan klitorisnya yang mengeras terkena siraman air. Batang kejantananku yang kini sudah siap tempur, berada dalam genggaman tangan Eksanti. Sementara aku merasakan, celah kewanitaan Eksanti juga sudah mulai mengeluarkan cairan cinta yang meleleh melewati jemari tanganku yang kini sedang menyusuri lorong di dalamnya. Aku membalikkan tubuh Eksanti kembali, sehingga kini posisinya berhadap-hadapan denganku. Aku memeluk tubuh Eksanti sehingga batang kejantananku menyentuh pusarnya. Tanganku membelai punggungnya, lalu turun meraba bukit-bukit pantatnya yang membulat indah. Eksanti membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pundakku. Kedua telapak tanganku meraih pantat Eksanti. Aku meremas dengan sedikit agak kasar, lalu aku mengangkat agak ke atas, agar batang kejantananku berada tepat di depan gerbang kewanitaannya. Kaki Eksanti kini tak lagi menyentuh permukaan lantai kamar mandi. Kaki Eksanti dengan sendirinya mengangkang ketika aku mengangkat pantatnya. Meski agak susah namun aku tetap berusaha agar batang kejantananku bisa masuk merasakan jepitan liang kewanitaan Eksanti. Aku merasakan kepala kejantananku sudah menyentuh bibir kewanitaan Eksanti. Aku menekan perlahan, seiring dengan menarik buah pantatnya ke arah tubuhku. Eksanti menggeliat. Aku merasa kesulitan untuk memasukkan batang batang kejantananku ke dalam liang kewanitaan Eksanti, karena kejantananku yang terus-terusan basah terkena air shower. Akhirnya, aku mengangkat tubuh Eksanti ke luar dari kamar mandi. Bagaimanapun juga aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, apalagi terbukti tadi, Eksanti hanya diam saja ketika aku berusaha menyusupkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Pada saat aku membawanya menuju tempat tidur, Eksanti melingkarkan kedua kakinya di pinggangku. Aku membaringkan tubuhnya di atas kasur. Lalu, denhan hati-hati tubuhku menyusul menimpa ke atas tubuhnya. Kami tidak mempedulikan butiran-butiran air yang masih menempel di sekujur tubuh kami, sehingga membasahi permukaan kasur. Aku menciumi lagi lehernya yang jenjang lalu turun melumat puting payudaranya. Telapak tanganku terus membelai dan meremasi setiap lekuk dan tonjolan tubuh Eksanti. Aku kembali melebarkan kedua pahanya, sambil mengarahkan batang kejantananku ke bibir kewanitaan Eksanti. Eksanti mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. Aku menatap mata Eksanti penuh hasrat nafsu. Bola matanya seakan memohon kepadaku untuk segera memasuki tubuhnya. “Aku ingin bercinta denganmu, Santi”, bisikku pelan, sementara kepala kejantananku masih menempel di belahan liang kewanitaan Eksanti. Kata-kataku yang terakhir ini ternyata membuat wajah Eksanti memerah. Mungkin, ketika bersama Yoga, dia jarang mendengar permintaan yang terlalu to the point begitu. Aku bisa memastikan, Eksanti agak malu mendengarnya. Aku berhenti sesaat untuk menunggu jawaban permohonanku kepadanya, karena bagaimana pun aku tidak mau melakukan persetubuhan tanpa memperoleh persetujuan darinya. Aku bukan tipe laki-laki yang demikian. Bagiku berpaducinta adalah kesepakatan, sepakat berdasarkan kesadaran tanpa adanya unsur pemaksaan. Eksanti menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. Bukan main rasa senangnya hatiku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
AGEN TOGEL ONLINE TERPRECAYA / AGEN OINLINE TERBESAR / TERAMAN DAN TERNYAMAN</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2uYY7tk" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="574" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_vNILixIiD_oG68udYXCWa0JwsILLTmUYGSSGyoBpG6rSUhGLNzKi8YuXUOlmgHsN6Juc7bUOqmIzbY5ClQ-x9p-Vr_hBJd83jAgRBobQjXcCuAvbP8iiFZkXA-ow1ayhaJT4lOSXPDm9/s640/Lexustoto.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2uYY7tk">KAMI SIAP MELAYANI ANDA DENGAN PELAYANAN TERBAIK !!</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Akhirnya.. “..yes!”. Aku berjanji akan memperlakukannya dengan hati-hati sekali, begitu yang ada dalam fikiranku. Kini aku berkonsentrasi penuh dengan menuntun batang kejantananku yang perlahan mulai menyusup melesak ke dalam liang kewanitaan Eksanti. Mula-mula terasa seret memang, namun aku malah semakin menyukainya. Perlahan namun pasti, kepala kejantananku membelah liang kewanitaannya yang ternyata begitu kencang menjepit batang kejantananku. Dinding dalam kewanitaan Eksanti ternyata sudah begitu licin, sehingga agak memudahkan kejantananku untuk menyusup lebih ke dalam lagi. Eksanti memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku, hingga aku agak kesakitan. Namun aku tak peduli. “Mas, gede banget, occhh..”, Eksanti menjerit lirih. Tangannya turun menangkap batang kejantananku. “Pelan maas..”, ujarnya berulang kali, padahal aku merasa aku sudah melakukannya dengan begitu pelan dan hati-hati. Mungkin karena lubang kewanitaannya tidak pernah lagi dimasuki batang kemaluan seperti milikku ini. Soalnya aku tahu pasti ukuran kejantanan Yoga, pacar Eksanti tidaklah sebesar yang aku miliki. Makanya Eksanti agak merasa kesakitan. Akhirnya batang kejantananku terbenam juga di dalam kewanitaan Eksanti. Aku berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding kewanitaan Eksanti. Denyutan itu begitu kuat, sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Aku melumat bibir Eksanti sambil perlahan-lahan menarik batang kejantananku,.. untuk selanjutnya aku benamkan lagi, masuk.., keluar.., masuk.., keluar.. Aku meminta Eksanti untuk membuka kelopak matanya. Eksanti menurut. Aku sangat senang melihat matanya yang semakin sayu menikmati batang kejantananku yang keluar masuk di dalam kewanitaannya. “Aku suka kewanitaanmu, Santi, kewanitaanmu masih tetap rapet, ‘yang”, ujarku sambil merintih keenakan. Sungguh, liang kewanitaan Eksanti masih terasa enak sekali. “Icchh.. Mas ngomongnya sekarang vulgar banget”, balasnya sambil tersipu malu, lalu ia mencubit pinggangku. “Tapi enak ‘kan, ‘yang?”, tanyaku, yang dijawab Eksanti dengan sebuah anggukan kecil. Aku meminta Eksanti untuk menggoyangkan pinggulnya. Eksanti langsung mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya. “Suka batang kejantananku, Santi?”, tanyaku lagi. Eksanti hanya tersenyum. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Batang kejantananku terasa seperti diremas-reMas. Masih ditambah lagi dengan jepitan liang senggamanya yang sepertinya punya kekuatan magis untuk menyedot meluluh lantakkan otot-otot kejantananku. “Makin pintar saja dia menggoyang”, batinku dalam hati. “Occhh..”, aku menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Aku mencoba mengangkat dadaku, membuat jarak dengan dadanya, dengan bertumpu pada kedua tanganku. Dengan demikian aku semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama Eksanti. Aku memperhatikan dengan seksama kejantananku yang keluar masuk lincah di sana. Dengan posisi seperti ini aku merasa begitu jantan. Eksanti semakin melebarkan kedua pahanya, sementara tangannya melingkar erat di pinggangku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul Eksanti yang semakin tidak terkendali. “Santii.. enak banget, ‘yang, kamu makin pintar, ‘yang..”, ucapku merasa keenakan. “Kamu juga, Mas.., Santi juga enakk..”, , jawabnya agak malu-malu. Eksanti merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan. Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata-kata, “aduh..occhh..”, yang diucapkan terputus-putus. Aku merasakan liang senggama Eksanti semakin berdenyut sebagai pertanda Eksanti akan mencapai puncak pendakiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya. Namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan-pelan, untuk menurunkan daya rangsangan yang aku alami. Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini dengan tergesa-gesa. Aku mempercepat goyanganku ketika aku menyadari Eksanti hampir mencapai orgasmenya. Aku meremas payudaranya kuat-kuat, seraya mulutku menghisap dan menggigiti puting susu Eksanti. Aku menghisap dalam-dalam. “Occhh.. Mas..”, jerit Eksanti panjang. Aku membenamkan batang kejantananku kuat-kuat ke liang senggamanya hingga mencapai dasar rongga yang terdalam. Eksanti mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhnya melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya mengejang. Kepalaku ditarik kuat-kuat hingga terbenam di antara dua bukit payudaranya. Pada saat tubuhnya menghentak-hentak, ternyata aku merasa tidak sanggup lagi untuk bertahan lebih lama. “Saanntii.. aakuu.. mau keluaarr.. saayang.. occhh.. hh..”, jeritku. Aku ingin menarik keluar batang kejantananku dari dalam liang senggamanya. Namun Eksanti masih ingin tetap merasakan orgasmenya, sehingga tubuhku serasa dikunci oleh kakinya yang melingkar di pinggangku. Saat itu juga aku merasa hampir saja memuntahkan cairan hangat dari ujung kejantananku yang hampir meledak. Aku merasakan tubuhku bagaikan layang-layang putus yang melayang terbang, tidak berbobot. Aku tidak sempat menarik keluar batang kejantananku lagi, karena secara spontan Eksanti juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya, berulang kali. Mulutku yang berada di belahan dada Eksanti menghisap kuat kulit putihnya, sehingga meninggalkan bekas merah pada disana. Telapak tanganku mencengkram buah dada Eksanti. Aku meraup semuanya, sampai-sampai Eksanti merasa agak kesakitan. Aku tak peduli lagi. Hingga akhirnya.. plash.. plash.. plash.. (8X), spermaku akhirnya muncrat membasahi lubang sorganya. Aku merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul Eksanti pada saat aku mengalami orgasme. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Eksanti. Batang kejantananku masih berada di dalam liang kenikmatan Eksanti. Eksanti mengusap-usap permukaan punggungku. “Kamu menyesal, Santi?”, ujarku sambil mencium pipinya. Eksanti menggeleng pelan sambil membalas membelai rambutku. Aku tersenyum kepadanya. Eksanti membalas. Aku meyandarkan kepalaku di dadanya. by majalahsex.com Jam telah menunjukkan pukul 21:00 dan aku mesti cepat pulang ke rumah, karena tadi aku tidak sempat membuat alasan untuk pulang terlambat. Begitu pula dengan Eksanti, yang saat itu telah memiliki kebiasan baru selayaknya calon pasangan suami istri, yaitu makan malam bersama Yoga di rumah kost mereka. Sebelum berpisah, kami berciuman untuk beberapa saat. Itu adalah ciuman kami yang terakhir.., percintaan kami yang terakhir.., sebelum akhirnya Yoga menikahi Eksanti, 2 bulan kemudian ..</div>
<br />LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-3785406794162299892019-06-17T22:14:00.001-07:002019-06-28T01:58:16.137-07:00Cerita Dewasa - Nafsu Double Walau Janda Tapi Lebih Menggoda !! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaj5CSFgsyecURDJMDkvHltmaAhyf9Yy0HCdLCEpk3v0oyWnZwKY_wX5CHgZwYakaKMfIXiqQWzxGS1QBo-SgdMd8-xR3PqjSIH7Mb_xCTylpgd2m8BbcCvXXcIp0dzgrAwkAGlFuaGheJ/s1600/40093918_2057367157907726_2953565907252680276_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaj5CSFgsyecURDJMDkvHltmaAhyf9Yy0HCdLCEpk3v0oyWnZwKY_wX5CHgZwYakaKMfIXiqQWzxGS1QBo-SgdMd8-xR3PqjSIH7Mb_xCTylpgd2m8BbcCvXXcIp0dzgrAwkAGlFuaGheJ/s400/40093918_2057367157907726_2953565907252680276_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">kali ini bercerita tentang pengalaman yang saya alami 3 tahun yang lalu,sebelumnya, perkenalkan Namaku Sony, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh.</span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kehadiran anak2 jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Sinta kini berusia 10 tahun dan jeremy adiknya berusia enam tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sejalan dengan itu, nafsu birahi ku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tidak terasa 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Sony. Boleh saya lihat mesinnya?”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Linda. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.” </div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aku Sony”, sahutku sopan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.” </div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ah, Sony bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Linda, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Saya menunggu Sony di rumah.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Linda. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Linda tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Pak Sony?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Linda menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Linda keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Selamat datang ke rumahku”, katanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Linda.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Biar masuk sore aja, Bu”, kata Linda, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Linda membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi ku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aku tahu, Sony suka”, katanya sambil duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Sony tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir memeknya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Linda. Ia pasti akan ketagihan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Au.. Besarnya”, kata Linda sambil mengelus lembut kemaluanku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahi nya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.</div>
<h3 style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Agen Togel terpercaya - Situs paling aman dan terbaik pelayanannya !!</h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KmTDGJ"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="870" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpmDuErk3yLkyT6J8gY8tdy90tx5GlkwC6h-rrIb9WtenlF_c134sDivDDLltz7NSHZfHWFlgjz6THnqDiVLLm6i0bQlkPfQ4Seox5DhzUMez5RfDPjxzpHM4csf7Cn3DTR49i6NrHSYyM/s400/AA.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KmTDGJ">Agen BO Terpercaya </a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aku mau keluar, Linda”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Linda yang cantik bahenol dan seksi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahi nya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Sony, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Linda juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Linda tidak menyesal bersetubuh denganku?”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi .</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Linda”, kataku, “Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.” kataku, disambut dengan tawa cerianya.</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-44885544918176210042019-06-17T21:11:00.002-07:002019-06-28T01:58:07.790-07:00Cerita Dewasa - Lulus kuliah Langsung Jadi Wanita Pemuas Nafsu !!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxuL5su6HEX-UZVJ24EDenD5KeaK_fNmmbNgLjsK35_eC5sjeOfhp8U9BySkU6G1TVuMZp7QKv-BsczGdUScmRjXMqRwwWNQjepVzaZ0MrIhY_SxVt1ladp2IQaFCwpWEWAg-PjfgYAM-4/s1600/ACSszfFjasP8nGKZcrhfR55t7u5o_Zogf97JQlyE3A%253Ds900-mo-c-c0xffffffff-rj-k-no.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="900" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxuL5su6HEX-UZVJ24EDenD5KeaK_fNmmbNgLjsK35_eC5sjeOfhp8U9BySkU6G1TVuMZp7QKv-BsczGdUScmRjXMqRwwWNQjepVzaZ0MrIhY_SxVt1ladp2IQaFCwpWEWAg-PjfgYAM-4/s400/ACSszfFjasP8nGKZcrhfR55t7u5o_Zogf97JQlyE3A%253Ds900-mo-c-c0xffffffff-rj-k-no.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Aku Sintia. Setelah lulus kuliah aku langsung bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di jakarta. Belon lama aku lulus dan bekerja, kedua orang tuaku yang sudah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah putra kerabat jauh mereka. aku menuruti saja kemauan kedua orang tuaku, walaupun sekarang sudah gak jamannya lagi menerapkan pernikahan ala Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih, aku langsung nikah tanpa pacaran sebelumnya.</span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor. Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini. Walaupun kesal ya aku iya aja. “Sintia ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah. “Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja dinikahinya. Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal hihi. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang nyolek2. Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku. Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan. Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar. “sorry bang, tadi Sintia nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon slesai kerjanya bang”. “Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Sintia tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa. Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Sintia”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.“nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Sintia buatin kopi ni”. “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya. “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya. setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?” tanyaku balik. “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?” “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum. Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Sintia seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 critaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu. pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk. Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf. Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Sin, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu. Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar. Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya. “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Sintia yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng Sintia,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya. “Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik. “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya. “ohh… Sintia kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya, “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya. Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju. Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik. “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu. Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Sintia dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik”, aku menggodanya. “udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Sin”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Sintia”. perlahan dia duduk disampingku. Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Sin, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.” “ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Sintia sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Sintia nggak keganggu. Sintia mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?” “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi. “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?” “ooh..” langsung dia mencium pipiku. “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa. “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah. “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Sintia prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Sintia ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan. “mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” “ya nggak lah, Sintia juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku. “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku. “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing. “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu. “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” “Sintia mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya. “lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa. “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku. <b style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Cerita seks99</b></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh. Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel. “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, jawabnya untuk meredakan rasa keselku. “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum. “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya. “Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Sin, celana kamu basah” “iya, Sintia kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Sintia gituin nggak?” tanyaku. “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Sintia udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku. Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan. Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Sintia nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn..”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Sintia pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Sin?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat. “Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental. Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku. Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Sintia tau enaknya gak ketulungan gini, Sinta dah minta dari awal”. Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Sintia keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.<br />
“Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”. “kok udahan sih? sorry tadi Sintia keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku, “Sin, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Sintia juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Sintia”, jawabku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’. Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya. “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Sintia kan masih perawan”. “gak apa-apa nanti aja.” “tapi Sintia pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya. “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya. “Ayo bang cepat, Sintia sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata. Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku. “sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya. Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat. kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Sintia mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe akhirnya, “mmhh…Sintia…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Sin..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Sintia hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum. “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Sintia mau lagi ya”. “Enak kan Sin kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku. “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69. Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku. “Sin kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” ajakku bersemangat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan<br />
perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah. “Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini. “Ooohh.. baangg.. Sintia nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.<br />
Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Sin, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon kluar”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
Kami Merekomendasikan Bandar T0G3L Aman dan terpercaya !!! Tunggu apa lagi guys Yuk di klik Fotonya .. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2KQYVK2" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="630" data-original-width="850" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbtIRa2B9sR3X4H-g6kx4gyYgPfituiq4SjwOA81gq12ZRnFUNb9_hRxZNus68o3OVxT84ZS0yuYErs07vY8QcH4qoKq355ii6_5WidkFOjVDnbFuoyMJFO7s63MzjPObbDcyQ3XwNfoju/s400/Dynasty4d-Casino1.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
<a href="https://bit.ly/2KQYVK2">Kami Yang Terbaik !!</a></h3>
</td></tr>
</tbody></table>
Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku. jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.<br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku. Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya. Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas. “Bang.. Sintia nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” maninya muncrat.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya.</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3651046601593598106.post-56786588352612802512019-06-17T20:40:00.002-07:002019-06-28T01:56:49.667-07:00Cerita Dewasa - Perselingkuhan Dengan partner kerja !!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbFilgKLiFjCb-wSB9EJeWj-pahWLIlGjZST3ANJhcw5vj9kQSAFTDfLDsCPe-ZZpAWeAcn8cIWwNTWdQp7QtrckQQRYHyF5gDn4bQJbbJc0sBuw_8RaE-LxWZGOw0pNzFMiZruBtHfEeB/s1600/anny-sha-2-c40b8b4f8cb39949a61e4f270ca894bf.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="850" data-original-width="850" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbFilgKLiFjCb-wSB9EJeWj-pahWLIlGjZST3ANJhcw5vj9kQSAFTDfLDsCPe-ZZpAWeAcn8cIWwNTWdQp7QtrckQQRYHyF5gDn4bQJbbJc0sBuw_8RaE-LxWZGOw0pNzFMiZruBtHfEeB/s400/anny-sha-2-c40b8b4f8cb39949a61e4f270ca894bf.jpg" width="400" /></a><span style="background-color: white; color: #222222; display: inline; float: none; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Nama saya Adi. Seperti pria pada umumnya, aku sangat menyukai hubungan intim yang bebas untuk dilanjutkan sampai kepuasan tertinggi. Apalagi jika pasangan saya tidak banyak berharap lebih selain kepuasan seksual. Saya biasanya sangat bergairah terhadap wanita yang demikian. Itulah yang terjadi antara saya dan Sari. Ini terjadi selama 3 tahun terakhir.</span><br />
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Umurku kini 39 tahun sementara Sari berusia 34 tahun. Memang kami akhirnya berhenti berhubungan karena ia harus pindah ke luar kota sementara saya tetap di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selalu menjadi kenangan, bahkan sering merangsangku. Sari adalah seorang ibu dari d</div>
ua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di sebuah perusahaan milik pemerintah.<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm, sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Hubungan kami bermula dari kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah keurusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” .</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Luar biasanya, jawaban Sari lebih mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa pernah ia tersinggung atau marah. <a href="https://bit.ly/2WEuRn6">INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Nampaknya dia santai-santai aja dan menikmati percakapan, sejauh apapun. Pada suatu waktu, kamu keterusan ngobrol tentang hubungannya dengan sang suami. Kebetulan paginya, katanya, ia baru bersenggama dengan suaminya, namun nggak mencapai orgasme. Sementara suaminya selalu orgasme. Saya langsung memancing,” jadi lagi nanggung dong skarang, ya”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Eh, nggak nyangka dia menjawab,”napa, mo bantu nerusin nih.. emang mampu?”. Wah, bagi saya kesempatan nih. Aku langsung mengarahkan pembicaraan ke makan siang bareng di luar kantor. Dia mau banget. “Gimana kalo makannya di tempat yang berdua aja”, aku membuka obrolan di mobil ketika kami berangkat mencari tempat makan. Sari menjawab dengan pertanyaan sambil melihat ke arahku yang sedang nyetir,” di mana?”. Pikiranku tidak lain ke motel jam-jaman tentunya. Di situ bisa nonton tv, ngobrol, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa harus ketemu muka dengan pengantar makanan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku jelasin semua itu, dia malah nyambung,”masa cuman nonton tv, ngobrol, makan..”. Ini jawaban yang ngeresin banget. Aku merasakan desakan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat. Akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, ternyata dia memang telah sering ke motel dengan suaminya ketika pacaran dulu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Saya jadi sangat maklum, pantes Sari nggak kelihatan risi atau kaku sama sekali. Selesai membayar kamar dan pesen makanan, kamipun duduk di tempat sambil nonton tv. Ternyata ada channel video dengan film seks. Aku nggak pindahin lagi channelnya dan Sari nampaknya senang. Baru 2-3 menit, ia sudah merapatkan badannya ke tubuhku sambil berkata,” puasin aku ya..”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Aku langsung merapatkan bibirku ke bibirnya. Kamu berciuman sangat bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku ambil meraba-raba setiap sudut dalam mulut. Aku sangat terangsang, apalagi melihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tertutup rok. Wanita ini nampaknya sangat dingin dan cuek, pikirku. Inilah kebiasaan wanita yang sangat ku sukai dan sangat merangsangku. Aku membuka kancing bajunya dan langsung menyusupkan tanganku ke buah dada kirinya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Dia dengan cepat membuka tali bh sehingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku langsung mengulum putting salah satunya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku suka ekspresinya ketika terangsang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Ia makin terangsang, aku juga.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Tanganku telah masuk ke dalam celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap klitorisnya. Ini membuat ia tak tahan. Tanpa komando apa-apa, posisi kami berubah menjadi posisi 69.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kami saling mengisap sambil, ” aaaah.. eeeeh..haaaaaaahhh. .” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh panjang keenakan,” aaaauu.. enak, Di”. Aku lakukan ini sekitar 5 menit sampai Sari mendorongku kemudian mengangkang di sampingku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Ayo Di, nggak tahan nih. Masukin cepet..” Aku berputar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan ku dorong masuk.. enak sekali. Sari melenguh,” aaaaah.. ya teruuuss Di.”. Perlahan-lahan ku pompa liang senggamanya sementara dia memaju-mundurkannya dengan badan yang sangat kaku.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<h3 style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
YUK BERKUNJUNG DI WEBSITE KAMI DAN RASAKAN KEMENANGAN SETIAP HARINYA !!! </h3>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://bit.ly/2M8rNfl"><img border="0" data-original-height="185" data-original-width="272" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbF4NhL3tgfq6Q1HOtxsUSQBzx_sEAONeoxxiAS_I_BO9fO_oXhTanumPMjyRUdBWCbZwJrPclIO9Gkr0Yb3GI52oPLUgXN4hpFAtsPk330jELBQuUetXG705Nu_QtaUCq7Qh2dEGnka1x/s400/download.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h3>
<a href="https://bit.ly/2M8rNfl">Kami yang terbaik dan terpercaya </a></h3>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Rupanya ia mengejar orgasmenya yang pertama. “Terus Diiii, aku suka banget. “. Semenit kemudian badannya mengeras total sambil berteriak,” aaaaaaaaah. udah Di aku dapet. aaaaah”. Aku mendiamkan sedikit agar ia bisa tenang dulu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Enak banget, sayang”, katanya setelah agak tenang Aku kaget dia memanggilku dengan sebutan sayang. “Kamu sayang aku ya?”, aku bertanya sambil memulai memompa liang senggamanya lagi. “Iya dong, aku sayang kamu yang telah memuaskanku, selain menyayangi suamiku yang baik itu lho”, Sari menjawab.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kami bertempur lagi dan nampaknya Sari telah terangsang lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami benar-benar menikmati hubungan seks kami yang pertama. Akhirnya aku hampir mencapai puncak,” Sari, aku mo nyampe nih.aaaahhh” . “Yaaaah, aku juga”.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Semenit kemudian aku mencapai orgasme yang luar biasa sambil berteriak,” aaaaaahhh.”. Sari juga ternyata mencapai orgasmenya yang kedua sambil melenguh keras sekali,” aaaaauuuu.. Enak Di. enaaaak”. Kami terdiam sejenak. Cerita sex selingkuh</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<a href="https://bit.ly/2WEuRn6"> INFO BO TERPERCAYA </a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Setelah reda, kami berciuman lagi secara lembut sekali. Kemudian kami mandi bersama. Di bawah shower, kontolku tegang lagi. Sari juga terangsang karena ku gesek-gesek ke vaginanya ketika kami mandi sambil berpelukan. Akhirnya kami bersenggama lagi, kali ini sambil berdiri.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Karena sulit melakukannya sambil berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk menyelesaikan satu putaran kenikmatan. Lagi-lagi aku mengalami hubungan seks yang sangat ekspresif. Karena Sari sangat ekspresif, nggak malu-malu, aku jadi sangat terangsang.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Akhirnya kami mencapai kepuasan bersama, setelah aku harus menahan orgasme sebentar karena Sari belum akan orgasme. Akhirnya kami meledakkannya bersama-sama, ” aaahhhhhh… aaaahhh.”. Sampai pertengahan 2003 kami rutin berhubungan 2 atau 3 kali seminggu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
Kami melakukannya tanpa saling menuntut, kecuali menuntut kepuasan. Saya tidak pernah bermaksud memperistrinya, dia juga tidak pernah berangan-angan hendak bercerai dan menikah dengan saya. Cocok benar kemauan saya dengan kemauan dia. Saya kami hari berpisah. Skarang saya harus agak sering melakukannya sendiri, sambil berkhayal tentang hubungan seksku dengan Sari.</div>
LiveScore898http://www.blogger.com/profile/03733650038053300193noreply@blogger.com0